Tampak seperti pemikiran Los Galacticos di atas bukan? Cuma beda tempat penerapannya.
Bagi saya, kompetisi ESL di sini mencoba untuk membawa pemikiran Los Galacticos ala Perez ke level sistem sepakbola Eropa, di mana tim-tim terbaik dunia berkumpul di dalam satu liga dan bertanding satu sama lain. Dengan begitu, banyak pemasukkan yang akan didapat terutama lewat kita-kita ini yang menonton pertandingannya.
Bagaimana pendapat saya tentang kompetisi ini? Pro atau kontra?
Menurut saya ini ide yang gokil sih, ini lebih banyak mematikan dibanding menghidupkan. Simpelnya, dua belas pendiri menjadi anggota permanen kompetisi ini adalah suatu kegilaan.
Dua belas tim pendiri tidak akan goyah bagaimanapun performa mereka di liga domestik alias akan berada di situ terus. Ini menggambarkan bagaimana egois dan angkuhnya tim-tim ini.
Sistem kompetisi ESL yang tertutup hanya menunjukkan bagaimana mereka hanya memandang sepakbola sebagai bisnis semata. Padahal, kalau dilihat-lihat, tim-tim ESL ini juga tidak mewakili Eropa melainkan elit eropa dan bukan tim jago-jago amat.
Buktinya, malam tadi Real Madrid ditahan oleh Getafe, Arsenal ditahan oleh Fulham, ditambah Tottenham juga berada di papan tengah klasemen liga. Mereka yang merasa "jago dan hebat" pada kenyataannya juga ngga stabil-stabil amat performanya.
Ketimpangan akan terus meningkat di dunia sepakbola Eropa, tidak ada lagi kejutan-kejutan di mana "tim-tim Daud" mampu mengalahkan "tim-tim Goliath".
Hal yang kita saksikan nantinya di ESL adalah hanya pertandingan yang tujuannya bukan untuk sportivitas, momen, dan kenangan, melainkan sebuah pertunjukkan untuk kepentingan kemewahan semata.
"Sense this Super League plot will die on its preposterous and avaricious arse.” "(ESL ini akan mati di atas pantatnya yang tidak masuk akal dan serakah. " - Gary Lineker, Legenda Timnas Inggris
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H