Kedua "seremoni tanda tanya" ini dilakukan di tanggal yang berdekatan, 14 Maret dan 16 Maret 2020. Keduanya punya kesamaan yang terlihat dari gambar, yaitu belum ada kesadaran untuk memakai masker, menghindari kerumunan, dan menjaga jarak. Jadi, masih belum ada rasa khawatir dan masih optimis Covid bisa dikalahkan dengan cepat dan mudah!Â
Seingat saya juga saat itu pemerintah masih membuka pintu masuk untuk WNA ke Indonesia dan belum melakukan pembatasan ketat untuk tempat-tempat kerumunan, padahal kasusnya sudah meningkat pesat.Â
Saking optimisnya, ada loh pemerintah daerah yang membuat seremoni penyambutan WNA secara meriah dan mengatakan
"Selamat datang di ....... Selamat menikmati pesona alam, semoga anda senang dan terhibur selama berada di sini," Hayo ada yang tau tidak ini di mana dan kapan? Saya kasih gambarnya, ya.
Baca juga tentang bahaya nasionalisme vaksin:Â Jangan Pakai Nasionalisme untuk Lawan Covid-19
3. Â Seremoni Pelepasan dan Pengiriman Vaksin Covid-19
Ketika vaksinnya sudah datang, pemerintah senang dong seperti perasaan kita saat menerima paket yang ditunggu-tunggu. Nah, karena ini adalah momen berharga, kurang afdol kalau ngga ada dokumentasi perayaan, maka dibuatlah seremoni pelepasan vaksin Covid-19. Seremoninya ini cukup meriah sampai ada pidato dan dihias dengan confetti seakan-akan ini party.Â
4. Seremoni Satu Tahun Covid-19
Namun, saya melihatnya dibandingkan untuk merayakan lebih baik nakesnya diberikan waktu istirahat karena kita tahu nakes menjadi salah satu garda utama penanganan Covid-19 yang harus standby dari pagi ketemu pagi lagi. Apalagi seremoni di atas juga menciptakan kerumunan dalam jumlah yang banyak dan dipenuhi pasien Covid-19 yang membutuhkan penanganan intensif.
Baca juga tentang menjadi manusia idaman:Â Pelajaran Hidup dari Jenderal Real Madrid Toni Kroos
Gimana, luar biasa kan seremoninya?
Ada yang menemukan esensi dari seremoni ini?
Pasti ada pro dan kontra memandang seremoni tanda tanya ini, tapi bagi saya ada sesuatu yang lebih bijak dan tepat untuk dirancang dan dilakukan oleh pemerintah dibandingkan mengikuti maupun mengadakan seremoni-seremoni tanda tanya. Apalagi di masa pandemi Covid-19 ini, masyarakat sungguh-sungguh membutuhkan peran pemerintah setidaknya untuk mereka bisa bertahan hidup.Â
Jadi tolong pemerintah, bijak dan tepat dalam mengambil keputusan. Jangan melarang "A" eh tapi malah melakukan "A", membuat kebijakan "B"Â tapi yang dilakukan "C". Banyak yang perlu diperhatikan di masa pandemi ini dibanding seremoni-seremoni tanda tanya tersebut, mulai dari kesejahteraan masyarakat dan nakes, keberlanjutan usaha UMKM, percepatan vaksinasi, upaya pencegahan Covid-19, bantuan-bantuan bencana alam, dan lain-lain-lain-lain-lain..... (banyak masalah di Indonesia sebenarnya, semoga pemerintah sadar hehe
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H