Mengganggu, meresahkan, tidak beradab. Apa itu? Polusi suara di KRL. Commuterline atau yang biasa disebut KRL adalah kereta yang telah lama menghubungkan Jabodetabek. Kehadirannya sangat membantu mobilitas masyarakat sehari-hari. Namun, di balik kenyamanannya, terdapat masalah yang sering dikeluhkan penumpang, yaitu polusi suara.
Suara pengumuman yang berulang-ulang dan volume yang terkadang terlalu keras menjadi sumber ketidaknyamanan bagi banyak penumpang. Kerap kali kita mendengar dengan suara lantang dan tidak tahu diri "Kami informasikan...", "Stasiun berikutnya...", "Hati-hati pintu ditutup", dan masih banyak lagi teriakan-teriakan dari speaker yang ada tepat di atas kepala kita. Suara-suara tersebut diputar berulang kali sampai saya sendiri muak mendengarnya.Â
Kondisi ini tentu saja mengganggu konsentrasi penumpang yang ingin membaca, mendengarkan musik, atau sekadar beristirahat. Polusi suara di dalam KRL bukan hanya sekedar gangguan kenyamanan semata. Paparan suara bising dalam jangka waktu lama dapat berdampak negatif pada kesehatan, seperti gangguan pendengaran, stres, hingga gangguan tidur. Selain itu, bagi penumpang yang sensitif terhadap suara, kondisi ini dapat memicu rasa tidak nyaman yang cukup signifikan.
Artikel ini saya tulis ketika berada di dalam KRL dengan berisiknya teriakan-teriakan speaker. Semoga kondisi ini dapat cepat terkendali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H