Mohon tunggu...
Gina Resiana
Gina Resiana Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

menulis, membaca, nonton

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikologi Perkembangan - Pengertian Para Ahli

19 April 2024   14:22 Diperbarui: 19 April 2024   14:27 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini ada tiga teori atau pendekatan mengenai perkembangan, yaitu pendekatan-pendekatan perkembangan kognitif, belajar atau lingkungan, dan etologis. Di samping itu, dikemukakan juga pendekatan dari Imam Al-Ghazali.

PENDEKATAN PERKEMBANGAN KOGNITIF

Pendekatan ini didasarkan kepada asumsi atau keyakinan bahwa kemampuan kognitif merupakan suatu yang fundamental dan yang membimbing tingkah laku anak. Kunci untuk memahami tingkah laku anak terletak pada pemahaman bagaimana pengetahuan tersebut terstruktur dalam berbagai aspeknya. Ada tiga model perkembangan kognitif ini, yaitu:

Model dari Piaget

Piaget berpendapat bahwa perkembangan manusia dapat digambarkan dalam konsep fungsi dan struktur. Fungsi merupakan mekanisme biologis bawaan yang sama bagi setiap orang atau kecenderungan-kecenderungan biologis untuk mengorganisasi pengetahuan ke dalam struktur kognisi, dan untuk beradaptasi kepada berbagai tantangan lingkungan. Tujuan dari fungsi-fungsi itu adalah menyusun struktur kognitif internal. Sementara Struktur merupakan interelasi (saling berkaitan) sistem pengetahuan yang mendasari dan membimbing tingkah laku inteligen. Struktur kognitif diistilahkan dengan konsep Skema, yaitu seperangkat keterampilan, pola-pola kegiatan yang fleksibel yang dengannya anak memahami lingkungan.

Skema merupakan aspek yang fundamental dalam teori Piaget. namun sangat sulit untuk dipahami secara komprehensif. Dia meya- kini bahwa inteligensi bukan sesuatu yang dimiliki anak, tetapi yang dilakukannya. Anak memahami lingkungan hanya melalui perbu- atan (melakukan sesuatu terhadap lingkungan). Inteligensi lebih merupakan proses daripada tempat penyimpanan informasi yang statis. Dalam hal ini Piaget memberi contoh tentang bagaimana ber- kembangnya pengetahuan anak tentang bola. Pengetahuan itu di- peroleh melalui kegiatan-kegiatannya dalam memperlakukan bola tersebut, seperti memegang, menendang, dan melempar. Kegiatan- kegiatan ini merupakan contoh kegiatan skema. Dengan demikian. skema itu terdiri atas dua elemen, yaitu (a) objek yang ada di lingkungan (seperti bola), dan (b) reaksi anak terhadap objek. Menurut Wasty Soemanto (1984), skema ini berhubungan dengan (a) refleks: bernapas, makan, dan minum, dan (b) skema mental: skema klasifikasi (pola tingkah laku yang masih sulit diamati, seperti sikap) dan skema operasi (pola tingkah laku yang dapat diamati). Dalam membahas fungsi-fungsi, Piaget mengelompokkannya seperti berikut.

1) Organisasi, yang merujuk kepada fakta bahwa semua struktur kognitif berinterelasi, dan berbagai pengetahuan baru harus diselaraskan ke dalam sistem yang ada.

2) Adaptasi, yang merujuk kepada kecenderungan organisme untuk menyelaraskan dengan lingkungan. Adaptasi ini terdiri atas dua subproses: (1) Asimilasi, yaitu kecenderungan untuk memahami pengalaman baru berdasarkan pengetahuan yang telah ada, seperti: seorang anak kecil memanggil semua orang dewasa pria dengan sebutan "Daddy" (bapak); (2) Akomodasi. yaitu perubahan struktur kognitif karena pengalaman baru. Ini terjadi apabila informasi yang baru itu sangat berbeda atau ter- lalu kompleks yang kemudian diintegrasikan ke dalam struktur yang telah ada. Dapat juga diartikan sebagai "mengubah struktur kognitif yang ada untuk menyesuaikan atau menyelaraskan dengan pengalaman baru" Seperti pada masa awal perkem- bangan, anak cenderung untuk mengisap setiap objek yang berada di dekatnya, namun pada akhirnya dia belajar bahwa tidak semua objek dapat diisap.

Keadaan saling mempengaruhi antara asimilasi dan akomodasi melahirkan konsep Konstruktivisme, yaitu bahwa anak secara aktif menciptakan (mengkreasi) pengetahuan, dalam arti anak tidak hanya menerima pengetahuan secara pasif dari lingkungannya.

Sumber : DR. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd
Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja 

Rosda Karya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun