Mohon tunggu...
M Ginanjar Inu
M Ginanjar Inu Mohon Tunggu... -

i am a journalist from Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Money

Restoran Cepat Saji dan Status Sosial

19 November 2013   13:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:57 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Restoran cepat saji merupakan produk asing yang masuk ke Indonesia begitu cepat.Dalam tempo beberapa tahun saja hampir di seluruh kota di Indonesia Restoran jenis telah berdiri. Termasuk kota serang. Di serang sendiri ada beberapa restoran cepat saji seperti Mc Donalds, KFC, Dunkin Donuts, Awwe, dan lain lain. Dan itu selalu ramai oleh pengunjung terlebih saat hari libur tiba.orang –orang rela antri hanya untuk mendapatkan sepiring ayam goreng ataupun sepiring donat coklat.

Restoran ini mempunyai segmentasi pembeli masarakat menengah keatas dan umumnya berada di perkotaaan.Dengan semakin menjamurnya panganan jenis ini panganan lokalpun kini mulai terpinggirkan dan terkena imbasnya. Orang orang enggan makan di warung-warung yang memang menyediakan panganan khas Indonesia dan lebih memilih makan makanan asing.Pemikiran serta pemahaman masarakat kini telah diubah oleh restoran jenis ini, orang akanmerasapercayadiribilamakanditempatini. Dengan kata lain tempat makanan seperti Mc Donalds, Awwe, Kentucky Fried Chiken, Dunkin Donuts, dan lain lain ini menunjukan status social sesorang. Citra itulah yang sedang dibentuk oleh asing melalui makanan yang hadir di tengah-tengah kita.

Tentu saja ini akan menjadi masalah yang besar bila kita semua hanya berdiam diri dan tidak melakukan apapun. Negara kita yang kaya akan kuliner dan itu telah  diakui oleh dunia internasional akan dikalahkan olehs epotong ayam goreng berlumurkan saus pedas. Ironis memang karena justru kita sendirilah yang ikut ikutan membuat panganan asing di negeri kita sendiri.

Peran pemerintah sangat dibutuhkan dalam mengontrol jumlah restoran jenis ini, jangan sampai makanan khas daerah kita hanya akan menjadi bagian dari sejarah.karena hemat saya regulasi yang ada sekarang hanya dapat dimenangkan oleh para pemilik modal besar. Pemerintah hendaknya berfikir jauh kedepan jangan hanya mengutamakan pajak yang besar dari restoran jeni sini. Selain peran pemerintah peran media pun sangat krusial dalam hal seperti ini, untuk itu perlu ada sinkronisasi antara pihak pemerintah dan media.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun