Selama perjalanan, kami berhenti sejenak membeli apel khas batu dengan harga 25 ribu dapat kurang lebh 10 buah dan kami makan selama perjalanan menuju air terjun. Dalam perjalanan kurang lebiih 30 menit kami sampai di gerbang utama Objek Wisata Coba Rais. Kami harus membayar biaya 10 Ripu rupiah perorang dan 5 ribu rupiah untuk kendaraan roda dua yang kami gunakan sebagai biaya parkirnya.
Dari parkiran, kami berjalan kaki kurang lebih 40 menit untuk menuju Air Terjun Coban Rais, perjalanan yang cukup teduh karena terdapat pepohonan disetiap jalurnya membuat kami cukup terbantu ditambah jalur yang tidak terlalu rumit hanya ada terdapat sedikt tanjakan dan jalur curam namun lagi lagi, jalur ini dapat kami lalui dengan mudah mengingat akses yang sudah memadai.
Setibanya di Coban Rais, kami sangat tepukau dengan pemandangan air terjunnya, tempat yang begitu asri dan minim sampah dan ditambah tidak adanya wisatawan lain, membuat kami sangat merasa senang kala itu. Merasa seolah menemukan hidden gem.Â
Sayangnya, pengunjung dilarang untuk mandi. Tentu dengan alasan yang masuk akal pastinya, karena air yang begitu deras mengalir dan genangan yang dalam akibat air terhun tersbeut, tentu menjadi upaya warga lokal untuk menjamin keamanan dan keselamatan setiap pengunjungnya.
Kami berfoto ria dan mencoba membasuh muka dengan air terjun Coban Rais, sungguh dingin dan segar sekali rasanya. Kurang lebih satu jam kami berada di air terjun ini, akhirnya kami memutuskan untuk turun dan kembali pulang. Waktu kami di kota Batu sudah habis. Saatnya kami melanjutkna rute kembali ke kota Malang.
Cuaca yang sedikit mendung siang hari kala itu tidak menyurutkan niat kami untuk kembali ke kota Malang, perjalanan kami tempuh kurang lebih hampir 1 jam dari kota Batu menuju kota Malang melewati jalur pintas dari kaki gunung Panderman dekat objek wisata Coban Rais yang baru saja selesai kami kunjungi.
Jalan yang hampir memasuki kota Malang,kami sedikit diguyur oleh air hujan yang kami rasa baru saja selesai turun deras di daerah tersebut. Dengan pelan kami mengendarai motor karna jalanan yang licin, pun dengan ramainya kendaraan dijalan karena bersamaan dengan keluarnya mahasiswa yang habis kelas maupun keisbukan lainnya. Wajar saja, kota Malang memang dipenuhi oleh mahasiswa yang berkuliah dengan banyaknya Universitas yang berkampus dikota ini.
Dengan hujan yang bersisa rintik, dengan cuaca yang syahdu dan terasa dingin dibadan, akhirnya kami sampai di kota Malang dengan perjalanan yang cukup mengesankan ini.
*Akan ada kelanjutan cerita perjalanan kami di kota Malang, kami menelusuri kota dan mengikuti open trip ke Taman Nasional  Bromo Tengger Semeru. Ikuti keseruan kami di cerita selanjutnya. Terima kasihÂ