Mohon tunggu...
Gina Zitara Aprilien
Gina Zitara Aprilien Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hy! Saya Seorang Mahasiswi Aktif Program Studi Maigister Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Seorang ibu rumah tangga yang suka bernyanyi dan sedang melaksanakan pendidikan lanjutan. Wish me luck!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Digitalisasi? Siapa Takut! Kebudayaan Harus Tetap Lanjut!

11 Juli 2024   12:05 Diperbarui: 11 Juli 2024   12:08 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu pasti sudah tidak asing dengan platform-platform musik digital yang ramai dikonsumsi saat ini seperti Spotify, Joox, Youtube Music dan yang lainnya. Seberapa sering kamu mendengar lagu favorit-mu melalui platform musik digital tersebut? Taukah kamu bahwa kamu bisa berperan sebagai pencipta lagu yang bisa didengarkan oleh para pengguna lain dari aplikasi musik tersebut! Bukankah menyenangkan dapat meghasilkan karya original yang kamu buat sendiri? Tidak hanya dalam bentuk lagu, kamu juga bisa membuat podcast pribadimu dan menceritakan hal-hal yang kamu inginkan untuk didengarkan oleh pengguna lainnya.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan signifikan dalam industri hiburan, terutama dalam cara kita mengonsumsi musik. Generasi digital saat ini dapat mendengarkan musik secara online melalui berbagai perangkat digital. Sebuah survei oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menunjukkan bahwa 35,5% dari populasi pengguna internet di Indonesia, atau sekitar 46,9 juta orang, mendengarkan musik secara online (APJII, 2016).

Dampak dari perkembangan teknologi digital ini telah membawa Indonesia ke dalam transformasi besar yang memengaruhi cara produksi, distribusi, dan konsumsi musik. Awalnya, musik didistribusikan melalui format fisik seperti kaset dan CD (Rahardian et al., 2021). 

Namun, dengan kemajuan teknologi digital, distribusi musik telah beralih ke platform digital yang lebih mudah diakses oleh masyarakat luas. Penelitian yang dilakukan oleh British Council menunjukkan bahwa kota-kota seperti Jakarta, Bandung, dan Denpasar memiliki peran penting dalam pertumbuhan sektor musik melalui pendekatan kreatif dan inklusif (Resmadi & Bastari, 2020).

Terlahir menjadi warga negara Indonesia tentu menjadi kebanggan tersendiri bagi setiap rakyatnya, berbagai macam budaya hadir sebagai bentuk kekayaan yang menakjubkan dan perlu dilestarikan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kebudayaan-kebudayaan tersebut lahir dan tumbuh menjadi nilai-nilai penting dalam kehidupan secara turun-temurun. Diwariskannya kebudayaan-kebudayaan ini sebagai bentuk ciri dari setiap daerah diseluruh Nusantara.

Sebagai salah satu rakyat Indonesia, pernahkah kamu berpikir untuk menjadi salah satu agen aktif penyebar dan pelestari budaya-budaya Indonesia? Bagaimana budaya-budaya Indonesia berbentuk hiburan seperti lagu, musik, tarian, cerita rakyat dan lain-lain dapat lebih melekat dihati para penikmat hiburan di zaman digital saat ini? Bisakah kita memanfaatkan teknologi untuk melestarikan budaya? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut mari kita ulas lebih lanjut.

Hidup di era serba digital saat ini menuntut kita untuk terus mengikuti perkembangan teknologi agar dapat terus beradaptasi dengan semua kecanggihan yang ada. 

Namun, perubahan-perubahan yang dihasilkan jangan sampai membuat kita melupakan nilai-nilai luhur serta kebudayaan yang telah diwariskan untuk kita lestarikan. Berbagai bentuk kebudayaan telah banyak diajarkan sejak kita berada di taman kanak-kanak. Banyak sekali cara yang dapat kita lakukan untuk mebagikan dan melestarikan budaya-bdaya tersebut.

Seperti disampaikan sebelumnya bahwa kita dapat menciptakan berbagai macam karya dengan memanfaatkan teknologi digital saat ini. Ide tersebut dapat dilaksanakan dengan berbagai cara diantaranya, jika kamu memiliki suara yang bagus dan pandai bermain musik, kamu dapat mencover ulang lagu-lagu kebangsaan serta lagu-lagu daerah yang kamu kreasikan dengan menambahkan subtitle atau pun informasi-informasi menarik terkait lagu yang sedang kamu nyanyikan. Atau bahkan kita dapat menciptakan lagu kita sendiri dengan menggunakan bahasa daerah yang disusun dengan indah agar para pendengarnya mengetahui betapa eloknya kebudayaan yang ada.

Tertarik dengan podcast? Kamu juga bisa mencoba menjadi podcaster yang melestarikan budaya loh! Dengan membuat konten podcast yang menceritakan cerita-cerita rakyat dengan berbagai genre seperti fabel, sage, legenda, mitos, hingga horror kamu dapat menentukan target pendengarmu dengan menentukan jenis cerita yang kamu pilih. 

Cerita-cerita tersebut dapat membantu kamu dan para pendengarmu mengingat kembali berbagai cerita rakyat yang sudah ada sejak zaman dahulu, jika dikemas dan disampaikan dengan cara yang menarik, yakin deh para pendengar akan terus mendengar konten-konten yang kamu produksi. 

Karya-karya tersebut dapat kamu hasilkan dan sebar luaskan dengan memanfaatkan teknologi yang saat ini memudahkan kita dalam berbagai aktifitas. Berbagai macam aplikasi telah tersedia dan siap untuk digunakan. Saat kamu ingin membuat podcast kamu dapat menggunakan aplikasi Google Podcast, Noice, Anchor dan lain-lain untuk merekam konten-konten yang kamu buat. 

Jika ingin membuat lagu kamu bisa merekam suara dan musik-mu lalu mengeditnya dengan berbagai aplikasi yang tersedia. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat kamu akses menggunakan telpon genggam mu loh!

Menariknya lagi kamu dapat memanfaatkan platform-platfom musik digital untuk menyebarluaskan kontenmu. Kamu bisa menggunakan Spotify dan Youtube untuk mengupload karya-karya mu untuk dinikmati oleh para pengguna aplikasi tersebut. Tidak sulit untuk melaukan penguploadan, kamu hanya perlu menyiapkan konten yang telah kamu buat dan ikuti cara-cara upload yang bisa kamu akses di platform-platform tersebut. 

Jika pada aplikasi Youtube kamu dapat langsung mengupload konten mu, berbeda dengan Spotify kamu harus melewati berbagai tahap terlebih dahulu dan akan dilakukan penilaian apakah kontenmu layak untuk disebarluaskan atau tidak. Namun proses tersebut jauh lebih mudah dibandingkan dengan saat para pembuat karya berupa lagu harus mencari label musik dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

Kemudahan-kemudahan yang ada saat ini menunjukan bahwa perkembangan teknologi mampu mengubah pola produksi konten dan proses penyebaran hingga dikonsusmsi oleh para penikmatnya. Kreatifitas dan rasa cinta tanah air yang tinggi akan mendorong pemanfaatan yang tepat terhadap penggunaan teknologi dan pelestarian budaya. 

Dengan seimbangnya kemajuan teknologi dan tidak hilangnya nilai-nilai luhu serta budaya akan menghasilkan bangsa yang maju dan menghargai jasa para pahlawan dan leluhurnya. Seperti ucapan legenda Bung Karno bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.”

 

Referensi

 

APJII. (2016). Penetrasi & Perilaku Pengguna Internet Indonesia. Survey.

Rahardian, E., Sutopo, A., & Anwar, M. (2021). The rise of music streaming services in Indonesia: A study on Spotify’s market entry strategy. Asian Journal of Business and Management, 45–60.

Resmadi, I., & Bastari, R. P. (2020). The Mapping of Indonesia Music Sector Ecology. 48.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun