Mohon tunggu...
Ginna Megawati
Ginna Megawati Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat FK Unpad

Ilmu Gizi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Penggunaan Omega-3 pada Obesitas, Dapatkah Menurunkan Berat Badan?

14 Agustus 2023   14:11 Diperbarui: 15 Agustus 2023   10:52 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(SHUTTERSTOCK/JPC-PROD via KOMPAS.com)

Suplemen Omega-3 adalah bisnis milyaran dolar yang terus tumbuh. Selain vitamin D dan Magnesium, Omega-3 termasuk tiga besar produk yang paling populer dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat dunia.

Dorongan untuk mengonsumsi suplemen Omega-3 tidak terlepas dari kenyataan bahwa komunitas dan individu yang rajin makan ikan akan mendapatkan perlindungan dari serangan penyakit jantung dan stroke.

Tetapi rasanya kurang bijak jika pembahasan tentang Omega-3 dipersempit sebatas topik suplemen saja. Secara alamiah banyak sumber makanan yang mengandung Omega-3 dalam jumlah yang cukup tinggi. Ikan berlemak seperti salmon, mackerel dan sarden maupun biji-bijian seperti flaxseed, chiaseed, walnut dan kedelai diketahui mengandung banyak Omega-3.

Maka tidak heran bila orang yang mengonsumsi ikan, terutama ikan golongan pelagis, minimal dua porsi dalam seminggu dikatakan tidak akan mendapatkan manfaat kesehatan tambahan dari suplementasi Omega-3. Dengan kata lain asupan Omega-3 dari sumber makanan alamiah tetap diutamakan.

Bagaimana dengan ikan air tawar?

Sayangnya hingga saat ini bukti ilmiah yang ada menunjukkan bahwa jumlah Omega-3 pada ikan air tawar jauh lebih rendah dibandingkan dengan ikan-ikan pelagis yang dimaksud.

Namun ikan air tawar tetap memberikan keuntungan bagi kesehatan dengan kandungan proteinnya yang cukup tinggi. 

Manfaat Omega-3 Terhadap Obesitas 

Penggunaan Omega-3 pada obesitas sudah lama diketahui. Namun, berbagai telaah sistematik penelitian hewan coba dan manusia belum mampu memberikan hasil yang konsisten mengenai manfaat suplementasi Omega-3 pada kasus obesitas.

Mekanisme pasti kerja Omega-3 pada kasus obesitas pun masih belum jelas. Efek anti obesitas seperti penurunan berat badan dan lingkar perut pada sebagian besar penelitian masih gagal dibuktikan.

Tetapi pemberian suplementasi Omega-3 menunjukkan potensi untuk mencegah terjadinya komorbid pada obesitas dengan efeknya sebagai anti peradangan dan memperbaiki parameter terkait gangguan metabolisme gula dan kolesterol. 

Penelitian-penelitian mengenai pengaruh pemberian Omega-3 dalam diet pada kasus obesitas menunjukkan hasil yang bervariasi tergantung pada kondisi kesehatan responden yang mendapatkan suplemen Omega-3 tersebut. Dampak spesifik Omega-3 terhadap proses penurunan berat badan baru dapat terlihat jika dikombinasikan dengan berbagai program lainnya seperti pengaturan asupan makanan dan pola aktivitas fisik. 

Omega-3 tidak secara langsung mempengaruhi penurunan berat badan, namun meningkatkan metabolisme pada tubuh dan mengurangi risiko yang disebabkan oleh kondisi obesitas dengan mencegah peradangan lebih lanjut.

Sebagaimana diketahui pada obesitas terjadi proses peradangan terus menerus dengan derajat ringan, kondisi inilah yang diduga menjadi penyebab lebih tingginya kematian pada pasien COVID-19 yang obesitas karena mencetuskan terjadinya badai sitokin.

Perbaikan Komposisi Tubuh 

Berulangkali kita membaca dan mendengar para ahli mengatakan bahwa mengetahui komposisi tubuh lebih penting daripada sekedar berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Hasil telaah literatur dan meta analisis pada tahun 2020 oleh Alipour B, dkk., menunjukkan bahwa suplementasi Omega-3 bisa menyebabkan perubahan pada komposisi tubuh, penurunan massa lemak, dan peningkatan massa bebas lemak.

Faktor usia, durasi, dosis, dan jenis kelamin merupakan faktor yang harus dipertimbangkan agar penurunan berat badan berlangsung efektif. Studi ini membuktikan kegunaan Omega-3 untuk individu dengan obesitas.

Namun, manfaat Omega-3 lebih signifikan pada pria berusia kurang dari 40 tahun yang mendapatkan suplementasi selama dua belas bulan.

Bukti menunjukkan bahwa Omega-3 dapat membantu mengurangi nafsu makan dan meningkatkan termogenesis, selain juga meningkatkan konsentrasi plasma adiponektin dan menurunkan leptin.

Hal tersebut mengarah pada rasa kenyang, dan merangsang pengeluaran energi yang pada akhirnya menghasilkan penurunan berat badan. 

Sayangnya saat menimbang berat badan kita tidak bisa melihat komposisi tubuh. Seperti diketahui berat badan kita terdiri dari massa lemak dan massa bebas lemak, sehingga jika berat badan tidak turun perlu diselidiki lebih lanjut bagaimana komposisinya.

Pada suplementasi Omega-3 seringkali berat badan tidak turun namun komposisinya berubah menjadi lebih baik, massa lemak turun dan massa bebas lemak (otot) meningkat.

Hal ini juga menjelaskan mengapa parameter metaboliknya jadi membaik.

Omega-3 juga dapat menurunkan tegangan arteri, tekanan darah, kadar trigliserida plasma dan juga meningkatkan sensitivitas insulin.

Dengan demikian, omega-3 yang diperoleh dari asupan makanan maupun suplemen dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengatasi kedua penyakit degeneratif tersebut.

Urgensi asupan Omega-3, khususnya dalam bentuk suplemen harus diputuskan dengan mempertimbangkan risiko dan manfaat yang diperoleh. Berkonsultasi dengan ahli adalah langkah bijak yang perlu dilakukan sebelum mengonsumsi suplemen Omega-3.

Sementara itu kita bisa mempraktekkan pola makan sehat dan seimbang yang dapat memberikan manfaat lebih luas bagi kesehatan secara umum.

Salam Sehat Selalu...!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun