Ada hal yang menarik dan dapat dijadikan sebagai pelajaran untuk anak bawang dari sosok Federico Valverde. Pemain berkewarganegaraan Uruguay berusia 22 tahun ini berubah dari yang sebelumnya anak bawang menjadi bintang saat pertandingan perempatfinal Liga Champions kemarin antara Liverpool vs Real Madrid. Fede membuktikan dirinya mampu menjadi bintang meskipun terjadi dua anomali, antara lain:
Bermain Bukan pada "Posisi Nyaman-nya"
Kondisi ini buat pusing pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, karena stok bek kanan sudah habis (sebenarnya ada satu lagi namanya Odrioziola cuman dia suka blunder, jadi anggap aja ngga ada) dan akhirnya pilihannya adalah menarik Valverde ke belakang.Â
Belum ada pernyataan resmi dari Zidane terkait alasan kenapa Valverde diperlakukan demikian, bisa kalian lihat di gambar kalau Valverde ini asing banget sama posisi bek kanan dan baru pas lawan Liverpool kemarin aja. Menurut saya sih ada tiga hal Valverde dipercaya (atau dipaksa) menjadi bek kanan:
1. Â Kemampuan bertahan dan menyerangnya seimbang, tidak lebih dan tidak kurang, pas pokoknya
2. Larinya cepat dan postur ideal (182 cm 78 kg), jadi ketika tim melakukan transisi bertahan atau menyerang dan harus adu-kontak, Fede bisa berguna. Fede ini bahkan menjadi pelari tercepat di Real Madrid hingga pernah mencapai 35.1 km/h
3. Fede salah satu pemain yang punya etos kerja dan mobilitas yang tinggi serta staminanya "ngga habis-habis"
Bermain dengan Pain Killer
Fede Valverde's girlfriend @Minabonino just tweeted this picture of his foot before the game, adding that Valverde received painkilling injections to play this game.
Commitment. pic.twitter.com/jQeGTKuYV1— Lucas Navarrete (@LucasNavarreteM) April 14, 2021
Ini adalah quote tweet analis Real Madrid dari tweet pasangannya Fede, Mina Bonino. Mina menceritakan bahwa Fede memilih untuk tetap bermain meskipun masih merasakan kesakitan pada bagian ankle akibat pertandingan sebelumnya melawan Barcelona. Untuk meredakan sakit, Fede disuntik dengan pain killer atau pereda sakit.Â
Tentu saja, pereda sakit ini tidak bisa terus-menerus dipakai dan wajib menerima anjuran serta dosis dari dokter. Sebab, kalau dipakai berlebihan akan menghasilkan efek samping. Dilansir dari website SehatQ, efek samping dari pereda sakit antara lain:
- Infeksi
- Reaksi alergi
- Pendarahan
- Kulit jadi kemerahan
- Ruptur atau kerusakan jaringan tendon, apabila suntikan diberikan langsung ke tendon
- Tulang, ligamen, dan otot jadi lemah. Namun ini hanya akan terjadi jika suntik steroid terlalu sering dilakukan.
- Pada penderita diabetes, kadar gula darah akan meningkat selama beberapa hari setelah suntikan diberikan.
Jadi, penggunaan pain killer ini hanya untuk kebutuhan mendesak plus tidak bisa terus-menerus dan biasanya setelah disuntik, pemain akan diistirahatkan dan disembuhkan sesuai dengan waktunya tanpa "jalur singkat" seperti disuntik ini.
Pengorbanan Membuahkan Hasil
Penyebab dirinya menjadi man of the match juga karena performanya di lapangan sama sekali ngga kelihatan kalau cedera. Malah saya juga baru tau Fede cedera pas sesudah pertandingan karena pas pertandingan berlarian ke-sana-kemari dan punya kontribusi besar mencegah Liverpool mencetak gol seperti video di atas. Atas kontribusinya tersebut, Real Madrid pun mampu lolos ke babak semifinal bertemu dengan Chelsea.
Anak Bawang dalam Dunia Sepakbola Eropa
Dalam dunia sepakbola Eropa, anak bawang sudah harus menghadapi tantangan dan kenyataan yang begitu keras dan berat.Â
Mengapa demikian?
1. Pertama, proses menjadi anak bawang sendiripun tidak mudah dan ketat. Proses di mana harus bersaing dengan calon anak bawang lainnya untuk menunjukkan kemampuan di depan para scout bahwa mereka layak dipilih untuk bergabung ke klub.Â
2. Kedua, ketika sudah terpilih untuk bergabung, klub akan memilih apakah si anak bawang ini lebih baik langsung ke tim utama atau ke tim akademi terlebih dahulu. Biasanya, untuk anak bawang berusia di bawah 20 tahun, mereka akan ditaruh di tim akademi untuk "belajar" atau bisa aja sih ditaruh ke tim utama kalau memang sesuai kebutuhan atau sifatnya urgent.
3. Ketiga, bukan sesuatu yang mustahil anak bawang akan dibuang begitu saja. Setidaknya, ada pilihan-pilihan untuk menentukan masa depan anak bawang seperti:
- Bagus dan sesuai kebutuhan --> masuk ke tim utama
- Lumayan dan masih bisa berkembang --> dipinjamkan ke tim lain untuk menambah pengalaman dan menit bermain
- Tidak ada perkembangan atau buruk --> dijual ke tim lain atau tidak dikontrak atau dilepas (release fee)
Dunia sepakbola saat ini bisa dibilang tuntutannya tinggi sekali, contoh nyatanya ada di sosok Alen Halihovic. Sosok yang diagung-agungkan oleh media sebagai Messi dari Kroasia ini bisa dibilang menjadi korban kerasnya perlakuan anak bawang dalam dunia sepakbola.Â
Alen yang kini berusia 21 tahun, awalnya mampu menarik perhatian scout tim sebesar Barcelona. Namun, lambat laun performanya tidak menunjukkan kemampuan seperti pada pandangan pertama sehingga awalnya dipinjamkan ke beberapa klub, tapi hasilnya nihil. Alhasil, Alen "dilempar-lempar" dengan berpindah klub sebanyak 7x dan kini sosok "Messi dari Kroasia" justru bermain di Liga Divisi 2 Inggris, Birmingham.
4. Keempat, anak bawang dituntut untuk bersaing dengan pemain senior atau istilahnya menjadi wonderkid. Anak bawang yang masuk ke tim utama bukan berarti kariernya bakal lurus-lurus aja. Ingat, di situ ada para senior yang juga pengen punya menit bermain lebih dan si anak bawang harus menunjukkan penampilan layaknya seperti senior.Â
Kalau ngga mampu bersaing, ya mending dijual aja dapat cuan. Sadis, kan?
Kegigihan Federico Valverde Si Anak Bawang
Ilustrasi Kegigihan Federico Valverde - Sumber: https://www.transfermarkt.co.uk/
Anak bawang tidak hanya perlu sabar untuk menunggu momennya, tapi perlu gigih juga untuk menujukkan kemampuannya
Sebelum bergabung menjadi anak bawang Real Madrid, Fede merupakan bibit incaran tim-tim besar. Rodolfo Catino, wakil presiden tim Uruguay, Peñarol saat ini, menyatakan bahwa "Fede remaja" merupakan incaran tim besar, mulai dari Barcelona, Manchester United, dan Arsenal. Namun, tidak ada tawaran yang pas untuk Fede hingga akhirnya Chief Scout atau Kepala Scout Real Madrid, Juni Calafat, berani untuk mengambil risiko memenuhi permintaan harga Penarol karena melihat ada sesuatu yang spesial dari Fede.
Apakah karier Fede auto lancar? Tentu saja, tidak.
Ingat, Real Madrid adalah tim dengan ekspetasi besar dan dipenuhi pemain bukan hanya senior tapi juga pemain bintang. Fede boleh jadi bintang di Penarol, tapi tidak serta-merta jadi bintang juga di Real Madrid.Â
Bisa dilihat gambar di atas, karier Fede tidak langsung masuk tim utama tapi ke tim akademi dulu dan dipinjamkan ke Deportivo untuk berkembang dan jam terbang. Persaingan di Real Madrid juga sangatlah berat dan ketat karena yang jelas semua ingin punya menit bermain dan ada pemain bintang, seperti Toni Kroos, Luka Modric, dan Casemiro.Â
Fede dituntut dengan standar yang tinggi, baik dari tempat ia bekerja maupun dengan persaingan pemain lainnya
Setelah kembali dari masa pinjamannya, Fede tidak langsung punya menit bermain yang banyak dan terus berproses tiap musimnya.Â
Terbukti bisa kalian lihat juga dari gambar di atas, nilai pasar Fede terus mengalami kenaikkan hingga saat ini sebesar 63 juta Poundsterling atau setara 70 juta euro. Angka ini membuat Fede menjadi pemain dengan nilai pasar di urutan 28 dari pemain di seluruh dunia versi transfermrkt. Nilai pasar ini mencerminkan bagaimana performa Fede terus meningkat setiap musimnya.
Berkat kegigihannya untuk bermain dan membela tim, si anak bawang ini mampu membuktikkan dirinya bahwa kemampuannya mampu dinobatkan sebagai bintang. Alhasil, Fede dipercaya oleh pelatih untuk bermain di banyak pertandingan, bahkan pertandingan krusial sekalipun.
Dari Federico Valverde, kita belajar bagaimana memposisikan diri sebagai anak bawang:
1. Kenali dan Pahami apa posisi kamu dan di mana kamu bekerja, ini sebenarnya cocok untuk anak bawang dan sebelum jadi anak bawang alias ketika kalian mau melamar pekerjaan atau sudah bekerja, sungguh-sungguh akrab dulu dengan posisi yang dilamar dan di mana tempatnya. Tujuannya ya se-simpel biar ngga kaget dan bisa bekerja sesuai dengan standar tempat bekerja. Ada perusahaan yang standar atau KPInya setinggi Real Madrid, ya kalian mau-ngga-mau harus bisa menyesuaikan cara bermain dan performa kalian.
Belajar dari Fede, dirinya memahami apa yang menjadi kebutuhan Real Madrid dan standar bermainnya harus seperti apa. Cara taunya gimana? Belajar dengan mendengarkan dan mengamati. Dalam wawancara, Fede mengaku dirinya belajar banyak hal dari pemain bintang, khususnya posisi gelandang.
“Put them together, they’d make the perfect player: Case is always alive to everything: strong, fast, he sees spaces opening, spots players coming to press. Luka is dynamic, the pass between the lines. And Toni has the patience and ability to play without pressure as if he was in his backyard."
“What could be better for me than sharing a dressing room with them? You only have to watch them to learn, and if they give advice you listen."
2. Idealis boleh tapi jangan berlebihan, ini biasanya sih dialami oleh anak bawang pada umumnya ya. Ada yang merasa karena lulus dengan predikat terbaik lalu ingin diperlakukan spesial juga di tempat bekerjanya. Belajar dari Fede, menjadi yang terbaik itu bukan dari predikat sebelumnya, tapi kinerja kalian yang sekarang. Artinya, kalau mau diperlakukan demikian ya tunjukkan dengan kemampuan langsung di tempat bekerja bukan memamerkan pencapaian.Â
Selain itu, ada juga tipe-tipe maunya naik jabatan cepat tanpa berproses. Belajar dari Fede, bisa kita lihat dirinya butuh waktu sekitar 4 musim atau 4 tahun lebih untuk mencapai posisinya saat ini. Boleh kok kalian punya pemikiran idealis tapi coba sesekali tanyakan secara realistis ke diri sendiri "apakah diriku layak menerimanya?"
3. Kepercayaan muncul dari kegigihan bukan hanya kesabaran. Anak bawang jangan jadi pribadi yang cuman "menunggu momen" untuk mendapatkan kepercayaan, tapi tunjukkan kegigihan kalian untuk mendapatkannya. Belajar dari Fede, dirinya sadar kalau cuman nunggu dipanggil jadi pemain tim utama ngga akan berhasil tapi perlu kegigihan untuk memperoleh tujuan tersebut.
Baca juga pelajaran dari pemain Real Madrid lainnya "Pelajaran Hidup dari Jenderal Real Madrid Toni Kroos"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H