Mohon tunggu...
Giovanno Macario
Giovanno Macario Mohon Tunggu... Lainnya - Orang biasa yang mau cerita

Ad Maiorem Dei Gloriam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah Kita Sudah Bahagia?

19 November 2017   00:13 Diperbarui: 19 November 2017   00:25 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bahagia itu apa? Pernahkah kita bahagia? Apakah kita bahagia?

Sebuah pertanyaan yang mungkin menurut kita sangat simple namun pasti ada saja orang yang masih perlu berpikir untuk menjawabnya.  Ada orang yang memiliki kekayaan yng cukup banyak namun saat ditanya apakah ia bahagia, masih saja ada yang menjawab tidak. Ada orang yang sudah menempuh Pendidikan S2 namun saat ditanya apakah bahagia, masih saja ada yang menjawab tidak. Hal ini membuktikan bahwa kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang yang banyak maupun dengan Pendidikan atau kecerdasan yang tinggi. Tentu banyak orang yang menginginkan kebahagiaan hadir dalam kehidupan mereka. 

Dan mereka sibuk mencari kebahagiaan itu. Mereka tidak menyadari bahwa sesungguhnya kebahagiaan itu hadir dari diri mereka sendiri. Jangan mencoba menggantungkan kebahagiaan hidup kita pada kehadiran orang lain. Aku akan bahagia jika dia ada bersamaku. Maka jika orang itu tidak bersama kita, maka kita tidak akan bahagia. Maka kita harus bisa menemukan kebahagiaan itu ada dan hadir dalam diri kita agar kebahagiaan itu mewarnai hidup kita. 

Jika kita masih belum bisa menemukan kebahagiaan dalam hidup kita karena adanya trauma masa lalu, lagi lagi ini kembali pada diri kita dalam menyikapinya. Jika kita menjadikan sebuah tragedy pahit masa lalu itu menjadi sebuah pelajaran berharga niscaya maka hidup kita akan menjadi lebih baik dan menjadi bahagia. So, berhentilah melihat kebelakang jika itu membuat kita sulit tersenyum, sadarilah semua itu sudah berlalu.

Jika perisitiwa kehidupan masa kini kita yang membuat cemas dan membuat kita tidak bahagia, kita perlu bertanya pada diri kita apa yang membuat kita sampai tidak bahagia? Padahal yang menjalani dan menentukan pilihan kita sendiri dan tentu sudah terpikirkan oleh kita.  Dan jika yang kita pilih adalah pilihan yang salah yakinilah dan jangan sesali pilihan itu karena sebenarnya kejadian yang terjadi pada diri kita sedang mengajari sesuatu yang berharga.

Jika ada orang lain yang menghambat kebahagiaan mu dengan membenci mu maka kamu patut bersyukur karena ada orang yang sedang membuang buang waktunya hanya untuk mengurusi hidupmu dan terus memperhatikan setiap tindakanmu. Mereka adalah sungguh orang baik, kita yang menjalani hidup tapi ada saja orang yang mengkritik tentu saja ini akan menjadi masukan bagi hidup kita untuk menjadi lebih baik. Mereka akan hidup dengan penuh kebencian terhadap hidup kita namun kita akan enjoy saja dalam menjalani hidup.

Hidup sepenuhnya tertawa lepas dan mencintai tanpa syarat akan membuat kita menjalani hidup dengan tersenyum. Kita pasti akan menjalani hidup kita dengan spontan. Mengapa hidup kita semakin dewasa semakin kurang berbahagia? Kita terlalu banyak berpikir. Mengapa kita tidak meneruskan pola pikir kita saat menjalani hidup ketika masih anak anak. Saat dulu jatuh kita masih bisa saja tertawa dan tanpa pikir panjang kita langsung bangkit. Bayangkan kita sekarang kita jatuh dalam suatu masalah, tapi untuk bangkit saja kita masih berpikir panjang untuk melakukannya. 

Kita tidak perlu memikirkan mengapa kita terjatuh yang perlu dipikirkan adalah bagaimana caranya untuk bangkit dan kembali menjalani hidup dengan senyuman.  Tertawa merupakan cara yang terbaik untuk mengekspresikan kebahagiaan hidup kita, namun masih banyak orang yang melakukan tertawa hanya untuk menutupi kesedihan hidupnya. Jika kita perlu menangis, maka menangislah karena itu bukanlah suatu tanda cengeng dari kita namun luapan emosi yang tidak bisa tersampaikan.  Dan jika kita sudah selesai menangis maka tertawalah karena bukan karena bahagia kita bisa tertawa namun karena kita tertawa kita menjadi bahagia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun