Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Pelajaran Hidup dari Jenderal Real Madrid Toni Kroos

9 April 2021   07:15 Diperbarui: 11 April 2021   11:04 3672
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Toni Kroos - Sumber: AFP/Gabriel Buoys

Performa Toni Kroos pada laga perempat final Liga Champions kemarin melawan Liverpool merupakan performa yang biasa saja menurut saya. Mendapat rating 8 dari media sepak bola Squakwa dan 7.64 dari WhoScored serta berkontribusi memberikan satu assist plus 91% akurasi keberhasilan dari 75 operan adalah hal yang biasa saja bagi seorang Toni Kroos.

Mengapa biasa aja? Soalnya di setiap pertandingannya Toni melakukan hal yang serupa.

Toni adalah jenderal Real Madrid menggantikan jenderal sebelumnya yaitu Guti Hernandez dan Xabi Alonso. Toni bergabung dengan Real Madrid pada musim panas tahun 2014 dari Bayern Munchen dan dibeli seharga hanya 30 juta euro. 

Saya katakan "hanya" karena perlu diingat saat itu Toni merupakan pemain andalan atau bisa dibilang jenderal muda Bayern Munchen dan timnas Jerman. Ditambah, Toni berhasil membawa timnas Jerman juara piala dunia tahun 2014. 

Coba dibandingkan dengan harga-harga pemain sekarang yang luar biasa ngaconya bisa menyentuh lebih dari 60 juta euro tapi kualitasnya masih dipertanyakan plus masih muda penuh inkonsistensi.

Jujur saya juga kurang mengerti kenapa Bayern bisa jual semurah itu, tapi sebagai Madridista saya mengucapkan Danke!

Toni memang bukan bagian dari proyeksi Los Galacticos dan bukan pemain yang terkenal di mata media seperti Cristiano Ronaldo, Messi, dan Neymar. Toni ini adalah pemain favorit saya di Real Madrid setelah Iker Casillas. 

Mungkin mayoritas Madridista mengidolakan Cristiano Ronaldo, tapi ya saya ngga begitu suka sama tipe-tipe pemain ngotot seperti Tsubasa Ozora atau Cristiano Ronaldo. Saya lebih suka sosok pemain yang elegan, cerdas, dan kalem gitu seperti Misugi Jun atau Toni Kroos ini

Baik langsung saja tanpa basa-basi terlalu panjang kita mulai masuk ke poin utama, yaitu 

"Dari Toni Kroos kita belajar....."

Baca Juga: Manchester City dan PSG Berada di Antara Raja-Raja Liga Champions

1. Setia dan Sederhana

  • Toni Kroos-Adipure 11 Pro

Ilustrasi Kesederhanaan Toni Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures
Ilustrasi Kesederhanaan Toni Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures
Kalian tau ngga selama ini Toni Kroos selalu pakai sepatu yang sama setiap pertandingannya? Bisa dilihat dari gambar, udah berjejer sepatu edisi baru Adidas yang disediakan untuknya tapi Toni tetap memilih sepatu lamanya, yaitu Adipure 11 Pro. 

Toni dan Adipure 11 pro ini seperti hubungan sejoli nan sederhana dan tampaknya hanya maut yang bisa memisahkan. Hubungan Toni dengan Adipure 11 Pro mungkin bisa mengalahkan hubungan kalian dengan pasangan. 

Bayangkan saja, sepatu ini Toni pakai sejak tahun 2013 dan ketika pabrik Adidas memutuskan untuk berhenti memproduksi jenis tersebut, Toni meminta dibikinkan. 

Setau saya, tidak ada pemain sepak bola manapun atau atlet apapun yang bisa menahan hasrat untuk menggunakan produk baru dari brand atau sponsor selain Toni Kroos

Alasannya tidak ganti sepatu yang jelas bukan karena dompet tipis ya, soalnya gaji Toni di Real Madrid 19.5 juta euro per tahun atau sekitar 374 miliar per tahun, artinya bisa aja gonta-ganti sepatu tiap pertandingan atau beliin sepatu bola setiap anak di satu kelurahan. Ditambah Toni juga bebas pilih sepatu karena Adidas adalah sponsornya.

Alasan Toni ngga ganti-ganti sepatu cuma ini:

Ilustrasi Kesederhanaan Toni Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures
Ilustrasi Kesederhanaan Toni Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures
Iya bener, alasannya cuma pengen liat sepatu bersih dan putih mengkilat saat bertanding. Sederhana kan? Tapi dibalik kesederhanaan ini, penampilannya di lapangan sangatlah mewah dan elegan.

Kesederhanaan seorang Toni Kroos juga bisa kalian lihat di media sosial Instagram dan Twitternya yang terlihat seperti mas-mas biasa aja. Isinya ya cuma foto latihan atau pertandingan, foto keluarga, dan kerabat-kerabat aja.

Toni ini malas dan ngga tertarik sama dunia per-endorse-an dan ad sense kelihatannya. Berbeda dengan rekan satu timnya, Karim Benzema, yang suka kemewahan dan "bling-bling" plus suka endorse.

Next, bagaimana dengan kehidupan berkeluarganya? 

Pemain sepak bola emang biasanya sih identik dengan gonta-ganti pasangan, kemewahan "bling-bling", dan kehidupan malam. Tapi tidak dengan Toni Kroos. 

Toni adalah sosok "anak rumahan", jadi kalau tidak ada kegiatan penting dan mendesak, dia akan selalu pulang ke rumah dan menemani keluarganya. Toni mengatakan mau menang 5-0 kek atau kalah 0-5, setelah bertanding ya langsung pulang ke rumah.

Ilustrasi Anak-anak Toni Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures
Ilustrasi Anak-anak Toni Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures
Keluarganya juga ngga aneh-aneh atau hidup bergelimang harta lalu dipamerkan secara terbuka. Menurut istrinya, Jessica Kroos, yang sudah dinikahinya sejak tahun 2015 dan dikarunai tiga anak, kehidupan keluarga mereka ya biasa aja, seperti pasangan tua yang menetap di rumah dan berkumpul bersama. 

Jessica Kroos, istrinya pun juga hidup sederhana menjadi seorang aktris dan menjalankan yayasan milik Toni. Tidak seperti WAGs (istri/pasangan pesepakbola) lainnya yang hobi endorse, modelling, dan foto kemewahan.

Ilustrasi Jessica Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures
Ilustrasi Jessica Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures

2. Bijak dan Cerdas

Ilustrasi Kecerdasan Toni Kroos - Sumber: https://www.fcbarcelonanoticias.com/
Ilustrasi Kecerdasan Toni Kroos - Sumber: https://www.fcbarcelonanoticias.com/

Toni adalah sosok yang bijak dan cerdas di lapangan. Mungkin masih ada yang ingat momen gambar di atas saat melawan FC Barcelona musim lalu, di mana Toni Kroos memberikan arahan kepada Vinicius untuk berlari lalu diopernya dan terciptalah sebuah gol. 

Sama halnya ketika melawan Liverpool kemarin, Toni dengan jeli melihat pergerakan Vinicius dan memberikan umpan ke arahnya sehingga mampu membuka keunggulan. 

Bijak dan cerdasnya Toni Kroos terlihat dari statistik akurasi umpannya. Di Liga Champions, di mana menjadi tempat tim-tim terbaik Eropa bertanding dengan pemain bintangnya, Toni mencetak statistik akurasi umpan yang luar biasa. 

Musim ini, di Liga Champions, termasuk pertandingan Liverpool kemarin, Toni sudah bertanding sebanyak 9 pertandingan dengan akurasi umpan 92% (762 dari 804 umpan). Sama halnya di Liga Spanyol, Toni selalu mencetak akurasi umpan di atas 92 persen dari musim 2014/15 di mana lebih dari 2000 umpan berhasil.

Ilustrasi Kecerdasan Toni Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures
Ilustrasi Kecerdasan Toni Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures
Seperti gambar di atas, rekan setimnya di Real Madrid sampai memberikan testimoni kalau alur permainan Real Madrid selalu mengikuti ritmenya Toni Kroos. 

Pelatih-pelatihnya, yaitu Zidane dan Heynckes juga mengatakan bahwa skill utama Toni adalah kesabaran dan ketenangannya dan lebih menggunakan "otaknya dibanding kakinya."

Dari semua ini artinya apa? 

