Mohon tunggu...
Aldo Giovani
Aldo Giovani Mohon Tunggu... Freelancer - Suka merangkai kata

Berbagi untuk mengerti - Menulis agar abadi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jelajah Kota Wisata Batu: Tunggu Aku Kembali

6 November 2024   18:59 Diperbarui: 6 November 2024   20:06 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alun alun dan Pasar Laron Kota Wisata Batu | Foto: Aldo giovani

Untuk pertama kalinya, di Pasar Laron ini kami mencoba sate Kelinci. Salah satu makanan khas yang banyak dijumpai di kota Batu karena bnayaknya kelinci yang hidup dan dikembang biakkan, membuat warga pun turut menjadikannya makanan khas yang ada dikota Batu.

Sebagai orang yang pertama kali mencobanya, kami merasakan keanehan disaat pertama kali mencoba dalam gigitan pertama, namun setelahnya kami merasakan daging kelinci ini sama saja seperti sate ayam pada umumnya, hanya dibedakan oleh tekstur yang seidkit kenyal dan potongan yang agak kecil saja. Namun rasanya tidak jauh berbeda. 

Untuk harga sate kelinci satu porsinya kurang lebih antara 15 hingga 18 ribu rupiah saja per 10 tusuknya.

Setelahnya kami menikmati pemandangan keramaian warga yang ada di sekitar alun alun kota, melihat banyaknya warga yang bermain dan berkumpul dengan keluarganya di area ini menjadikan tempat ini seperti arena berkumpul yang sangat ramah dan murah tentunya bagi warga yang ada di sekitar Kota Wisata Batu dan tentunya bagi pelancong seperti kami.

Disalah satu sudut pusat alun alun ini, kami membeli crepes dengan harga 5 ribu saja dengan aneka topping didalamnya. Sembari bercengkrama sedikit dengan penjualnya yang ternyata sudah berjualan crepes kurang lebih 10 tahun lamanya. Lupa dengan nama yang belau sebutkan, namun kita banyak berkisah tentang masa lalu beliau dan bagaimana hingga akhirnya memutuskan untuk berjualan crepes di alun alun kota.

Keadaan alun alun dan sudut kota wisata Batu | Foto: Aldo giovani
Keadaan alun alun dan sudut kota wisata Batu | Foto: Aldo giovani

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam, kami pun melihat warga yang sudah mulai bergegas untuk pulang kerumah masing masing. Kami pun ikut serta untuk bergegas karena lokasi yang sudah mulai sepi dari warga yang berkunjung. Kami memutuskan untuk pulang ke penginapan kami dan beristirahat untuk melanjutkan aktivitas dikeesokan harinya.

Senin, 14 Oktober 2024.

Sekira pukul setengah 4 pagi, kami bergegas bangun dan bergerak menuju area Paralayang Gunung Banyak, tidak jauh dari area penginapan kami. 

Area yang kami tuju ini merupakan jalur perbukitan dan jalanannya lumayan curam ketika kami naiki. Harus penuh kehati hatian karena jalur yang bersebelahan dengan jurang, untungnya jalur ini didukung dengan penerangan sehingga kami tidak terlalu merasa khawatir dalam jangkauan hanya harus berfokus pada jalan saja untuk menghindari tergelincir.

Memasuki area paralayang kita harus membayar uang masuk sebesar 10 ribu rupiah perorang, dan ada penitipan helm diatasnya yang berada di area parkir dengan membayar seiklasnya untuk penitipan helm tersebut. Ini dapat menjadi pilihan kalain hendak menggunakan layananan penitipan helm atau tidak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun