Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Tips dari yang Jatuh Tiga Kali: SNMPTN, SBMPTN, dan UM

31 Maret 2021   16:05 Diperbarui: 1 April 2021   01:28 668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kursi perguruan tinggi negeri - Sumber: pexels.com

Kalian harus menganggap bahwa tiga seleksi ini sebagai permainan/game strategi di mana kalian antusias mencari informasi-informasi tentang cara, pola, dan strategi untuk menang. Poin-poin ini yang menurut saya kalian harus tau:

a. Kelemahan dan kelebihan diri kalian di pelajaran apa, ini supaya bisa tahu mana yang harus dimaksimalkan dan harus diperbaiki plus strategi yang digunakan saat menjawab soal.

b. Tipe-tipe soal yang sudah atau akan keluar di ujian dan coba dikerjakan

c. Kenali lebih dalam terkait universitas dan program studi yang kamu pilih

Sekarang sumber pembelajaran banyak kok, baik yang konvensional maupun modern. Jadi, bisa lah ya

2. Belajar terima kegagalan

Seringkali kita fokus pada mental pantang menyerah dibandingkan menerima kegagalan. Padahal kalau menurut saya, siap menerima kegagalan itu penting banget. 

Dengan menerima kegagalan, kita jadi lebih bijak dalam mengambil keputusan antara "mana yang bisa diperjuangkan" dan "mana yang tidak bisa" sehingga membuat kita lebih menjadi manusia yang rasional. 

Orang-orang yang ngga bisa menerima kegagalan itu dampaknya fatal loh, salah satunya bunuh diri dan bertindak di luar akal sehat. Kasusnya tidak sedikit, bisa kalian klik di sini (1), (2), (3).

Masalah menerima kegagalan ini emang sulit diselesaikan karena ada beberapa faktor yang menekan sehingga sulit untuk menerimanya:

a. Faktor Orangtua dan Diri Sendiri: Ada orangtua dan kalian yang pengen masuk PTN karena permasalahan ekonomi dan ada juga yang demi prestige alias biar lebih terpandang dibandingkan keluarga, tetangga, atau teman lainnya.

b. Faktor Perguruan Tinggi: Swasta mahal-mahal (PTN sebenarnya hampir kayak swasta juga lama-lama biayanya)

c. Faktor Dunia Kerja: Beberapa perusahaan yang masih menggunakan "reputable university" yang bermakna PTN dalam proses lamaran kerja untuk calon pegawai/karyawannya. 

Kalau motivasi saya ikut PTN memang saat itu adalah ekonomi karena kakak waktu itu juga masih kuliah, kalau prestige ngga sih, keterima di PTN juga ngga akan membuat story dan feed Instagram saya jadi banyak. 

3. Jadi rasional, jangan hilang akal

Kalau memang masih mampu berjuang ya monggo tapi jangan sampai itu merusak kesehatan diri kalian sendiri baik secara mental maupun fisik. Gagal tidak sepenuhnya gagal kok, dari gagal itu secara tidak sadar kualitas diri kalian meningkat. 

Bagi saya, proses bisa mengkhianati hasil tapi tidak ada proses yang sia-sia untuk kehidupan kalian. 

4. Jangan paksa rencana Tuhan ikutin rencana kamu

Ini yang seringkali terjadi, padahal udah rajin berdoa atau ibadah tapi ngga dikabulkan oleh Tuhan. Abis itu, ketika gagal kalian marah-marah ke Tuhan dan bertanya-tanya kepada doanya tidak dikabulkan. Padahal bisa jadi ada rencana Tuhan yang lebih baik dan tidak kamu duga-duga sebelumnya atau tidak sesuai dengan rencana kamu.

“Intelligence is a very valuable thing. And usually, it comes far too late.” - Alfie Solomons, Peaky Blinders

Baca juga Tips Menjadi Pemimpin Ideal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun