Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Protes Jersey Ukraina Euro 2020 dan Aneksasi Krimea 2014

10 Juni 2021   16:32 Diperbarui: 11 Juni 2021   03:32 1111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jersey Timnas Ukraina untuk Euro 2020 - Sumber: Twitter @USEmbassyKyiv

Semangat Mas Yarmolenko dkk ikut Euro 2020nya, jangan hiraukan Rusia.

Rusia memang dikenal sebagai negara yang reaksinya cepat kalau ada yang berani menyinggung. Kali ini, Rusia memberikan "review" tentang jersey Euro 2020 tetangganya, Ukraina.

Namun sayang reviewnya kurang bagus atau bahkan dikasih "bintang satu" oleh pihak Rusia. Alasannya bukan karena warnanya yang kuning nge-jreng tapi karena ada gambar lengkungan bawah kedua dari kiri (lihat gambar cover) yang bernama wilayah Krimea

Peta tersebut benar peta Ukraina tapi buat Rusia itu bukan punya Ukraina. Lengkungan bawah itu Rusia anggap sebagai miliknya dan Ukraina diminta untuk segera ganti desain.

Bayangin aja udah jadi disuruh ganti, repot kan ya

Presiden asosiasi sepak bola Ukraina, Andrii Pavelko, menyampaikan kalau peta tersebut menjadi lambang persatuan seluruh desa dan kota di Ukraina. Peta tersebut menjadi sumber kekuatan untuk anak asuh Shevchenko berlaga di Euro 2020. 

Berbeda dengan Rusia yang menganggap jersey itu adalah sebuah bentuk provokasi, bahkan Menteri Olahraga Rusia Oleg Matytsin mengajukan banding ke UEFA. 

Namun usaha Rusia tampaknya sia-sia karena UEFA sudah menyetujui desain jersey tersebut untuk digunakan di Euro 2020.

Pertanyaannya saat ini adalah ada apa Rusia dengan wilayah Krimea sampai segitunya menolak jersey Ukraina?

Asal Mulanya........

Peta Wilayah Krimea - Sumber: https://www.mapsofworld.com/
Peta Wilayah Krimea - Sumber: https://www.mapsofworld.com/
Hubungan antara Rusia dengan Krimea adalah terkait aneksasi atau dikenal sebagai peristiwa Crimea Annexation 2014. 

Aneksasi menurut Alm. Bapak Mochtar Kusumaatmadja adalah cara perolehan wilayah secara paksa serta sejauh mana tindakan demikian dianggap sah dan diakui oleh negara-negara lain dan dapat dilaksanakan dalam sistem yang berlaku dalam masyarakat internasional.

Singkatnya, aneksasi adalah tindakan sepihak yang sering diawali dengan penaklukan dan penguasaan wilayah oleh militer terhadap suatu wilayah yang ditaklukkan. 

Pada bulan Maret 2014, Rusia dinilai oleh beberapa pihak melakukan aneksasi di semenanjung Krimea yang merupakan wilayah bagian dari negara Ukraina. Semenanjung ini terbentang di antara dua wilayah laut yang strategis yaitu Laut Azov dan Laut Hitam. 

Aksi aneksasi berawal dari adanya konflik di Ukraina, setelah Presiden Ukraina Yanukovych menolak kesepakatan dagang dengan pihak Uni Eropa dan memilih untuk melakukan kerja sama dengan pihak Rusia setelah diberikan pinjaman dana sebesar 15 miliar USD.

Selain menolak kesepakatan dagang Uni Eropa, keberpihakan Yanukovych ke Rusia memang terlihat dari dua tindakan lainnya, seperti:

1. Pada bulan April 2010 ia membuat kesepakatan dengan Presiden Rusia Dmitry Medvedev untuk memperpanjang sewa pelabuhan di Sevastopol dengan Rusia sampai dengan 2042.

2. Yanukovych menyatakan bahwa kelaparan besar dari tahun 1932-1933 (kelaparan era-Soviet di mana 4 juta hingga 5 juta warga Ukraina meninggal tidak harus dianggap sebagai tindakan genosida yang dilakukan oleh otoritas Soviet terhadap rakyat Ukraina.

Euromaidan, pro Uni Eropa, demonstrasi 2014 di Ukraina - Sumber: Reuters
Euromaidan, pro Uni Eropa, demonstrasi 2014 di Ukraina - Sumber: Reuters
Akibat dari kebijakan tersebut, tercipta dua kelompok di Ukraina, yaitu pendukung kerja sama dengan Uni Eropa (Euromaidan) dan pendukung kerja sama dengan Rusia (back to the USSR). Akibatnya, Euromaidan memulai protes di pusat kota Kiev melawan pemerintah hingga kerusuhan tidak terkendali 

Untuk mencegah kerusuhan yang semakin meluas dan berkepanjangan, Presiden Ukraina Viktor Yanukovych mengadakan dialog dengan pihak oposisi pada tanggal 22 dan 23 Januari 2014. 

Dialog tersebut tidak menghasilkan kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak, sehingga kerusuhan atau protes pihak oposisi yang dipimpin Arseniy Yatsenyuk mencapai puncaknya pada pertengahan Februari 2014 dan membuat Presiden Viktor Yanukovych meninggalkan ibu kota negara Kiev menuju Rusia. 

Akibat keputusan meninggalkan negara Ukraina tersebut, Parlemen Ukraina memberhentikan Yanukovych dan menunjuk Yatsenyuk sebagai presiden sementara. 

Namun, Rusia menganggap bahwa Yanukovych tetap menjadi presiden yang sah dan sebagai ‘wujud kepeduliannya’ terhadap Yanukovych dan warga negara Rusia di Krimea, Rusia langsung turun tangan dengan menyiagakan pasukan di perbatasan Ukraina dan Krimea. 

Rusia juga melakukan propaganda dengan mengatakan Ukraina sebagai boneka Uni Eropa dan juga mengatakan bahwa pemerintah Ukraina terus melakukan kekerasan terhadap etnis Rusia. 

Tindakan ini menimbulkan berbagai reaksi dari negara-negara Barat, di mana mereka menganggap bahwa penempatan pasukan militer Rusia di Ukraina sudah melanggar kedaulatan suatu negara. 

Namun, Rusia berdalil bahwa hal tersebut dilakukan karena Yakunovych selaku Presiden Ukraina meminta Rusia untuk melakukan intervensi militer serta untuk mempertahankan perdamaian, legistimasi, serta hukum di Krimea. 

Sanksi demi sanksi dijatuhkan tapi Rusia tidak peduli. Puncaknya tanggal 16 Maret 2014, Rusia melaksanakan referendum mengenai sikap politik Krimea untuk bergabung dengan pemerintah Federasi Rusia. 

Referendum tersebut berakhir dengan 96,7% rakyat Krimea memilih bergabung dan pada tanggal 18 Maret 2014, semenanjung Krimea diresmikan sebagai subjek federal baru Rusia.

Peta Pipa Southstream Rusia - Sumber: Gazprom
Peta Pipa Southstream Rusia - Sumber: Gazprom
Motif tindakan aneksasi Rusia ini sebenarnya masih menjadi misteri. Ada yang menilai bahwa tindakannya sebagai wujud menyelamatkan etnis Rusia di Krimea dan ada juga yang menilai Rusia sedang mencoba kembali mengembalikan Empire seperti zaman Uni Soviet.

Dari sekian banyaknya motif, saya lebih sepakat dengan pernyataan pakta keamanan North Atlantic Treaty Organization atau NATO. NATO yang menaungi negara Ukraina, menyebutkan bahwa tindakan Rusia melakukan aneksasi terhadap wilayah Krimea adalah karena kepentingan energi.

Saat kuliah, saya pernah meneliti tentang potensi energi wilayah Krimea dan hasilnya memang memuaskan sih. Dalam artian, wilayah Krimea ini strategis untuk jalur pendistribusian energi dan punya kandungan migas yang melimpah.

1. Mulai dari distribusi energi

Terlihat dari gambar di atas menjelaskan bahwa proyek pipa gas Rusia South Stream melewati Laut Hitam yang berbatasan dengan wilayah Krimea. Dengan aneksasi Krimea, Rusia bisa mengamankan pipa tersebut guna menyalurkan gas ke pasar Eropa.

2. Aneksasi Krimea juga membuat operasi Armada Laut Hitam Rusia semakin leluasa. 

Armada Laut Hitam Rusia mempunyai basis di salah satu wilayah Krimea, yaitu Sevastopol, yang digunakan untuk melindungi berbagai "potensi" di sekitar semenanjung Krimea, salah satunya untuk kepentingan energi Rusia, khususnya dalam mengamankan proyek pipa migas dan eksplorasi migas.

3. Kandungan energi di wilayah laut teritori Krimea ini sangat melimpah. Aneksasi Krimea membuat Rusia berhasil mendapatkan empat blok migas, di antaranya: 

  • Skifska Area, merupakan ladang gas dengan luas 16000 kilometer persegi yang mempunyai possible extraction rate sebesar 10 miliar meter kubik gas alam dan evaluation of reserves sebesar 200-250 miliar meter kubik gas alam
  • Prikerchenska Area, merupakan ladang migas dengan luas 12960 kilometer persegi yang mempunyai possible extraction rate sebesar 4 juta ton minyak dan 4,5 miliar meter kubik.
  • Foros Area, merupakan ladang gas alam dengan luas 13615 kilometer persegi yang mempunyai possible extraction rate sebesar 2-3 miliar meter kubik gas alam.
  • Tavriya atau Pallace Area, merupakan ladang migas dengan luas 16000 kilometer persegi yang mempunyai possible extraction rate sebesar 2-3 miliar meter kubik gas alam dan evaluation of reserves sebesar 250-485 miliar meter kubik gas alam.

4. Aneksasi mempermudah Rusia untuk mengeksplorasi sumber daya minyak. 

Perusahaan minyak Ukraina, Chornomornaftohaz, yang bertanggung jawab untuk pengembangan dan ekstraksi energi Laut Hitam untuk Ukraina, dinasionalisasi oleh kelompok separatis pemerintah Krimea dan pasukan Rusia "tanpa seragam". Chornomornaftohaz kini menjadi bagian dari perusahaan migas nasional Rusia Gazprom yang dikontrol negara Rusia

Berapa kerugian yang dialami Ukraina? Pemerintah Ukraina memperkirakan total kerugian fasilitas dan potensi minyak dan gas menjadi 300 miliar USD, yang termasuk cadangan sumber daya sekitar 4 juta ton minyak

Dibalik siluet peta sekecil itu ternyata sangat besar manfaatnya bagi pemerintah dan masyarakat Ukraina. Wajar jika Ukraina berusaha untuk menunjukkan secara lantang lewat jersey dan disaksikan oleh dunia bahwa "Krimea adalah bagian dari Glory to Ukraine!"

Simak ulasan saya lainnya tentang Euro 2020:

Talenta Muda "Wonderkid" di Bawah 20 Tahun yang Siap Beraksi di Euro 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun