Mohon tunggu...
Giovani Yudha
Giovani Yudha Mohon Tunggu... Freelancer - Gio

Sarjana HI yang berusaha untuk tidak jadi Bundaran

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Kudu Berpolitik

8 Maret 2021   17:47 Diperbarui: 8 Maret 2021   18:20 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perempuan mengalami hambatan dalam perjuangannya yang dapat dijelaskan ke dalam tiga model di bawah ini:

1. Model meritocracy atau model perspektif individu. Dalam model ini, ada anggapan bias gender yang menyatakan bahwa perempuan tidak cukup tegas dalam memimpin, tidak menginginkan kekuasaan, kurang percaya diri,  tidak mau berjuang untuk meraih posisi, tidak mau bermain dalam sistem, dan tidak menginginkan jabatan. 

2. Model diskriminasi sistem yang menjelaskan  bagaimana struktur dan praktik-praktik organisasi secara sistemik/turun-temurun telah mendiskriminasikan perempuan, dimana laki-laki dapat meraih posisi/jabatan yang tinggi sedangkan perempuan  tidak  bisa meraihnya meski sudah berjuang sekalipun.

3. Model  ketiga berkaitan dengan kedudukan sosial perempuan atau model perspektif sosial, seperti norma-norma sosial, budaya, kebiasaan, keyakinan, dan adat-istiadat  masyarakat yang  menggiring  perempuan dan  laki-laki  ke  dalam  status  yang  berbeda, sebagai contoh masyarakat memotivasi laki-laki untuk menempuh karir setinggi mungkin, sebaliknya memotivasi  perempuan cukup  menjadi 'pembantu' suami saja atau persepsi men as proctetors dan women as protected.

Untuk perempuan, ayo bersuara dan raih kursi dimanapun kalian berada supaya tidak ada lagi keluhan konyol selanjutnya yang mengatakan RUU PKS Pembahasannya Sulit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun