Pendahuluan
Turki Utsmani, sebuah kerajaan besar yang menguasai wilayah luas di tiga benua selama berabad-abad, memiliki sejarah erat dengan Islam. Perkembangan Islam di Turki Utsmani tidak hanya membentuk identitas religius kerajaan ini, tetapi juga memengaruhi budaya, politik, dan seni yang berkembang di bawah kekuasaannya. Artikel ini akan menelusuri perjalanan perkembangan Islam di Turki Utsmani, mulai dari awal berdirinya kerajaan hingga runtuhnya pada abad ke-20. Â Dengan fokus pada faktor-faktor kunci yang mendorong perkembangan Islam, seperti peran para penguasa, pengaruh para cendekiawan, dan interaksi dengan budaya lain, kita akan mengungkap bagaimana Islam menjadi kekuatan utama yang membentuk peradaban Turki Utsmani. Melalui analisis sejarah, kita akan memahami bagaimana Islam tidak hanya menjadi agama resmi kerajaan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi seni, arsitektur, hukum, dan kehidupan sosial masyarakat Turki Utsmani.
Pembahasan
A. Â Sejarah Munculnya Kerajaan Turki Usmani
Kerajaan Turki Utsmani berdiri pada tahun 1281 di Asia Kecil. Kata Utsmani diambil dari nama kekek mereka yang pertama dan pendiri kerajaan ini yaitu Utsman bin Ertoghril bin Sulaiman Syah dari suku Qayigh, salah satu cabang dari keturunan Oghus Turki. Sesampai di Anatolia, mereka diterima oleh penguasa Seljuk, Sultan Alauddin yang sedang berperang melawan kerajaan Bizantium atas jasa baiknya itu, Sultan Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin II terbunuh.
B. Â Tokoh-tokoh di Turki Usmani
Dalam sejararahnya, selama kerajaan Turki Utsmani bendiri yang hampir tujuh abad lamanya (1299/1300 -- 1924 M), tidak kurang dari 38 sultan yang telah memimipin kerajaan ini.
1. Periode pertama, sultan-sultannya ialah Utsman I (1299-1326 M.), Orkhan / putera Ustman I (1326-1359 M., Murad I / putera Orkhan (1359- 1389 M.) dan Bayazid I Yildirim / putera Murad I (1389-1402 M.)
2. Periode ke dua, sultan-sultannya ialah Muhammad I / putera Bayazid I (14033-1421 M.), Murad II / putera Muhammad I (1421-1451 M.), Muhammad II fatih / putera Murad II (1451-1481 M.), Bayazid II / putera Muhammad II (1481-1512 M.), Salim I / putera Bayazid II (1512-1520 M.), Sulaeman I Qanuni / putera Salim I (1520-1566 M.)
3. Periode ke tiga, sultan-sultannya ialah Salim I / putera Sulaeman I (1566-1673 M), Murad III / putera Salim II (1573-1596 M.), Muhammad III / putera Murad III (1596-1603 M), Ahmad I / putera Muhammad III (1603-1617 M.), Mustafa I / putera Ahmad I (1617-1618 M), Usman II / putera Ahmad I (1618-1622M), Mustafa I yang kedua kalinya (1622-1623 M.), Murad IV / putera Ahmad I (1623-1640 M.), Ibrahim I / putera Ahmad I (1640-1648 M.), Muhammad IV / putera Ibrahim I (1648-1687 M.), Sulaeman III / putera Ibrahim I (1687-1691 M.), Ahmad II / putera Ibrahim I (1691- 1695 M.) dan Mustafa II / putera Muhammad IV (1695-1703 M.).
4. Periode ke empat, sultan-sultannya ialah Ahmad III / putera Muhammad IV (1703-1730 M.), Mahmud I / putera Mustafa II (1730-1754 M.), Usman III / putera Mustafa II (1754-1757 M.), Mustafa III / putera Ahmad III (1757-1774 M.), Abdul Hamid I / putera Ahmad III (1774-1788 M.), Salim III / putera Mustafa III (1789-1807 M.), Mustafa IV / putera Abdul Hamid I (1807-1808 M.), dan Mahmud II / putera Abdul Hamid I (1808-1839 M.).
5. Periode ke lima, sultan-sultannya ialah Abdul Majid I / putera Mahmud II (1839-1861 M.), Abdul Azis / Mahmud II (1861-1876 M.), Murad V / putera Abdul Majid I (1876 M.), Abdul Hamid II / putera Abdul Majid I (1876- 1909 M.), Muhammad V / putera Abdul Majid I (1909- 1918 M.), Muhammad VI / putera Abdul Majid I (1918- 1922 M) dan Abdul Majid II (1922- 1924 M).
C. Â Kemajuan dan Kemunduran Turki Usmani
1. Kemajuan Turki Utsmani
1). Bidang Pemerintahan dan militer
Para pemimpin awal Kerajaan Utsmani dikenal sebagai individu yang kuat, memungkinkan ekspansi kerajaan secara cepat. Namun, kesuksesan kerajaan Utsmani tidak hanya berkat politik para pemimpinnya, melainkan juga berbagai faktor lain seperti keberanian, keterampilan, ketangguhan, dan kekuatan militernya. Ketika pertempuran dengan Eropa terjadi, kekuatan militer mulai diorganisir dengan baik, terutama dengan pembentukan pasukan Jenissery. Kemiliteran juga mengalami perombakan besar-besaran oleh Orkhan, termasuk dalam tambahan bangsa non-Turki sebagai anggota dan anak-anak Kristen. Angkatan laut Utsmani juga disempurnakan untuk mendukung ekspansi. Faktor-faktor ini, bersama dengan tabiat militer Turki yang disiplin, membantu Kerajaan Utsmani menguasai wilayah luas di Asia, Afrika, dan Eropa. Sistem pemerintahan yang teratur pun turut mendukung kesuksesan ekspansi tersebut.
2). Bidang Intelektual atau Ilmu Pengetahuan
Pada abad ke-19, pemerintahan Turki Utsmani menunjukkan kemajuan dalam bidang intelektual melalui penerbitan surat kabar seperti Takvini Veka, Tasviri Efkyar, dan Terjumani Ahval. Transformasi pendidikan terjadi dengan mendirikan berbagai tingkatan sekolah dan fakultas. Sastrawan seperti Ibrahim Shinasi juga muncul dengan karya-karya yang dihasilkan setelah studi di luar negeri.
3). Bidang Kebudayaan
Dinasti Utsmani di Turki memajukan peradaban Islam pada zaman keemasannya, dengan munculnya tokoh-tokoh terkenal seperti Nafi' dan Yusuf Nabi dalam bidang sastra. Katip Celebi dan Evliya Celebi juga lahir sebagai penulis terkenal. Mustafa bin Abdullah, dikenal sebagai Katip Celebi, menampilkan buku bergambar penting dalam karyanya, serta membangun masjid-masjid yang indah bersama dengan seni arsitektur Islam. Masjid Al-Muhammadi dan lainnya dihiasi dengan kaligrafi indah. Pada masanya, Sulaiman al-Qanuni membangun banyak bangunan di kota besar dan lainnya, dipimpin oleh arsitek Sinan.
4). Bidang Keagamaan
Kehidupan keagamaan di Turki Utsmani dipengaruhi oleh ulama, mufti, dan tarekat seperti Al-Bektasiy dan Al-Maulawiy. Penguasa cenderung taklid terhadap satu mazhab. Pada dasarnya, terdapat beberapa faktor yang mendorong kemajuan yang terjadi di masa dinasti Turki Utsmani, diantaranya adalah:
a. Adanya sistem pemberian hadiah berupa tanah kepada tentara yang berjasa.
b. Tidak adanya diskriminasi dari pihak penguasa.
c. Kepengurusan organisasi yang cakap.
d. Pihak Turki memberikan perlakuan baik terhadap saudara-saudara baru dan memberikan kepada mereka hak rakyat secara penuh.
e. Turki Ustmani telah menggunakan tenaga-tenaga profesional dan terampil.
f. Kedudukan sosial orang-orang Turki telah menarik minat penduduk negeri-negeri Balkan untuk memeluk agama Islam.
g. Rakyat memeluk agama Kristen hanya dibebani biaya perlindungan (jizyah) yang relatife murah dibandingkan pada masa Bizantium.
h. Semua penduduk memperoleh kebebasan untuk menjalankan kepercayaannya masing-masing.
i. Karena Turki tidak fanatik agama, wilayah-wilayah Turki menjadi tempat perlindungan orang-orang Yahudi dari serangan kerajaan Kristen di Spanyol dan Portugal pada abad ke-16.
2. Kemunduran Turki Usmani
Penyebab utama kehancuran Kerajaan Turki Utsmani adalah ketergantungan sistem birokrasi pada kemampuan Sultan dalam mengendalikan pemerintahan. Seorang Sultan yang lemah mempercepat keruntuhan, namun seorang Sultan yang cakap bisa memperlambat proses korosi politik. Setelah kematian Sultan Sulaiman al-Qanuniy pada tahun 1566 M, mulai terjadi kemunduran kerajaan. Kenaikan Sultan Salim II dianggap sebagai awal keruntuhan Turki Utsmani, dengan semangat prajurit yang melemah dan serangkaian kekalahan dalam pertempuran. Tanda keruntuhan semakin jelas dengan penyerahan wilayah kepada penguasa asing. Pemberontakan di berbagai wilayah juga melemahkan kekuasaan Utsmani. Akhirnya, pada tahun 1924 M, berdirilah Republik Turki dan Mustafa Kemal Ataturk menjadi presiden pertamanya, mengakhiri keberadaan Kerajaan Turki Utsmani yang pernah kuat dan besar. Lebih lanjut, dalam bukunya, Syafiq A. Mughni melihat ada tiga hal yang menjadi faktor kehancuran Turki Usmani, yaitu sebagai berikut:
A. Â Kelemahan para Sultan dan sistem birokrasi
B. Â Kemerosotan kondisi sosial ekonomi
C. Â Munculnya kekuatan Eropa
Kesimpulan
Kerajaan Turki Utsmani memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan Islam dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti budaya, politik, dan seni. Dari awal berdirinya pada tahun 1300 M, Turki Utsmani mengalami kemajuan dalam militer, pemerintahan, dan pembangunan fisik. Meskipun mengalami kemunduran dan akhirnya hancur pada abad ke-20, faktor-faktor seperti kelemahan para sultan, sistem birokrasi, dan kemerosotan ekonomi berpengaruh besar. Interaksi Turki Utsmani dengan berbagai peradaban di wilayah yang dikuasainya juga memiliki dampak signifikan, di mana peradaban yang lebih kuat memberikan pengaruh besar terhadap yang lebih lemah.Pendahuluan
Turki Utsmani, sebuah kerajaan besar yang menguasai wilayah luas di tiga benua selama berabad-abad, memiliki sejarah erat dengan Islam. Perkembangan Islam di Turki Utsmani tidak hanya membentuk identitas religius kerajaan ini, tetapi juga memengaruhi budaya, politik, dan seni yang berkembang di bawah kekuasaannya. Artikel ini akan menelusuri perjalanan perkembangan Islam di Turki Utsmani, mulai dari awal berdirinya kerajaan hingga runtuhnya pada abad ke-20. Â Dengan fokus pada faktor-faktor kunci yang mendorong perkembangan Islam, seperti peran para penguasa, pengaruh para cendekiawan, dan interaksi dengan budaya lain, kita akan mengungkap bagaimana Islam menjadi kekuatan utama yang membentuk peradaban Turki Utsmani. Melalui analisis sejarah, kita akan memahami bagaimana Islam tidak hanya menjadi agama resmi kerajaan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi bagi seni, arsitektur, hukum, dan kehidupan sosial masyarakat Turki Utsmani.
Pembahasan
A. Sejarah Munculnya Kerajaan Turki Usmani
Kerajaan Turki Utsmani berdiri pada tahun 1281 di Asia Kecil. Kata Utsmani diambil dari nama kekek mereka yang pertama dan pendiri kerajaan ini yaitu Utsman bin Ertoghril bin Sulaiman Syah dari suku Qayigh, salah satu cabang dari keturunan Oghus Turki. Sesampai di Anatolia, mereka diterima oleh penguasa Seljuk, Sultan Alauddin yang sedang berperang melawan kerajaan Bizantium atas jasa baiknya itu, Sultan Alauddin menghadiahkan sebidang tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Seljuk dan Sultan Alauddin II terbunuh.
B. Tokoh-tokoh di Turki UsmaniÂ
Dalam sejararahnya, selama kerajaan Turki Utsmani bendiri yang hampir tujuh abad lamanya (1299/1300 -- 1924 M), tidak kurang dari 38 sultan yang telah memimipin kerajaan ini.Â
1. Periode pertama, sultan-sultannya ialah Utsman I (1299-1326 M.), Orkhan / putera Ustman I (1326-1359 M., Murad I / putera Orkhan (1359- 1389 M.) dan Bayazid I Yildirim / putera Murad I (1389-1402 M.)Â
2. Periode ke dua, sultan-sultannya ialah Muhammad I / putera Bayazid I (14033-1421 M.), Murad II / putera Muhammad I (1421-1451 M.), Muhammad II fatih / putera Murad II (1451-1481 M.), Bayazid II / putera Muhammad II (1481-1512 M.), Salim I / putera Bayazid II (1512-1520 M.), Sulaeman I Qanuni / putera Salim I (1520-1566 M.)
3. Periode ke tiga, sultan-sultannya ialah Salim I / putera Sulaeman I (1566-1673 M), Murad III / putera Salim II (1573-1596 M.), Muhammad III / putera Murad III (1596-1603 M), Ahmad I / putera Muhammad III (1603-1617 M.), Mustafa I / putera Ahmad I (1617-1618 M), Usman II / putera Ahmad I (1618-1622M), Mustafa I yang kedua kalinya (1622-1623 M.), Murad IV / putera Ahmad I (1623-1640 M.), Ibrahim I / putera Ahmad I (1640-1648 M.), Muhammad IV / putera Ibrahim I (1648-1687 M.), Sulaeman III / putera Ibrahim I (1687-1691 M.), Ahmad II / putera Ibrahim I (1691- 1695 M.) dan Mustafa II / putera Muhammad IV (1695-1703 M.).
4. Periode ke empat, sultan-sultannya ialah Ahmad III / putera Muhammad IV (1703-1730 M.), Mahmud I / putera Mustafa II (1730-1754 M.), Usman III / putera Mustafa II (1754-1757 M.), Mustafa III / putera Ahmad III (1757-1774 M.), Abdul Hamid I / putera Ahmad III (1774-1788 M.), Salim III / putera Mustafa III (1789-1807 M.), Mustafa IV / putera Abdul Hamid I (1807-1808 M.), dan Mahmud II / putera Abdul Hamid I (1808-1839 M.).
5. Periode ke lima, sultan-sultannya ialah Abdul Majid I / putera Mahmud II (1839-1861 M.), Abdul Azis / Mahmud II (1861-1876 M.), Murad V / putera Abdul Majid I (1876 M.), Abdul Hamid II / putera Abdul Majid I (1876- 1909 M.), Muhammad V / putera Abdul Majid I (1909- 1918 M.), Muhammad VI / putera Abdul Majid I (1918- 1922 M) dan Abdul Majid II (1922- 1924 M).
C. Kemajuan dan Kemunduran Turki UsmaniÂ
1. Kemajuan Turki Utsmani
1). Bidang Pemerintahan dan militer
Para pemimpin awal Kerajaan Utsmani dikenal sebagai individu yang kuat, memungkinkan ekspansi kerajaan secara cepat. Namun, kesuksesan kerajaan Utsmani tidak hanya berkat politik para pemimpinnya, melainkan juga berbagai faktor lain seperti keberanian, keterampilan, ketangguhan, dan kekuatan militernya. Ketika pertempuran dengan Eropa terjadi, kekuatan militer mulai diorganisir dengan baik, terutama dengan pembentukan pasukan Jenissery. Kemiliteran juga mengalami perombakan besar-besaran oleh Orkhan, termasuk dalam tambahan bangsa non-Turki sebagai anggota dan anak-anak Kristen. Angkatan laut Utsmani juga disempurnakan untuk mendukung ekspansi. Faktor-faktor ini, bersama dengan tabiat militer Turki yang disiplin, membantu Kerajaan Utsmani menguasai wilayah luas di Asia, Afrika, dan Eropa. Sistem pemerintahan yang teratur pun turut mendukung kesuksesan ekspansi tersebut.
2). Bidang Intelektual atau Ilmu Pengetahuan
Pada abad ke-19, pemerintahan Turki Utsmani menunjukkan kemajuan dalam bidang intelektual melalui penerbitan surat kabar seperti Takvini Veka, Tasviri Efkyar, dan Terjumani Ahval. Transformasi pendidikan terjadi dengan mendirikan berbagai tingkatan sekolah dan fakultas. Sastrawan seperti Ibrahim Shinasi juga muncul dengan karya-karya yang dihasilkan setelah studi di luar negeri.
3). Bidang Kebudayaan
Dinasti Utsmani di Turki memajukan peradaban Islam pada zaman keemasannya, dengan munculnya tokoh-tokoh terkenal seperti Nafi' dan Yusuf Nabi dalam bidang sastra. Katip Celebi dan Evliya Celebi juga lahir sebagai penulis terkenal. Mustafa bin Abdullah, dikenal sebagai Katip Celebi, menampilkan buku bergambar penting dalam karyanya, serta membangun masjid-masjid yang indah bersama dengan seni arsitektur Islam. Masjid Al-Muhammadi dan lainnya dihiasi dengan kaligrafi indah. Pada masanya, Sulaiman al-Qanuni membangun banyak bangunan di kota besar dan lainnya, dipimpin oleh arsitek Sinan.
4). Bidang Keagamaan
Kehidupan keagamaan di Turki Utsmani dipengaruhi oleh ulama, mufti, dan tarekat seperti Al-Bektasiy dan Al-Maulawiy. Penguasa cenderung taklid terhadap satu mazhab. Pada dasarnya, terdapat beberapa faktor yang mendorong kemajuan yang terjadi di masa dinasti Turki Utsmani, diantaranya adalah:
a. Adanya sistem pemberian hadiah berupa tanah kepada tentara yang berjasa.
b. Tidak adanya diskriminasi dari pihak penguasa.
c. Kepengurusan organisasi yang cakap.
d. Pihak Turki memberikan perlakuan baik terhadap saudara-saudara baru dan memberikan kepada mereka hak rakyat secara penuh.
e. Turki Ustmani telah menggunakan tenaga-tenaga profesional dan terampil.Â
f. Kedudukan sosial orang-orang Turki telah menarik minat penduduk negeri-negeri Balkan untuk memeluk agama Islam.
g. Rakyat memeluk agama Kristen hanya dibebani biaya perlindungan (jizyah) yang relatife murah dibandingkan pada masa Bizantium.
h. Semua penduduk memperoleh kebebasan untuk menjalankan kepercayaannya masing-masing.
i. Karena Turki tidak fanatik agama, wilayah-wilayah Turki menjadi tempat perlindungan orang-orang Yahudi dari serangan kerajaan Kristen di Spanyol dan Portugal pada abad ke-16.Â
2. Kemunduran Turki Usmani
Penyebab utama kehancuran Kerajaan Turki Utsmani adalah ketergantungan sistem birokrasi pada kemampuan Sultan dalam mengendalikan pemerintahan. Seorang Sultan yang lemah mempercepat keruntuhan, namun seorang Sultan yang cakap bisa memperlambat proses korosi politik. Setelah kematian Sultan Sulaiman al-Qanuniy pada tahun 1566 M, mulai terjadi kemunduran kerajaan. Kenaikan Sultan Salim II dianggap sebagai awal keruntuhan Turki Utsmani, dengan semangat prajurit yang melemah dan serangkaian kekalahan dalam pertempuran. Tanda keruntuhan semakin jelas dengan penyerahan wilayah kepada penguasa asing. Pemberontakan di berbagai wilayah juga melemahkan kekuasaan Utsmani. Akhirnya, pada tahun 1924 M, berdirilah Republik Turki dan Mustafa Kemal Ataturk menjadi presiden pertamanya, mengakhiri keberadaan Kerajaan Turki Utsmani yang pernah kuat dan besar. Lebih lanjut, dalam bukunya, Syafiq A. Mughni melihat ada tiga hal yang menjadi faktor kehancuran Turki Usmani, yaitu sebagai berikut:
A. Kelemahan para Sultan dan sistem birokrasi
B. Kemerosotan kondisi sosial ekonomi
C. Munculnya kekuatan Eropa
Kesimpulan
Kerajaan Turki Utsmani memiliki sejarah panjang yang terkait erat dengan Islam dan memengaruhi berbagai aspek kehidupan seperti budaya, politik, dan seni. Dari awal berdirinya pada tahun 1300 M, Turki Utsmani mengalami kemajuan dalam militer, pemerintahan, dan pembangunan fisik. Meskipun mengalami kemunduran dan akhirnya hancur pada abad ke-20, faktor-faktor seperti kelemahan para sultan, sistem birokrasi, dan kemerosotan ekonomi berpengaruh besar. Interaksi Turki Utsmani dengan berbagai peradaban di wilayah yang dikuasainya juga memiliki dampak signifikan, di mana peradaban yang lebih kuat memberikan pengaruh besar terhadap yang lebih lemah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H