Mohon tunggu...
Aldo Giovani
Aldo Giovani Mohon Tunggu... Freelancer - Suka merangkai kata

Berbagi untuk mengerti - Menulis agar abadi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanggapi Dilematika Anak yang Menyanyikan Lagu Percintaan di Istana Negara

19 Agustus 2022   10:36 Diperbarui: 19 Agustus 2022   10:37 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: gambar layar cerita WhatsApp 

Penulis membahas tulisan ini karena melihat dari story WhatsApp berdasarkan postingan akun Tiktok yang menampilkan gambar layar mengenai berita kontra dari bahasan ini. Ingin rasanya me reply postingan cerita tersebut. Maka penulis akan ulas disini agar semuanya juga bisa menilai sendiri. Penilaian ini atas dasar sudut pandang penulis pribadi tanpa adanya gubahan dari sudut pandang yang lain.Secara awam, memang benar penulis sependapat pula pada postingan dari akun Tiktok dan beberapa pendapat media berdasarkan sudut pandang para ahlinya. Secara jelas pula penulis pribadi menyetujui bahwa lagu percintaan akan berdampak pada psikis seorang anak anak yang apalagi masih duduk di bangku sekolah tingkat dasar karena akan membawa pola pikir mengenai dunia percintaan sejak dini terlebih kata kata dalam irama yang dibawakan akan menjurus pada pemujaan sang kekasih.

Jelas ini melanggar norma kesusilaan menurut penulis dan dapat menjadi perusak moral anak tersebut dengan pemahaman harus mereka mengerti sejak dini.

Namun penulis ingin menelisik berdasarkan peruntukannya dan momentum pelaksanaannya. Karena tidak sedikit yang menyalahkan lebih kepada pelaksanaannya bukan pada siapanya. Hal ini mereka rasakan karna hal seperti ini mereka anggap mendapatkan panggung. Artinya masyarakat awam akan menganggap hal seperti ini hanya sebagai wajar wajar saja.

Maka dari itu, penulis ingin menyampaikan bahwa aksi yang dilakukan seorang anak yang bernyanyi tentang lagu cinta dihadapan kepala negara dan disaksikan jutaan pasang mata dalam acara besar yang kita katakan lah "pesta rakyat", pestanya masyarakat Indonesia.

Hal ini penulis rasa adalah sebuah wujud apresiasi pula dari kemampuan suara seorang anak yang mampu menjadi perbincangan dunia maya hingga tembus masuk pada 100 video topik utama di platform YouTube dunia.

Tentu ini adalah bentuk apresiasi negara pada kemampuannya terlepas dari kontroversi usia penyanyinya.

Jika saja, kita terlebih dahulu mengkomentari nyanyian anak tersebut sebelum viral* tentunya panggung untuk anak yang bernyanyi di khalayak ramai ini tidak akan terjadi.

Silahkan kita menelisik terlebih dahulu untuk menjadi paham. Sebelum kita termakan pada kata-kata sendiri.

Mengapa sebelumnya tidak dikomentari?
Mengapa sebelumnya dianggap biasa saja?
Apakah ini cara kita bermain?
Apakah ini cara kita menjatuhkan mental anak bangsa?

Jelas sudah berseliweran didunia maya sehari sebelum menyanyikan lagu tersebut, sang anak sudah diberikan pesan oleh orang nomor satu di negeri ini "nyani boleh, tapi harus terus belajar, kalau bisa sampai setinggi-tingginya".

Secara tak langsung pesan tersebut akan masuk dalam benak dan pikiran sang anak agar giat pada pendidikannya, terlebih pesan tersebut disampaikan langsung oleh seorang kepala negara yang semua orang tidak mungkin memiliki kesempatan yang sama seperti dirinya.

Pesan penulis ialah, mari kita bijak bernalar. Itu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun