Media Budidaya: Maggot membutuhkan media organik untuk berkembang, seperti limbah makana, kotoran ternak, atau bahan organik lainnya. Media ini harus kaya akan bahan organik yang dapat menjadi sumber nutrisi bagi larva. Bahan-bahan seperti ampas tahu, dedak, dan limbah sayuran sering digunakan sebagai media budidaya. Media harus dijaga agar tetap lembab, tetapi tidak terlalu basah, untuk memastikan kondisi yang optimal bagi perkembangan maggot.
- Penetasan Telur
Telur lalat BSF biasanya menetas dalam waktu 2-4 hari setelah diletakkan pada media yang sesuai. Suhu dan kelembapan media memainkan peran penting dalam keberhasilan penetasan. Suhu ideal untuk penetasan adalah sekitar 27-30C, dengan kelembapan media yang cukup untuk mencegah kekeringan, tetapi tidak terlalu basah untuk menghindari pertumbuhan jamur.
- Pemeliharaan Magot BSF
Setelah menetas, larva BSF akan mulai mengonsumsi media yang tersedia. Pemeliharaan larva melibatkan pemberian pakan yang cukup, pengaturan kelembapan, dan menjaga kebersihan media untuk mencegah kontaminasi. Larva BSF dikenal sangat rakus dan dapat mengkonsumsi media dengan cepat. Oleh karena itu, perlu memastikan ketersediaan pakan yang cukup selama fase ini. Larva biasanya tumbuh dengan cepat dan siap dipanen dalam waktu 15-20 hari, tergantung pada kondisi lingkungan.
- Pemanenan
Maggot yang telah mencapai ukuran tertentu dapat dipanen dan digunakan sebagai pakan ternak. Panen dapat dilakukan dengan cara memisahkan larva dari media menggunakan saringan atau alat pemisah lainnya. Sebagian dari maggot dapat disisihkan untuk dipelihara hingga menjadi prepupa atau lalat dewasa untuk mempertahankan siklus budidaya.
- Pemeliharaan Lalat Dewasa dan Siklus Berkelanjutan
Untuk menjaga keberlanjutan budidaya, sebagian maggot dapat dibiarkan berkembang menjadi lalat dewasa yang kemudian akan bertelur kembali. Lalat dewasa dapat dipelihara dalam kandang khusus yang dilengkapi dengan sumber makanan dan tempat bertelur yang sesuai. Siklus ini dapat diulang untuk menghasilkan produksi maggot yang terus menerus.
Panen dapat dilakukan pada 2 fase, yaitu saat fase larva (maggot) atau saat prepupa. Panen maggot dilakukan pada saat umur maggot 15-20 hari. Maggot yang dipanen dapat diberikan langsung ke ternak atau ikan dalam bentuk segar atau dapat diolah dulu menjadi maggot kering. Maggot kering dapat digiling menjadi tepung maggot. Maggot dapat dipanen menggunakan cangkul, dan diletakkan ayakan, baik ayakan manual maupun ayakan mesin. Lalat BSF selain dipanen dalam bentuk maggot, dapat juga dipanen dalam bentuk prepupa.Â
Prepupa dapat dijual atau dipelihara sendiri untuk menjadi lalat. Prepupa adalah fase larva BSF yang sudah tidak makan lagi dan akan menjadi pupa dalam waktu 10 hari, dan menjadi lalat BSF dalam waktu 15 - 17 hari. Ukuran prepupa 2.5 cm - 3 cm. Setelah menjadi pupa akan mengalami penyusutan berat 30%. Perubahan maggot akan terjadi pada saat masuk ke fase prepupa, yakni warna pada tubuh maggot akan berubah, awalnya tubuh menjadi kekuningan, coklat kuning, coklat muda hingga warna tubuh menjadi coklat gelap.
Diperlukan metode yang efektif untuk mengawetkan larva lalat BSF secara langsung agar tetap dapat dimanfaatkan sebagai pakan. Pengawetan larva ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembekuan, pengeringan menggunakan oven, dan pembuatan pelet larva (pelet magot) dengan teknik yang sederhana. Produk magot yang telah diawetkan kemudian dikemas dalam plastik kedap udara yang menarik, dilengkapi dengan label merek. Pengemasan yang baik ini diperkirakan akan meningkatkan harga jual magot. Bahan jambu mete (ex-magot) merupakan hasil sampingan dari pengolahan sampah organik. Selain itu, kasgot dapat dimanfaatkan sebagai kompos atau pupuk untuk meningkatkan kadar hara di dalam tanah.Â
Pemasaran produk secara offline dilakukan melalui komunitas petani, peternak ikan, dan ternak unggas. Masyarakat juga memperoleh pengetahuan baru tentang cara mengolah sampah rumah tangga dari kegiatan pelatihan ini. Selain dapat mengurangi limbah, kegiatan ini juga menambah nilai ekonomi bagi keluarga, mendorong terciptanya masyarakat yang bebas sampah, sejahtera, dan berpengetahuan tentang teknologi informasi dan komunikasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H