Toni bukanlah sosok yang haus gol lewat kakinya tapi haus gol dalam pikirannya.

Toni adalah sosok yang tau kapan harus bertindak, apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya, dan ke mana arahnya untuk mencapai tujuan. 

Toni menyentuh bola, di situ bola akan nurut padanya dan tim akan mengikuti jalan pikirannya.

3. Rendah Hati dan Dermawan

Ilustrasi Yayasan Toni Kroos - Sumber: tonikroos-stiftung.de
Ilustrasi Yayasan Toni Kroos - Sumber: tonikroos-stiftung.de

Terakhir, Toni adalah sosok yang rendah hati dan dermawan. Gambar di atas adalah foto Toni Kroos bersama seorang anak yang dibantu lewat yayasannya Toni Kroos Stiftung. 

Banyak pesepak bola melakukan kepedulian yang sama tapi biasanya hanya lewat donasi atau lelang. Berbeda dengan Toni yang lebih tertarik untuk mendirikan yayasan, alasannya:

"Saya menginginkan tanggung jawab pribadi dalam jangka panjang dan memastikan bahwa pendanaan benar-benar digunakan di tempat yang paling membutuhkan - untuk anak-anak dan keluarga"

Gila ya keren banget ini orang. 

Yayasan Toni Kroos didirikan pada Juni 2015 dengan fokusnya anak-anak yang sakit parah, seperti membantu organisasi bantuan, rumah sakit, bantuan kanker, dan institusi untuk anak-anak dengan penyakit yang dapat "memperpendek hidup". 

Seperti yang saya tulis sebelumnya, yayasan ini dikelola langsung oleh istrinya Jessica Kroos supaya si Toni bisa fokus dengan karir sepakbolanya.

Kerendahan hati Toni Kroos juga terlihat sebagai pesepak bola. Meskipun sudah meraih banyak gelar klub maupun negara plus dinobatkan sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia tapi hal tersebut tidak membuatnya jumawa.

Ilustrasi Kerendahan Hati Toni Kroos - Sumber: twitter.com/tonikroos
Ilustrasi Kerendahan Hati Toni Kroos - Sumber: twitter.com/tonikroos
Bisa kalian lihat, saat diadakan polling untuk menentukan yang terbaik antara Toni atau Modric, Toni langsung jawab "AND" artinya sama-sama bagus ngga ada yang lebih maupun kurang bagus. Toni tidak pernah mengakui dirinya lebih baik dari orang lain tetapi lebih baik karena kebersamaan.

Kerendahan hati Toni juga disampaikan oleh pelatih Manchester City Pep Guardiola

"Toni Kroos adalah sosok yang selalu ingin bermain untuk tim, mau hujan, salju, panas maupun angin kencang sekalipun, Toni selalu ingin bermain karena kecintaannya terhadap sepak bola. Dia tidak membeda-bedakan pertandingan kecil atau pertandingan penting, dia mau main di semua pertandingan."

Ilustrasi Kerendahan Hati Toni Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures
Ilustrasi Kerendahan Hati Toni Kroos - Sumber: youtube.com/BroadviewPictures
Toni sebagai pemain bintang selalu bersedia untuk bermain di level pertandingan dan kondisi apapun juga dan tidak pernah membeda-bedakan kualitas kompetisi maupun klub. 

Baginya semua pertandingan sama dan ia ingin terlibat di dalamnya. Bahkan Toni tidak masalah kalau harus tukar nasib dengan adiknya, Felix Kroos, yang saat ini bermain di tim divisi dua liga Jerman, Braunschweig.

Luar biasa ya sosok Toni Kroos ini, semoga saya (dan kita) bisa menjadi sosok sepertinya dalam kehidupan dan mohon doanya ya Kompasianer pecinta maupun non-pecinta bola supaya Toni Kroos ini pensiun di Real Madrid dan tidak berpindah ke lain hati. Sedih saya kalau ada legenda lagi yang pergi, seperti Iker Casillas.

"Kroos doing everything right, the pace in his passes is great and he sees everything. It’s nearly perfect," - Johan Cruyff

Baca juga perjalanan hidup saya: Tips dari yang Jatuh Tiga Kali: SNMPTN, SBMPTN, dan UM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun