Mohon tunggu...
Alfonso Giostanov Sinantong
Alfonso Giostanov Sinantong Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Owner dari Gotravela Indonesia Holiday

I am Alfonso giostanov lives on the island of Bali. considered to be in Panjer in southern Denpasar. 15 years in the tourism industry. Have 5 hearts which are the breath of my life. Owner of an online travel in eastern Indonesia. Love so much with Tourism soldier - Around the world and archipelagos of Indonesia. travel-blogger, cinematography, photography

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ical Harus Menang Meskipun di-Skenario

2 Desember 2014   10:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:16 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semua sudah ter-hendus dan ternyata hanya menikmati bau-nya meski ternyata harus terkelabui dengan barbecue aroma daging sapi kelas limousine, dengan cukup perlu diketahui bahwa beda potongan dagingnya maka akan beda pula tekstur, rasa, kelembutan, serta kandungan lemak yang terdapat pada bagian tersebut.

Bukan disajikan dengan Chuck (di sajikan di rebus), Ribs (di barbecue penuh) atau pun di Plate atau di flank  tapi di sajikan dengan Sirloin (setengah mateng panggangan), jelas menggugah selera antara opsi dan fiksi.

Fiksi tetaplah masuk akal dan mengandung kebenaran yang dapat mendramatisirkan hubungan antara rasa dan cita atau antar manusia dan dapat juga dalam ber-politik bernegara, meskipun itu buruk bagi fear play tapi itulah tujuan utama dari sebuah ego dan ambisi kemenangan.

Dan Opsi suatu hak yang didasarkan pada suatu perjanjian dan pernyataan bebas yang telah disetujui (ditetapkan di muka) pada setiap waktu dalam masa. meskipun hasilnya nanti mungkin hanya sebuah fiksi belaka.

Disini saya coba berFiksi-ria mengupas menurut persepsi bebas saya tentang “beredarnya rekaman Nurdin hamid ’soal kemenagan Ical di munas the wetsin bali dan pernyataan Agung laksono tanpa malu-malu pro jokowi.

Ketua DPP Golkar Nurdin Halid ditunjuk oleh Ketum Aburizal Bakrie (Ical) menjadi Ketua SC Munas dan kemudian menjadi pimpinan sidang. Rupanya sebelum itu Nurdin Halid telah memimpin rapat rahasia di Bali bersama sejumlah Ketua DPD I Golkar. Rekaman rapat tersebut pun beredar pada Senin (1/12/2014) dengan suara Nurdin Halid yang menceritakan pengalaman Munas PSSI di Bali sebagai rujukan dasar untuk memenangkan Munas ke IX Golkar kali ini di bali dengan mensukseskan terpilihnya kembali ARB (Aburizal Bakrie) sebagai Ketua Umum Golkar periode 2014 - 2019.

Kutipan rekaman konspirasi Nurdin Halid dengan DPD I dalam rapat intern sebelum Munas (**sumber detiknews.com) =

“Pertama kita harus kuasai pembuatan tata tertib Munas. Ini licik, ini licik memang. Tapi kita harus punya jagoan-jagoan sidang atau ‘floor leader’ dan jagoan itu adalah Bapak-bapak sekalian. Pilih dua orang tiap provinsi untuk jadi jagoan sidang, masalah nanti jadi tiga atau empat itu tidak masalah. Nanti para jagoan ini berargumentasi dan berdebat secara keras, berkelahi pun boleh,” ujar Nurdin dalam rekaman tersebut.

Dua orang ‘jagoan’ tersebut akan diminta ‘membuat onar’ untuk memancing jagoan Munas lain berpendapat. Setelah itu akan mengerucut pasal tata tertib yang sudah disiapkan sebelumnya.

“Di sini ada Wakil Ketua Bidang Organisasi ini Pak Freddy (Freddy Latumahina). Dia akan jelaskan mengenai tata tertib. Tapi sebelumnya hati kita sudah satu kan?” kata Nurdin lagi, dan lanjutnya “Saya hanya tunjukkan satu pasal saja, sekarang kita tetapkan payung hukum untuk tetapkan rekrutmen calon ketum,”

Disini Nurdin halid mengakui, Ini licik dan sangat licik..! meski itu memang harus ditempuh sesuai mengikuti ambisi ketua umum dan melepaskan fair play sesuai anjuran calon ketua yang lain (rival) dan wakil president (Jusuf Kalla) menghimbau untuk mengedepankan asas demokrasi dan fair play pemilihan Ketua Umum dalam Munas Golkar nanti di gelar. Terlihat jelas over paranoid dan (persepsi saya) salah satu kiat penyelamatan aset pribadi dengan memgelantungkan di-akar beringin (ber-politik) ARB (Ical) secara pasti men-sutradarai skenario nurdin ini..

Fiksi = deal deal dengan DPP I telah mengeluarkan tidak sedikit biaya untuk memuluskan langkah selanjutnya Ical menggengam tongkat komando Golkar dan menunjukan ke-eksistasinya dalam ajang balas dendam yg tersistematis dan masif selama pemerintahan medatang dengan koalisi mesra-nya (saya rasa anda bisa tebak..), serta-merta menyelamatkan mega-bisnis yang di ujung tanduk.

OPSI

Kepingan mozaik respond yories dkk (AMPG) yang belum lama kita saksikan diwarnai kerusuhan dan ketidak puasan sayap kanan muda Golkar di tunggangii Agung laksono dan priyo cs dapat kita lihat sebuah keyakinan luhur untuk mereformasi gerontokrasi (pemerintahan yang dipegang oleh kaum tua) Golkar itu sendiri.

"Saya pribadi pro Jokowi, saya tidak malu-malu (menyatakan pengakuan ini)," kata Agung di Bali, Minggu (30/11/2014), memilih ingin membawa Golkar sebagai partai yang konstruktif terhadap kebijakan pemerintahan.

Nantinya arah koalisi Golkar bisa ditentukan di ajang Munas versinya (Agung laksono cs), yakni pada Januari 2015.

Dilematika beringin menarik arus besar dan tantangan besar kedepanya, atau mungkin saja ini merupakan bagian dari Skenario dalam narasi Nurdin Halid pula yang di Master mind Akbar, Ical & KMP cs ??... mungkin saja konspirasi main mata antara Priyo, laksono dan Ical..?!!, sebab kita sama-sama tahu dan jelas “Dalam politik tiada teman yang abadi, hanya kepentingan lah yang abadi.”  Ical dan Agung cs mungkin punya kepentingan yang sama hanya saja mungkin kadar azas manfaat dan kovergensi nya saja yang berbeda. Tinggal Opsi ini lah yang kan menjawab sebuah pertanyaan jujur saya dan anda semua “Mau di bawa kemana GOLKAR dan penghuni-penghuni halus beringin ini??”

Noted: kesimpulan saya pribadi adalah, Golkar harus mentransformer diri menjadi Golkar baru yang berbenah, innovatif, kritisi dan terbuka (transparansi) tanpa kepentingan dan dendam sesaat yang bahkan menjerumuskan beringin ini menjadi pohon kering yang usang dan terlupakan.

Pertanyaannya = Sudahkah dan tekadkah Golkar memilih potongan-nya untuk sajian santapan 2019 nanti? dan untuk saat ini peralatan masak ataupun pisau dapur mana yang berkualitas akan digunakan Golkar?, silahkan dipilih??… walau masih ada manuver & waktu  yang tersisa, tapi tetap harus bergerak cepat seiring pemerintahan telah jauh melampau kedepan DPR-RI begitupun hal nya dengan Golkar :)….. (kami penonton hanya bisa menunggu kejutan selanjutnya).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun