Mohon tunggu...
Tegar Pujyantara
Tegar Pujyantara Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan

Selanjutnya

Tutup

Bola

LGBT : Is it an Alien? (Bagian 1)

3 Maret 2012   05:58 Diperbarui: 3 Februari 2016   16:19 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

God creates Adam and Eve, not Adam and Steve.

Lesbian, Gay, Trasnsgender, Biseksual. LGBT. Bagi kalian yang belum mengenalnya inilah saat yang tepat, menyadari bahwa fenomena sosial ini terjadi disekitar kita. Lingkungan kampus, tempat tinggal, layanan sosial, tempat hiburan, mall besar yang sering kita datangi, bahkan terkadang terjadi dalam lingkup keluarga besar maupun intim. Namun, pertanyaannya apakah kita sadar? Apakah kita tahu bahwa fenomena sosial ini justru menghantui sebagian orang atau justru menyadarkan mereka untuk menemukan jati dirinya sebagai seorang ‘LGBT’, sebuah paradoks?

Sebelum melangkah lebih jauh terhadap pertanyaan tersebut, kita lihat bagaimana posisi kaum LGBT di tengah masyarakat. Berbagi pengalaman bahwa saya menyadari fenomena ini merambah di kalangan muda dan mahasiswa yang sekiranya sedang mencari jati diri, ataupun di kalangan mereka yang status ekonominya terbilang tak berkecukupan. Namun, dibalik hal tersebut adanya film,”Arisan 2”, menyadarkan saya bahwa mereka yang tergolong dalam LGBT bukanlah berasal dari kalangan kelas menengah ke bawah, justru dari kalangan kelas atas. Inilah fakta nyata bahwa kemungkinan hadirnya LGBT tak bisa diprediksi, apakah ia merupakan fenomena sosial yang lahir dari ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi status kehidupannya atau sebuah penyakit, hermaprodhit, atau bahkan sebuah gaya hidup, mengacu pada film,”Arisan 2”.

Sudah dijelaskan diatas, bahwa posisi LGBT di tengah - tengah masyarakat tidak bergantung pada kalangan tertentu saja, namun merambah di hampir semua kalangan. Duduk perkara disini adalah apa alasan kuat mereka bahwa ‘LGBT’ merupakan suatu perjalanan hidup seorang manusia dalam siklus hidupnya.

Suatu pernyataan terlontar demikian,”God creates Adam and Eve, not Adam and Steve.” Merujuk pada sisi keagamaan, kita tahu pada awalnya memang Sang Pencipta, apapun agamanya, menyatakan bahwa manusia terlahir sebagai seorang wanita atau pria yang hidup saling melengkapi satu dan lainnya. Begitu pula dengan cerita dalam umat Kristiani, Kitab Kejadian, maka terciptalah Adam dan Hawa dan mereka diperintahkan untuk berkembang biak menguasai bumi….

Dari cerita inilah, saya paham bahwa memang sudah digariskan bahwa laki - laki berkembang biak dengan menikahi perempuan, hukum alam ini pun berlaku pada hewan, jantan dan betina. Secara proses biologis pun memang beginilah seharusnya dalam proses berkembang biak. Cerita tersebut dibuat oleh manusia melalui ilham Hyang Gusti, bukan sekedar cerita atau sebuah doktrin, tetapi memiliki alasan dibaliknya, kenapa laki - laki dibuat sedemikian rupa dan perempuan dibuat untuk memiliki suatu ‘pemikat’ bagi lawan jenisnya, kenapa antara laki - laki dan perempuan tidak diciptakan secara fisik serupa begitupula dengan alat kelaminnya, karena perbedaan inilah yang menimbulkan adanya suatu ketertarikan diantara lawan jenis. Inilah yang saya sadari melalui cerita Alkitab.

Maka dari itu, saya mengambil kesimpulan bahwa sebelum manusia mengenal teknologi ataupun mengalami kemajuan dalam hidupnya, Sang Pencipta sudah menggariskan dalam berkembang biak harus dilakukan dengan lawan jenis. Itulah inti dari kehidupan yang paling dasar. Lalu, apa yang membuat hal ini dilupakan dengan munculnya kaum LGBT?

Kemajuan akal budi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, inilah alasan utama munculnya kaum LGBT. Mengacu pada Alkitab, Kain dan Habel yang menceritakan pembunuhan Habel oleh kakaknya, Kain. Saya ingat ketika dulu Guru bercerita hal ini, dimana inilah pertama kalinya manusia mengenal rasa takut, bukan takut akan Allah, tetapi takut akan sesuatu hal. Inilah cerita yang menurut saya munculnya rasa ketidakpercayaan, kecewa, keraguan, ketakutan yang tak beralasan, dan perasaan buruk lainnya, ada sebuah kegelapan di dalam diri manusia yang tak mampu diungkapkan.

Berkaitan dengan kasus LGBT, banyak alasan mengapa seseorang memilih menjadi kaum LGBT, dibandingkan dengan berpasangan dengan lawan jenis, seperti rasa trauma akan kekerasan dalam rumah tangga, kebutuhan ekonomi, penyakit (hermaprodhit), gaya hidup dan sebagainya. Dibalik alasan tersebut inti pokok masalah terletak pada keraguan dan ketidakpercayaan. Ragu untuk kembali menjalin hubungan dengan lawan jenis, ataupun kurang percaya terhadap pasangan lawan jenisnya mampu membahagiakan hidup ataupun tetap setia mendampingi, alasan - alasan tersebutlah yang membuat ‘mereka’ bertanya kembali apakah dengan berpasangan dengan lawan jenis membuat mereka bahagia, ataupun apakah dengan menjadi laki - laki atau perempuan membuat mereka terpuaskan, karena senang, puas dan bahagia merupakan alasan kuat mengapa manusia harus memenuhi kebutuhan hidupnya.

Keraguan dan Ketidakpercayaan. Inilah sepenggal cerita yang ingin disampaikan Alkitab terhadap perkembangan manusia, akal budi menuntun mereka kedalam dunia yang semakin luas dan kebutuhan yang tak terbatas, begitupula dengan perasaan mereka dalam memilih pasangan, berbagai pertimbangan dan pengalaman menjadikan seseorang semakin bertanya - tanya apakah pilihan ini sesuai dengan kebutuhan mereka? Dunia tanpa batas dipengaruhi kemajuan teknologi dan informasi yang notabene semua kalangan mampu mengakses, kejadian yang berkaitan dengan LGBT di belahan dunia lain pun mengasimilasi kebudayaan setempat, seperti yang terjadi di Afrika Selatan, dimana ‘outsiders’ terbilang kaum LGBT dan ‘insiders’ penduduk asli, ataupun disahkannya perlindungan hak LGBT di beberapa negara Amerika Latin, menjadikan mereka yang ragu semakin kuat menjadikan dirinya salah satu dari kaum LGBT.

Isu ini menyadarkan saya bahwa salah satu kemunculan agama sebelum kelahiran kemajuan ilmu dan teknologi lainnya adalah untuk meluruskan hal - hal dasar salah satunya, berhubungan dengan lawan jenis untuk berkembang biak meneruskan keturunan mereka. Inilah kebutuhan utama manusia yang tak boleh dilanggar dan yang paling membahagiakan bagi seorang insan manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun