Mohon tunggu...
GINA SULISTIANA
GINA SULISTIANA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWI UNIVERSITAS MERCU BUANA | PRODI S1 AKUNTANSI | NIM 43223110041

Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Kode Etik UMB. Dosen Pengampu: Prof. Dr. Apollo Daito, S.E., Ak., M.Si., CIFM., CIABV., CIABG

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Quiz 5- Model Etika Komunikasi Habermas

13 Oktober 2024   02:27 Diperbarui: 13 Oktober 2024   02:50 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

What: Model Etika Komunikasi Jurgen Habermas 

Seorang filsuf dan sosiologi dari Jerman yaitu Jurgen Habermas, dikenal melalui tradisi pemikiran Mazhab Frankfurt yang menghasilkan teori kritis yang berfokus pada kritik budaya, politik, dan sosial untuk membantu masyarakat terbebas dari penindasan. Salah satu kontribusi terbesarnya adalah teori tindakan komunikatif yang dikembangkan dalam bukunya The Theory of Communicative Action. Teori tindakan komunikatif bertujuan mencapai kesepahaman bersama (mutual understanding) melalui dialog yang rasional, terbuka, dan jujur. Menurutnya dalam teori ini, komunikasi ideal terjadi dalam suasana semua masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, tanpa ada manipulasi atau dominasi. Dengan begitu, komunikasi semacam ini memungkinkan tercapainya kesepakatan yang adil, terutama dalam konteks demokrasi deliberatif.

Selain itu, Habermas juga membahas hubungan manusia dalam bukunya "Knowledge and Human Interests" (1968). Di dalamnya, ia menguraikan tentang paradoks jenis hubungan manusia, hal tersebut menekankan bahwa interaksi manusia tidak hanya terbatas pada satu dimensi saja, melainkan mencakup berbagai tingkatan hubungan dengan alam, masyarakat, maupun diri sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan manusia selalu terkait dengan kepentingan tertentu mencakup kepentingan teknis (pengetahuan empirik-analitis), praktis (pengetahuan historis-hermeneutis), maupun emansipatoris (pengetahuan kritis).

Prof. Dr. Apollo
Prof. Dr. Apollo
  • Kepentingan Teknis (Technical Interest), berhubungan dengan pengetahuan empirik-analitis yang digunakan untuk mengendalikan dan memanipulasi alam.
  • Kepentingan Praktis (Practical Interest) -- berhubungan dengan pengetahuan historis-hermeneutis, yaitu pemahaman terhadap interaksi sosial dan budaya. Manusia, sebagai makhluk sosial, memiliki kepentingan untuk memahami satu sama lain dan menciptakan dunia sosial yang koheren.
  • Kepentingan Emansipatoris (Emancipatory Interest) -- pengetahuan yang mendasari teori kritis dengan tujuan untuk membebaskan manusia dari suatu hal menindas atau negatif. Pengetahuan kritis ini berusaha untuk menantang ideologi dan kekuasaan yang mengekang manusia, dengan tujuan mencapai emansipasi sosial.

Kepentingan pengetahuan tersebut dihubungkan dengan tiga jenis hubungan manusia dan dimensi-dimensi kehidupan yang berbeda:

  • Ilmu Alam; Hubungan Subjek-Objek (Natural Science)

Yaitu jenis hubungan yang terjadi antara manusia (subjek) dan dunia alam (objek). Dalam konteks ini diilustrasikan, manusia memiliki pengetahuan empiris yang digunakan untuk mengendalikan alam melalui eksperimen ilmiah dan teknologi yang didorong oleh kepentingan teknis untuk memanfaatkan dan memanipulasi dunia fisik sebagai pemenuhan kebutuhan praktis.

Contoh: Seorang petani menggunakan mesin dan teknologi irigasi modern untuk meningkatkan hasil panen. Kegiatan yang dilakukan petani tersebut merupakan bentuk interaksi dengan alam (tanah, air, tanaman) sebagai objek yang harus dikendalikan melalui pengetahuan ilmiah dan teknologi. Dan mesin-mesin tersebut merupakan hasil dari kepentingan teknis untuk memaksimalkan produksi pertanian.

  • Dunia Sosial; Hubungan Subjek-Subjek (Social World)

Dimensi yang memiliki unsur relevan dengan teori tindakan komunikatif Habermas, yang memfokuskan rasionalitas komunikatif digunakan untuk mencapai kesepahaman. Hubungan ini merupakan interaksi antara individu dalam dunia sosial, yang menunjukkan bahwa manusia berusaha untuk memahami orang lain dan berinteraksi secara sosial melalui komunikasi.

Contohnya, Dalam diskusi kelompok, para mahasiswa berinteraksi melalui dialog terbuka untuk saling memahami pandangan dan pendapat untuk  mencapai kesepahaman bersama (mutual understanding) tentang topik yang dibahas. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan tersebut dianggap sebagai subjek yang setara dan menggunakan rasionalitas komunikatif untuk memahami satu sama lain.

  • Dunia Subjek Pemikiran; Hubungan Subjek-Diri Sendiri (Subjective World)

Jenis hubungan yang menggambarkan cara manusia berhubungan dengan dirinya sendiri. Hubungan ini mencerminkan kepentingan emansipatoris, seorang individu berusaha untuk membebaskan diri dari batasan-batasan internal, seperti kesalahpahaman atau hal yang terjadi diluar kendalinya atau merugikan melalui refleksi dan kritik terhadap kondisi sosial yang ada. Ilmu pengetahuan kritis berperan membantu individu dan masyarakat untuk memahami kondisi sosial yang menindas dan memungkinkan emansipasi dari struktur kekuasaan yang merugikan.

Contohnya, seseorang yang merenungkan kebiasaan buruknya, seperti terlalu sering menunda pekerjaan (prokrastinasi) dan menyadari dampak negatif dari kebiasaan tersebut menimbulkan stres atau ketidakpuasan pribadi. Dari hasil refleksi tersebut, ia memutuskam untuk berubah dan mengatur waktu dengan lebih baik. Hal membantu individu membebaskan diri dari kebiasaan yang merugikan dan meningkatkan kualitas hidupnya. Kegiatan ini menunjukkan kepentingan emansipatoris digunakan untuk mengatasi batasan diri sendiri dan mencapai perkembangan pribadi.

Tindakan Komunikasi Menurut Jurgen Habermas

Prof. Dr. Apollo
Prof. Dr. Apollo

Tindakan komunikasi, menurut Jurgen Habermas, diharapkan dapat mencapai "mutual understanding" (kesepahaman bersama) untuk mengkoordinasikan tindakan kedua belah pihak. Dalam konteks ini, tindakan komunikasi tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk bertukar informasi yang melibatkan pengertian literal, tetapi juga pengertian kontekstual dan emosional terhadap argumen dan perasaan orang lain untuk membangun kesepakatan yang mendalam antara berbagai pihak. Habermas berpendapat bahwa paradigma kerja tidak relevan dalam konteks tindakan komunikasi, karena sering kali tindakan tersebut didorong oleh kepentingan pribadi dan efisiensi ekonomi yang menunjukkan pihak lain tidak merasa terlibat atau memiliki suara. Sebagai solusinya, Habermas mengusulkan paradigma komunikasi, di mana keputusan diambil melalui dialog dan konsensus, menciptakan ruang bagi partisipasi aktif dari semua yang terlibat. Dari tindakan tersebut Jurgen Habermas mengklasifikasikannya kedalam beberapa tipe komunikasi, yaitu:

  • Tindakan Teologis, yaitu tindakan yang berfokus pada pencapaian tujuan tertentu. Dalam tindakan ini, individu berusaha untuk mencapai hasil yang diinginkan dengan cara yang efisien. seperti seseorang yang haus kemudian minum, atau seorang karyawan bertindak karena perintah untuk mengikuti instruksi atasan.
  • Tindakan Normatif, tindakan ini berfokus pada berperilaku sesuai dengan norma sosial dan etika yang diharapkan. Seperti seorang mahasiswa yang menyelesaikan tugas atas perintah dosen. Mahasiswa, memahami bahwa sebagai siswa mereka memiliki kewajiban untuk mengikuti instruksi dosen, dan mulai mengerjakan tugas tersebut. Kegiatan tersebut, cerimanan pemenuhan harapan akademik dan norma yang berlaku di lingkungan pendidikan.
  • Dramaturgik, yaitu tindakan berupa pencitraan, untuk menampilkan diri dengan cara tertentu untuk membentuk persepsi orang lain. Seperti zaman saat ini, meminjam uang (pinjaman online) kesana-kesini demi mencukupi gaya hidup yang mewah agar terlihat kaya, tetapi disisi lain dia kebingungan untuk melunasi hutang dan bunga dari pinjaman tersebut.
  • Komunikatif, yaitu tindakan yang bertujuan untuk mencapai kesepahaman. Dalam tindakan ini, semua pihak berusaha untuk saling memahami untuk mencapai konsensus.

Tindakan dari komunikasi pun harus memiliki dasar rasionalitas untuk bisa dikatakan logis, terukur, dan berdasarkan pertimbangan yang baik. Habermas berpendapat bahwa rasionalitas tidak hanya dimiliki oleh pengetahuan tertentu, tetapi dengan rasionalitas individu dapat berbicara dan bertindak memperoleh dan menggunakan pengetahuan. Jrgen Habermas mengidentifikasi tiga jenis rasionalitas dalam konteks komunikasi, yaitu:

  • Rasionalitas Instrumen, dapat dikatakan rasional pada konsep ini, karena berkaitan dengan penggunaan cara yang efektivitas dalam mencapai sasaran.
  • Rasionalitas Strategis, yaitu perencanaan dan pelaksanaan tindakan sudah mempertimbangkan berbagai situasi
  • Rasionalitas Komunikasi, disebut rasional karena komunikasi tersebut berfokus pada pencapaian kesepahaman Bersama untuk menciptakan komunikasi yang inklusif.

Selain itu, dapat dikatakan rasionalitas suatu komunikasi harus dapat membedakan bidang ilmu pengetahuan, seperti sains, teknologi, seni, dan hukum. Yang berarti juga bahwa komunikasi, tidak mengabaikan dunia, tetapi mampu mengskui realitas dengan menggunakan kalkulasi rasional yang masuk akal untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini berlaku dalam berbagai institusi, termasuk birokrasi, yang menuntut kompetensi dan kualifikasi yang baik.

Komunikasi: Jenis Hubungan Manusia

Habermas membedakan antara tindakan komunikatif dan tindakan strategis, dalam bukunya The Theory of Communicative Action:

Prof. Dr. Apollo
Prof. Dr. Apollo
  • Tindakan Komunikatif: Berfokus pada pencapaian kesepahaman di antara para peserta komunikasi. Tujuannya adalah untuk menemukan kebenaran bersama dan mencapai konsensus tanpa ada unsur dominasi. Komunikasi jenis ini didasarkan pada kejujuran, keadilan, dan rasionalitas.
  • Sedangkan, Tindakan Strategis: Berorientasi pada keberhasilan tujuan individu atau kelompok tertentu, sering kali menggunakan bujukan, tekanan, atau manipulasi. Dalam tindakan ini, fokusnya adalah hasil, bukan proses mencapai kesepakatan

Yang memiliki pra-syarat komunikasi, sepeti:

  • Memiliki bahasa yang sama, konsisten mematuhi aturan logis, dan sistematis
  • Memiliki tujuan konsensus yang sifatnya tidak memihak, otonom tulus, bertanggungjawab, dan setara/sejajar.
  • Harus ada aturan umum yang wajib dipatuhi, tanpa tekanan dan diskriminasi.

Dalil Dialetika Komunikasi Yang Baik dan Komperenshif

Dalil ini menekankan bahwa komunikasi yang baik harus memenuhi beberapa prinsip dasar Berikut  beberapa ciri komunikasi yang baik meliputi:

Prof. Dr. Apollo
Prof. Dr. Apollo
  • Kebenaran (Propositional Truth), adanya keselarasan dengan adanya dunia empirik, data, dan disertai pandangan yang objektif.
  • Kejujuran (Subjective Truthfulness), adanya kesesuaian antara dunia batin dengan realitas ekspresi seseorang.
  • Ketepatan (Normative Rightness), adanya kesesuaian dengan norma/aturan sosial yang mendasarinya.

Sistem dan Lifeworld dalam Pemikiran Jurgen Habermas

Jurgen Habermas, dalam teorinya, membagi masyarakat menjadi dua sistem utama yang berpengaruh pada cara manusia berkomunikasi, yang memainkan peran penting dalam interaksi sosial dan dapat memengaruhi kualitas komunikasi antarindividu.

  • Sistem Pasar dan Sistem Birokrasi

Kedua sistem tersebut berfungsi sebagai prinsip ekonomi di mana interaksi antarmanusia seringkali berorientasi pada keuntungan dan efisiensi. Dalam sistem tersebut, rasionalitas strategis yang paling mendominasi prosedur dan aturan ditetapkan untuk mencapai efisiensi administratif.

  • Sedangkan, Lifeworld didominasikan oleh rasionalitas komunikasi yang fokus pada pengertian dan pemahaman bersama antarindividu dalam masyarakat.

Sehingga, menurut pandangan Jurgen Habermas kecenderungan kolonisasi oleh Sistem Pasar dan Birokrasi terhadap Lifeworld, yang mengancam "Communicative Action" dan kehidupan sehari-hari, seperti kekuasaan, uang, dan kontrol sosial.

Demokrasi Deliberatif dan Etika Diskursus Ruang Publik

Prof. Dr. Apollo
Prof. Dr. Apollo
Demokrasi Deliberatif,

adalah konsep dalam teori politik yang menekankan pentingnya dialog antar mekanisme sosial seperti dalam negara antara legislative, eksekutif, dan yudikatif dalam struktur masyarakat antar warga, dan warga dengan pemimpinnya dalam proses pengambilan Keputusan, dengan tujuan mencapai kesepahaman yang dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat, yang mencakup:

  • Deliberatif (deliberatio): Melibatkan konsultasi, musyawarah, dan pertimbangan dalam waktu panjang.
  • Demokrasi: Proses deliberasi dilakukan melalui dialog yang terbuka, di mana semua pihak dapat menyampaikan pandangan dan argumen mereka tanpa adanya dominasi atau tekanan.untuk mencapai kesesuaian antara pemerintah (yang memerintah) dan yang diperintah (rakyat).
  • Hasil keputusan Demokrasi Deliberatif: Aturan sifatnya konsesus yang berarti dapat diterima oleh semua pihak, sehingga keputusan yang diambil mencerminkan kehendak kolektif masyarakat.

Ruang Publik

Adalah saran diskurus masyarakat untuk bebas beropini, berdiskusi, berkomunikasi dan berargumen. Yang memudahkan masyarakat bebas memberikan kritik dan saran masukan pada negara agar lebih transparan yang melepaskan dari hegemoni pasar dan pemerintah, sehingga memunculkan masyarakat yang rasional dan adil.

Komunikasi di Ruang Publik memiliki karakteristik atau ciri:

  • Bersifat kritis
  • Bebas beropini tanpa ketertutupan dan dominasi.
  • Setiap individu berhak untuk mengungkapkan pemikirannya untuk keputusan bersama (command good)
  • Bebas dari intervensi: berdasarkan pada kejujuran, kebenaran dan ketetapan.

Selain itu terdapat etika yang mengatu berjalannya Diskursus Ruang Publik untuk menghilangkan hegemoni/penindasan, yaitu:

  • Adanya pluralitas moral sebagai etika normatif
  • Prasyarat yang menekankan pada kesetaraan pada kebebasan masyarakat atau komunitas untuk memiliki hak bersuara.

Why: Etika Model Komunikasi Habermas Memiliki Peran Penting dalam Sebuah Demokrasi dan Komunikasi Publik

Relevansi yang menekankan pentingnya mencapai mutual understanding atau kesepahaman bersama melalui dialog terbuka sangat penting dalam keputusan politik yang sering kali melibatkan berbagai perspektif dan kepentingan. Dengan mendorong komunikasi yang inklusif dan dialogis, model ini membantu mencapai konsensus yang dapat diterima oleh semua pihak (masyarakat), sehingga menciptakan stabilitas dan legitimasi dalam pengambilan keputusan. Selain itu, Metode Komunikasi Habermas menekankan komunikasi yang berbasis pada etika dan rasionalitas komunikatif, hal tersebut akan mengurangi potensi konflik karena masyarakat diberikan hak untuk bersuara didengarkan dan dipertimbangkan. Sekaligus sarana berkomunikasi secara terbuka dan menghargai perbedaan bagi masyarakat, yang akan tercipta suasana toleransi yang lebih besar. Sehingga model ini berkontribusi mendorong proses demokratis yang lebih inklusif, transparan, dan terhindar dari hegemoni dengan  menawarkan pendekatan yang lebih manusiawi dan etis dalam pengambilan keputusan, yang sangat penting untuk menciptakan masyarakat yang adil, inklusif, dan demokratis.

How: Menerapkan Prinsip Diskursus Berdasarkan Model Etika Komunikasi Habermas

Prof. Dr. Apollo
Prof. Dr. Apollo
  • Kesetaraan Partisipan: Tiap pihak berkompeten berhak berbicara, dan bertindak dalam diskursus
  • Transparansi dan Kejujuran: Setiap pihak diperbolehkan menanyakan, bebas mengekspresikan sikap-sikap atau keinginan kebutuhannya untuk mengungkapkan kebenaran subjektif secara terbuka tanpa manipulasi.
  • Ruang Bebas: Menjamin kebebasan berbicara dan menghindari intimidasi
  • Konsensus Rasional: Hasil tersebut berupa kesepahaman bersama yang dicapai melalui proses diskursus yang rasional dan terbuka. Ini berarti keputusan yang diambil harus didasarkan pada argumen terbaik, bukan pada kekuasaan atau tekanan.

Daftar Pustaka

Apollo, P. D. (n.d.). Model Komunikasi habermas. Prof. Dr. Apollo.

Dewi, D. A. (2018). Model Etika Komunikasi Jrgen Habermas dan Implikasinya dalam Kehidupan Sosial. Jurnal Ilmu Komunikasi 4, 67-78.

Fitria, R. (2021). Tindakan Komunikatif dalam Interaksi Sosial: Perspektif Jrgen Habermas. Jurnal Sosial dan Humaniora, 101-112.

Kirom, S. (2020). INDIVIDU KOMUNIKATIF MENURUT JURGEN HABERMAS DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT MANUSIA. Jurnal yaqzhan, 206-214.

Muhammad Ersyad Muttaqien, D. R. (2023). KONSEP KOMUNIKASI JURGEN HABERMAS DALAM IDE DEMOKRASI DELIBERATIF DAN TINDAKAN KOMUNIKATIF. JURNAL ILMU KOMUNIKASI , 55-59.

Putra, H. (2020). Sistem dan Lifeworld dalam Komunikasi Publik: Sebuah Tinjauan Teoritis . Jurnal Komunikasi 12, no. 1, 35-50.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun