Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mengapa Ada Kiper Ketiga?

24 Juni 2021   18:51 Diperbarui: 15 April 2022   21:02 1465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak, kiper ketiga kasian ya nganggur ngga pernah main

Kalimat tersebut saya ucapkan ke Bapak ketika nonton timnas Italia melawan timnas Wales kemarin. Saya awalnya sempat bingung Mancini ngapain ganti kiper di menit-menit akhir.  

Wajarnya sih ganti kiper terjadi saat babak penalti atau kiper utama cedera, tapi saat itu Donnaruma dalam kondisi fit dan Italia sudah unggul. 

Bingungnya juga, saya kira penggantinya adalah Alex Meret yang "lebih muda dan menjanjikan", ternyata yang dipilih adalah Sirigu seorang kiper veteran yang berumur 34 tahun.

Setelah ditelusuri, alasannya pun mulai terkuak. Mancini ingin semua pemainnya punya menit bermain dan ada pengalaman kelam pribadinya. Pada Piala Dunia tahun 1990, Mancini dipanggil oleh timnas Italia tapi sama sekali tidak mendapatkan menit bermain. 

Bisa dibilang, memang seperti itulah risiko menjadi pemain cadangan di timnas. 

Cadangan di timnas lebih sakit dibandingkan di klub karena kompetisinya lebih singkat dan pelatih ngga mau ambil risiko kalau belum dalam posisi aman (aman dalam arti misalkan sudah pasti lolos atau sudah unggul jauh/di menit akhir).

Tapi ada yang lebih "menyakitkan" dibanding menjadi cadangan, yaitu cadangannya cadangan alias kiper ketiga.

Kiper ketiga adalah pemain yang menit bermainnya paling sedikit atau bahkan sama sekali tidak ada dalam sebuah klub maupun timnas. 

Kiper kedua masih lebih punya ada kesempatan main karena biasanya dimainkan untuk kompetisi lokal atau tim yang dihadapi jauh lebih mudah atau tim sudah dipastikan lolos.

Sementara kiper ketiga menit bermainnya hanya bergantung pada keberuntungan. Main ya bersyukur, kalau ngga main yaudah.

Scott Carson, Kiper ketiga Manchester City - Sumber: Pool via REUTERS
Scott Carson, Kiper ketiga Manchester City - Sumber: Pool via REUTERS
Sadarkah kalian sebenarnya kiper ketiga itu mempunyai empat jenis:

1. Fresh

Jenis ini biasanya kiper yang baru memulai kariernya, lulusan akademi atau usianya masih muda. Biasanya mereka diminta untuk mengamati terlebih dahulu dan dilatih bersama pelatih kiper tim utama. 

Kiper jenis ini masih ada kemungkinan untuk menjadi kiper utama atau bisa dipinjamkan maupun dijual kedepannya.

Contoh kiper jenis ini seperti Ruben Yanez di Real Madrid dan Johnstone (kiper timnas Inggris) saat di Manchester United.

2. Frustated Senior

Jenis ini biasanya kiper yang turun kasta, artinya sebelumnya dia merupakan kiper utama atau kiper kedua. Namun karena ada kedatangan kiper baru yang punya kualitas lebih baik, maka secara otomatis tergeser perannya. 

Kiper ini biasanya sudah dalam status "transfer list" atau dijual dan tinggal menunggu klub yang membeli saja.

Contoh yang paling terlihat adalah karier Sergio Romero di Manchester United. Sebelum kedatangan Dean Henderson, Romero jadi kiper kedua setelah De Gea dan tampil di kompetisi lokal serta Europa League. 

Nasib berubah ketika Henderson datang dan Romero pun jadi jarang bermain, resmi menjadi kiper ketiga.

3. Veteran Goalkeeper

Jenis ini biasanya kiper berpengalaman yang umurnya sudah tua kisaran 33 tahun ke atas atau dibilangnya veteran. 

Kiper jenis ini biasanya dulu sering bermain bahkan menjadi kiper utama sebuah tim tapi performa menurun seiring dengan umur bertambah. 

Contohnya seperti Scott Carson di Manchester City, Mark Schwarzer di Chelsea, dan Lee Grant di Manchester United

4. All-star

Jenis ini merupakan kiper utama di klubnya dan menjadi kiper pilihan untuk membela timnas namun hanya menjadi kiper ketiga. Alasannya karena tiga hal:

  • Kiper lain performanya lebih bagus (baca: dari segi torehan cleansheets biasanya) 
  • Reputasi (baca: kiper dari klub besar lebih dipilih) 
  • Preferensi pelatih

Reputasi memang bisa jadi tidak menjamin kiper tersebut menjadi kiper utama. 

Buktinya bisa dilihat di timnas Spanyol Euro 2020, di mana Unai Simon dari Athletic Bilbao lebih dipilih dibanding David de Gea dari Manchester United.

Ilustrasi Pelatih Kiper - Sumber: Petr Cech working with new goalkeeper Edouard Mendy (Photo by Darren Walsh/Chelsea FC via Getty Images
Ilustrasi Pelatih Kiper - Sumber: Petr Cech working with new goalkeeper Edouard Mendy (Photo by Darren Walsh/Chelsea FC via Getty Images
Lalu kalau kerjaannya cuman duduk di bangku cadangan, kenapa ada kiper ketiga dan apa perannya?

1. Melengkapi Administrasi

Aturan kiper ketiga bukanlah hal yang baru, bahkan umurnya sudah sangat tua. Dilansir dari Goal, aturan kiper ketiga ini sudah diperkenalkan sejak final Piala Dunia 1934. Sampai saat ini, aturan kiper ketiga tetap berlaku dan tertulis.

Contohnya di Piala Dunia 2018 Rusia, pada artikel FIFA 19.4 tertulis bahwa dari 23 pemain yang dibawa, 3 di antaranya haruslah penjaga gawang/kiper. 

Begitu juga dengan Euro 2020, kalian pasti melihat semua negara membawa tiga kiper. Ternyata, aturan kiper ketiga ini tertuang dalam artikel UEFA 43.01 yang menyatakan hal serupa seperti aturan FIFA, yaitu dari 23 pemain yang dibawa, 3 di antaranya haruslah penjaga gawang/kiper. 

Aturan ini sebenarnya dianggap kontroversial oleh beberapa pihak karena kiper ketiga dianggap mubazir dan jarang dipakai. Mereka beranggapan lebih baik jatah ini dipakai untuk pemain non-kiper saja.

2. Kiper SOS

SOS di sini berarti kiper ketiga menjadi pilihan darurat.

Kiper ketiga akan dibutuhkan dalam kondisi darurat meskipun sangat kecil kemungkinannya, seperti ketika kiper satu dan kedua mengalami cedera atau akumulasi kartu.

Kiper ketiga juga bisa dipakai dalam kondisi darurat seperti adu penalti. Masih ingat waktu Piala Dunia 2014?

Perempat final, timnas Belanda direpotkan oleh timnas kejutan Kosta Rika hingga berujung pada babak adu penalti. 

Secara mengejutkan, kiper utama mereka, Cillesen diganti oleh Tim Krul yang belum pernah bermain sama sekali sepanjang kompetisi. 

Penggantian ini pun membuahkan keajaiban, Tim Krul berhasil menyelamatkan dua penalti dan berhasil membawa Belanda ke babak semifinal. Kini, Tim Krul dijuluk sebagai "Penalty Killer"

3. Peran Player-Coach

Pernah mendengar istilah "player-coach?"

Istilah ini digunakan untuk anggota tim yang secara bersamaan memegang tugas bermain dan melatih. Dalam sepak bola, peran ini bukan berarti punya hak untuk mengganti pemain saat pertandingan (baca: Coach dan Manager itu berbeda)

Peran "player-coach" ini biasanya diisi oleh kiper veteran yang punya banyak pengalaman. Tugas mereka membantu goalkeeper coach untuk meningkatkan kualitas kiper tim sekaligus bisa menjadi pemain saat situasi SOS.

Contoh kiper yang punya peran ini adalah Tom Heaton yang baru saja dibeli Manchester United. Tentu aneh, MU ngapain beli kiper tua (35 tahun), padahal sudah punya De Gea dan Henderson yang kualitasnya bagus.

Dilansir dari Football Insider, Heaton ini ditawar oleh Manchester United untuk punya peran ganda alias menjadi kiper ketiga sekaligus membantu melatih kiper mereka. 

Bagaimana menurut kalian penting ngga sih ada kiper ketiga?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun