Membahas kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tentu hal ini menjadi kekhawatiran masyarakat luas.Â
Terkait hal tersebut, kenaikan BBM ini disebabkan oleh beban subsidi yang di tanggung pemerintah semakin membengkak dan kenaikan BBM ini adalah salah satu cara utama dalam menekan angka pembengkakan tersebut.
Ada tiga (3) jenis BBM yang kabarnya bakal dinaikkan secara serentak yaitu Pertalite, Pertamax dan Bio Solar.Â
Bahan Bakar Konsumsi utama masyarakat ini dikatakan akan segera diumumkan kenaikannya pada 31 Agustus 2022 dan akan efektif berlaku harga barunya pada 1 September 2022.Â
Menurut keterangan dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan bahwa Pemerintah masih menghitung detail kenaikan harga yang akan diberlakukan diseluruh Indonesia.
Lantas, mengapa kita jangan panik dalam menangani kenaikan harga BBM ini? Tentu hal ini menjadi tanda tanya bagi masyarakat luas.Â
Justru, dengan naiknya harga BBM ini akan ada dampak positif maupun negatifnya.Â
Jika dilihat dari segi lingkungan, dengan adanya kenaikan harga BBM ini akan mengurangi resiko polusi udara dan memberikan ide untuk memunculkan energi terbarukan selain menggantungkan harapan pada energi fosil yang kian hari semakin berkurang jumlah cadangannya.
Dari segi kemajuan transportasi, bukan tidak mungkin akan tercipta pula alternatif yang lebih ramah.Â
Selain dari pada itu, masyarakat diharapkan dapat menghemat pengeluarannya dan berfokus pada penghematan untuk belanja kebutuhan yang sangat perlu dan mendesak saja.Â
Alangkah baiknya pula jika kita mengambil sikap untuk mengurangi daya konsumsi dan ketergantungan pada energi fosil.
Dapat pula dengan memaksimalkan penggunaan transportasi umum yang menggunakan bahan bakar non minyak atau jika perjalanan tidak jauh maka dapat diinisiasi dengan cara menggunakan sepeda atau cukup dengan berjalan kaki.Â
Hal tersebut selain dapat mengurangi resiko bengkaknya pengeluaran, kita pun dapat menjalani pola hidup sehat sederhana.
Dengan demikian, dari pada menanti ketidak pastian harga dan untuk mengatasi panic buying yang terjadi dikalangan masyarakat, semestinya kita memikirkan bagaimana mencari alternatif selain menunggu dan menanti ketidak pastian pada kenaikan harga BBM ini.Â
Meskipun jika dilihat dari trend dipasaran, dengan adanya kenaikan harga BBM akan mengganggu kestabilan perekenomian yang berujung pada angka inflasi yang kian tinggi dan bukan tak mungkin mengurangi daya beli masyarakat.
Hal tersebut dapat saja terjadi dan tak mungkin terelakkan, hanya saja bagaimana setiap masyarakat lebih jeli dalam mengatasi permasalahannya dengan memperketat pengeluaran dan mengurangi jumlah belanja dari pada biasanya.Â
Dengan kata lain, kenaikan harga BBM selayaknya kita sikapi dengan pemikiran baru untuk mendukung terciptanya energi terbarukan dan meliindungi liingkungan dari dampak buruk polusi dan lebih mengutamakan pada pola hidup sehat dan mengurangi daya konsumtif.
Masyarakat juga tidak semestinya menjadi panik karena dengan adanya kenaikan harga BBM yang meski akan menggangu kestabilan perekonomian ini kita menjadi rakus dan semakin serakah, justru kita diajarkan bagaimana agar berbagi dan mengubah pola kehidupan yang sebelumnya berlebihan dan menjadi lebih hemat.**(Ageee)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H