Kebebasan berpenampilan merupakan hak semua orang, tidak hanya dari cara berpakaian namun juga model rambut. Model rambut seringkali menjadi permasalahan dalam dunia pendidikan, khususnya di jenjang SMA. Kebijakan sekolah yang menetapkan standar model rambut dapat membatasi ekspresi diri siswa dan memadamkan kreativitas mereka.Â
Kebijakan yang mempermasalahkan model rambut selalu menjadi pertanyaan tentang apakah lembaga pendidikan dapat mempengaruhi siswa dalam bebas berekspresi.Â
Beberapa siswa mungkin merasa tertekan dengan keharusan memotong rambut sesuai aturan yang diberlakukan, sementara mereka sebenarnya ingin mengekspresikan diri mereka.Â
Institusi pendidikan sering kali menggunakan model rambut sebagai standar perilaku dan prestasi siswa. Siswa dengan gaya rambut yang dianggap "tidak umum" seringkali disebut sebagai "nakal" dan kurang berprestasi.Â
Beberapa model rambut yang dimaksud adalah gondrong, kribo, mullet, dan model rambut panjang lainnya. Perlu dicatat bahwa hubungan antara model rambut dengan perilaku sebenarnya tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat dan memang tidak seharusnya dikaitkan satu sama lain. Penilaian terhadap kepribadian seseorang seharusnya tidak didasarkan pada penampilan fisik, khususnya gaya rambut.Â
Salah satu kebijakan yang konyol adalah model rambut sebagai persyaratan mengikuti ujian akhir, di mana ujian akhir merupakan masa-masa terakhir sekolah sebelum liburan semester.Â
Kebijakan tersebut mengharuskan siswa memiliki rambut pendek. Tidak adil jika seseorang yang sudah berdedikasi memanjangkan rambut berbulan-bulan dan ingin mencapai model rambut impiannya namun harus membatalkannya. Membiarkan rambut tumbuh panjang selama berbulan-bulan, hanya untuk kemudian memotongnya demi ujian seminggu, terasa tidak adil, bukan?
Seharusnya model rambut menjadi suatu kebebasan bagi siswa dan bukan sesuatu yang sangat berperan dalam pendidikan. Kebebasan model rambut bisa menjadi suatu hal yang menyenangkan dan justru memotivasi siswa untuk belajar.Â
Sebaliknya jika terdapat aturan tentang model rambut, siswa akan merasa tidak bebas dan kurang dalam hal berpenampilan. Hal ini akan menurunkan kepercayaan diri dan motivasi siswa di sekolah. Rambut memang sudah seharusnya menjadi tanggungjawab masing-masing siswa dan sudah menjadi hak mereka untuk mengaturnya. Tidak perlu dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap kegiatan pembelajaran dan prestasi siswa.
Perlu ditegaskan bahwa penting bagi institusi pendidikan untuk mengevaluasi kebijakan terkait model rambut. Langkah-langkah ini harus mengedepankan prinsip keadilan, keterbukaan, dan penghargaan terhadap perbedaan, sehingga setiap siswa merasa dihargai dan memiliki kebebasan atas dirinya tanpa didasari oleh aturan yang sebenarnya tidak ada kaitannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H