Saya adalah orang batak yang kental sekali dengan kegiatan-kegitan tradisi. Saya bersyukur sekali dapat mempelajari budaya dan tradisi saya meskipun saya sulit untuk memahaminya. Dari sosiologi lah saya tersadar untuk menjaga relasi saya dengan saudara saudara saya. Dari menjaga relasi tersebut, saya bisa mempelajari adat dan tradisi dari mana saya berasal.
Semua yang sudah saya pelajari dari awal menginjak SMA dan sampai kelas 3 ini membuahkan hasil. Saya bisa berpikir kritis mengenai kehidupan bersosial saya. saya menjadi bijak dalam bertingkah laku dan berpikir di dalam suatu kondisi yang berhubungan dengan kehidupan sosial saya.
Pembelajaran konsep sosiologi, konflik sosial, dan globalisasi memiliki hubungan dan menjadikan sebuah arti penting dalam kehidupan saya. Saya menggunakan konsep sosiologi untuk mengdentifikasi keadaan lingkungan sosial saya. Apakah itui baik atau buruknya lingkungan sosial yang sedang saya jalani.
Pembelajaran konflik mengajarkan saya untuk menghargai perbedaan. Konflik pun mempunyai arti pentingnya sendiri dalam rangka menjaga kesadaran sosial kita dan ikatan kita pada seseorang atau kelompok. Kita akan memahami ketika sebuah konflik berakhir, bahwa kesejarahteraan, keadilan, dan demokrasi adalah hal yang penting. Kita sadar akan hal tersebut karena kita telah melewati sebuah konflik.
Jadi marilah kita untuk terus menumbuhkan nilai sosiologi kita sebagai anak muda yang berperan dalam menjaga keamana dan kenyamanan. Belajar sosiologi juga akan membuat kita sebagai pelajar SMA memahami kualitas sosial kita dan kita akan mengerti tujuan kita dalam bermasyarakat. Semoga pengalaman yang saya tulis ini dapat menginpirasi untuk mempelajari sosiologi dan membangun lingkungan sosial yang baik juga.
Terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H