Mohon tunggu...
M Ginanjar Inu
M Ginanjar Inu Mohon Tunggu... -

i am a journalist from Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Runtuhnya Dinasti Sang Ratu

19 November 2013   13:27 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:57 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam operasi tangkap tangan (OTT) pada Rabu 2 Oktober 2013 berhasil menciduk ketua Kadin Provinsi Banten Tb Chaeri Wardana, yang juga merupakan adik kandung Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah.

Banten pun kini mulai dikenal setelah kasus yang melibatkan adik orang nomor satu di tanah jawara ini, Banten merupakan provinsi di PulauJawa, Indonesia.Provinsi ini dulunya adalah bagian dari Provinsi Jawa Barat, namun dipisahkan sejak tahun2000, dengan keputusan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000, dengan pusat pemerintahannya berada di Kota Serang.

Sejak saat itulah Dinasti keluarga Ratu Atut Chosiyah mulai terbangun sejak masa pemerintahan Orde Baru. Hal itu menjadikan mengakarnya kekuatan di level akar rumput yang dimiliki oleh Gubernur Banten saat ini. Semua itu tak lepas dari peran sang ayah, Tubagus Chasan Sochib.Nyaris hamper semua posisi strategis dikuasai keluarga sang Ratu, mulai dari kakak,adik,sepupu,dan lain-lain.

Namun kini pergerakan sang Ratu mulai tersandung, terlebih saat dinasti politiknya mulai terkuak dan menjadi perbincangan hangat di berbagai media.Karena KPK telah mencegah,Ratu Atut Choisiyah,keluar negeri pasca adiknya, Tubagus Chaeri Wardana atau Tubagus Wawan, ditangkap karena kasus dugaan suap Rp 1 miliar ke Ketua MK, Akil Mochtar.

Pihak KPK menyatakan, pelarangan bepergian keluar negeri ini bertujuan untuk antisipasi bila akan dilakukan pemeriksaan terhadap Atut terkait kasus  Tb Chaeri Wardana.

Berbagai carapun kini mulai dilakukan sang Ratu untuk mengubah opini public tentang dirinya, mulai dari mengadakan pengajian di kediamannya dengan  mengundang beberapa tookh ulama di Banten, hingga menggunakan pakaian yang sederhana dengan tidak menggunakan aksesoris yang berlebihan.

Fenomena ini merupakan hal yang sangat kontras dilakukan oleh Ratu Atut dan kroni-kroninya.Karena sebelum kasus ini terkuak Atut dikenal sebagai wanita yang berpakaian mewah..

Hemat saya hal ini memang perlu dilakukan oleh sang gubernur, karena cara inilah satu satunya yang dapat dilakukan. Setidaknya mengurangi citra buruk Banten di kancah perpolitikan nasional.Tentu kita semua berharap kasus ini segera usai dan Banten tidak lagi dibayang-bayangi sebagai provinsi yang korup dan haus akan kekuasaan politik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun