Mohon tunggu...
Esra Ginting
Esra Ginting Mohon Tunggu... -

Work Hard, Play and Party More!

Selanjutnya

Tutup

Money

Reformasi Koperasi dalam Upaya Menghadapi Tantangan Era Digitalisasi untuk Menghasilkan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan

6 Juni 2017   23:11 Diperbarui: 6 Juni 2017   23:11 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dapat dipungkiri bahwa globalisasi dan business environment berkembang dengan sangat dinamis dan kompleks. Ketatnya kompetisi bisnis, keberadaan pasar terbuka serta kemajuan teknologi yang super cepat, memberikan bombardir perubahan yang sangat kejam. Adaptasi dengan memiliki kejelian dan kapabilitas memproyeksi perubahan lingkungan, dan menetapkan strategi yang tepat atas perubahan tersebut menjadi suatu keharusan bagi suatu organisasi yang commit untuk survive seperti Koperasi. Mengingat banyaknya area tantangan yang dihadapi koperasi, lingkupessay ini akan fokus pada tantangan dan solusi bagi koperasi yang berkaitan dengan teknologi dan era digitalisasi.

Mengemban amanah Nawacita Presiden, koperasi dituntut untuk dapat meningkatkan daya saing di pasar internasional. Di samping itu, organisasi ini pun dibebani untuk mengoptimalisasi sektor-sektor strategis ekonomi di domestik dalam upaya mewujudkan kemandirian ekonomi. Bukan tanpa alasan mengingat Indonesia harus bisa maju dan bangkit bersama-sama dengan negara Asia lainnya. Sehingga peningkatan kelayakan, produktivitas, dan nilai tambah koperasi untuk "naik kelas" bertumbuh ke skala yang lebih besar dan berdaya saing global adalah sebuah hal yang mandatory.

KENDALA KOPERASI

Ironisnya, koperasi diperhadapkan kepada tantangan di aspek sumber daya manusia (SDM), inovasi, regulasi penghambat, akses pembiayaan dan pemahaman ketersediaan pasar. Hal ini bermuara pada rendahnya produktivitas UMKM. Tidak dapat dihindarkan fakta yang menyatakan kondisi SDM sebagai pelaku UKM masih lemah dan belum merata. Bagaimana tidak? Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas pelaku UKM di Indonesia saat ini memiliki basicpendidikan SD dan SMP yang mencapai 60-70% dari total UKM. Inilah rasional mengapa kemampuan beradaptasi terhadap perubahan menjadi sulit. Lebih lagi, perbandingan pelaku UKM yang memanfaatkan teknologi dan yang belum memanfaatkannya masih memiliki ketimpangan yang sangat signifikan.

Tidak heran jika inovasi dan diversifikasi produk yang berdaya saing global pun masih sangat lemah. Bahkan perajin lokal pun tidak memiliki pemahaman dan channel untuk men-display dan memasarkan produk mereka. Mirisnya, tidak sedikit pelaku UKM lokal yang tidak memahami adanya peluang yang sangat terbuka dengan adanya globalisasi. Fasilitas pameran produk yang masih scatterred memperuncing permasalahan gap inovasi produk koperasi dan produk usaha lainnya termasuk produk dari luar negeri. Dengan kata lain, tanpa melakukan strategi berupa adjustment terhadap perubahan atau perkembangan teknologi, koperasi akan semakin jauh tertinggal dibanding pelaku usaha lainnya.

Lantas, apakah ini akan menjadi akhir cerita bagi koperasi? It depends!

Betul, banyak tantangan. Tapi tahukah anda? Ternyata, ada peluang yang sangat bisa mendongkrak eksistensi pelaku UKM apabila peluang tersebut bisa dieksekusi dengan strategi yang tepat.

ANALISIS PELUANG KOPERASI

Peluang pertama adalah koperasi mampu menyerap banyak tenaga kerja terbukti dari adanya tren peningkatan penyerapan tenaga kerja di bidang koperasi dan UMKM. Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UMKM, pada tahun 2014 koperasi mencapai 209.488 unit dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 567.445 orang. Dengan pertumbuhan senada, sektor UMKM pada tahun 2013 mencapai 57.895.721 unit dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 114.144.082 orang. Bahkan, pada periode  2008 sampai 2013, jumlah penyerapan tenaga kerja oleh UMKM meningkat 17,62% atau sebanyak 20.119.804 orang. Khusus pada tahun 2012-2013, growth jumlah penyerapan tenaga kerja oleh UMKM 6,03% atau meningkat sebanyak 6.488.518 orang.

Growth peningkatan penyerapan tenaga kerja pada sektor Koperasi dan UMKM merupakan sebuah penajaman fakta bahwa bidang Koperasi dan UMKM sangat berpotensi besar menggerakkan perekonomian nasional. Sektor Koperasi dan UMKM mampu menciptakan kestabilan ekonomi dalam negeri melalui kemandirian perekonomian.

Peluang kedua adalah Indonesia adalah pasar yang "seksi". Mengapa? 40% jumlah masyarakat di ASEAN adalah warga Indonesia. Hal ini membuat bangsa ini menjadi pasar yang paling potensial. Ini peluang inherent yang harus dimanfaatkan. Momentum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) men-triggertidak sedikit negara ASEAN memasarkan produknya di Indonesia. Peluang ini bisa dimanfaatkan dengan meningkatkan daya saing UKM Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun