Apakah kamu pernah memikirkan kenapa harga-harga di kantin sekolah, mengalami kenaikan, misalnya, satu gorengan yang tadinya dihargai Rp1.000, naik menjadi Rp1.500, kira-kira kenapa harga gorengan tersebut naik? Ibu kantin, mungkin beralasan karena harga bahan baku untuk membuat gorengan naik, jadi terpaksa harga jual gorengan pun, ikut naik.
Kasus kedua, menjelang hari raya harga barang-barang kebutuhan pokok seperti beras, daging, ikan, sayuran, dan bumbu dapur, mengalami kenaikan. Permintaan akan barang-barang kebutuhan pokok naik menjelang lebaran, sebab banyak orang membutuhkan barang-barang tersebut lebih banyak dibanding dengan hari-hari biasanya, bayangkan makanan di rumah kalian menjelang dan pada saat lebaran, lebih melimpah, bukan?
Kasus ketiga, ketika naiknya pendapatan masyarakat, misalnya, naiknya gaji ASN dan buruh, harga-harga ikut naik. Ini menunjukan bahwa perubahan pendapatan berpengaruh terhadap perubahan harga. Berdasarkan penjelasan diatas, paling tidak kita bisa menarik kesimpulan bahwa perubahan harga dipengaruhi oleh; perubahan biaya produksi, perubahan permintaan konsumen atau masyarakat, dan perubahan pendapatan masyarakat.
Menurut Badan Pusat Statitik (BPS) indeks harga adalah suatu ukuran statistik untuk menyatakan perubahan-perubahan harga yang terjadi dari satu priode ke priode berikutnya, misalnya indeks harga konsumen, indeks harga perdagangan besar, dan indeks harga petani. Menurut jenisnya, indeks harga yang menjadi objek penelitiannya harga, berbeda dengan indeks produksi yang menjadi objek penelitiannya produk, dan indeks nilai yang menjadi objek penelitiannya nilai.
Indeks harga dipelajari dalam pelajaran ekonomi kelas XI, jenjang SMA sederajat. Â Beberapa tujuan mengetahui perhitungan indeks harga adalah; membandingkan perubahan harga dari waktu ke waktu, mengetahui kondisi ekonomi suatu negara atau daerah, dan untuk mengetahui indikator inflasi. Tujuan mempelajari indeks harga adalah; peserta didik dapat menjelaskan perubahan harga, menjelaskan pengertian indeks harga, dan menganalisis perubahan harga melalui indeks harga dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.
Rumus indeks harga dibagi kedalam; indeks harga tidak tertimbang dan indeks harga tertimbang. Indeks harga tidak tertimbang digunakan untuk mengetahui perkembangan harga dengan tidak mempertimbangkan kuantitasnya. Sementara Indeks harga tertimbang mengacu kepada harga dan jumlah barangnya.
Indeks Harga Tidak Tertimbang
Perhitungan indeks harga tidak tertimbang terdiri dari; Indeks Relatif Harga, Indeksi Agregatif Sederhana, dan Indeks Hitung Relatif.
Indeks Relatif HargaÂ
Dihitung dengan membandingkan satu jenis harga komoditi pada waktu tertentu terhadap waktu sebelumnya atau tahun dasar dikali 100 persen (Daud Eliezer; 2020). Sebagai contoh; diketahui harga beras pada tahun 2024 adalah Rp15.000 perkilogram dan pada tahun 2023, harga beras adalah Rp13.000 perkilogram.
Dengan menggunakan tahun 2023, sebagai tahun dasar dan tahun 2024 sebagai tahun berjalan maka Pn = P2024 = 15.000 dan Po = P2023 = 13.000 sehingga relatif harga tersebut adalah 15.000/13.000 dikai 100 = 115,38 persen. Jadi telah terjadi perubahan harga beras sebesar (115,38-100) 15,38 pada tahun 2024 dibanding harga beras tahun 2023.