Semakin berkembangnya era revolusi industri 4.0 banyak sekali tumbuh berbagai macam profesi  baru ataupun sudah ada, namun masih sangat terbatas ketika era industri 3.0 dimulai. Dalam era industri 3.0 penggunaan komputer dalam kehidupan sehari-hari sangatlah terbatas pada industri manufaktur maupun sektor riil. Namun saat ini, era revolusi 4.0 telah dimulai. Dalam kehidupan sehari-hari hampir setiap orang memiliki smartphone yang menunjang kehidupannya.Â
Disini lah era komputer yang sangat canggih dimulai dengan didukung kemampuan teknologi superkomputer seperti Artificial Intellegence (AI), Industri manufaktur yang mulai beralih dari otot menjadi robot, menurunnya penggunaan kertas dan meningkatkan penggunaan logam, hingga tren bercuap-cuap di media sosial lebih penting daripada bercengkerama dengan tetangga di komplek rumah.
Semakin tipisnya batas antara digital dengan kehidupan nyata di era revolusi industri 4.0 membuat segi-segi kehidupan berubah, seperti segi ekonomi yang meningkat karena munculnya penjual online di berbagai macam marketplace digital. Segi sosial juga ikut terkerek karena faktor media sosial yang bisa membagikan rasa simpati sosial terhadap sesama yang perlu dibantu hingga menjadi viral seantero jagat maya.
Hingga beralihnya media massa secara cetak menjadi elektronik yang jauh lebih efisien seperti salah satu bacaan legendaris bagi generasi X hingga milenial yaitu tabloid BOLA milik Kompas Gramedia yang harus "disuntik mati" oleh para komisaris dan direksinya dan bertransformasi menjadi Bolasport.com.
Munculnya profesi baru yang menjamur di era Revolusi industri 4.0 saat ini ada berbagai macam seperti Vlogger, content writter, website enginer, hingga penjual online. Profesi yang menarik bagi kaum generasi X maupun alpha saat ini salah satunya adalah konten kreator. Banyak anak SD bahkan yang masih duduk di taman kanak-kanak menyebutkan cita-cita yang mereka impikan adalah menjadi konten kreator seperti youtuber, animator, hingga pembuat game. Hal ini dapat dimaklumi karena banyaknya karya influencer maupun konten kreator yang mereka tonton sangat beragam.
Menurut data dari kompas.com (2017) pendapatan dari konten kreator tak melulu dari Google AdSense saja, bisa dari endorsement suatu produk, urun dana atas suatu proyek, afiliasi link yang mengarahkan ke suatu website produk, penjualan pernak-pernik yang ikonik dengan si konten kreator. Meskipun pendapatan selain Google AdSense tersebut akan lebih terbuka lebar bagi konten kreator yang sudah besar. Pendapatan dari Google AdSense yang timeless dan cenderung akan meningkat seiring jumlah visitor itulah yang mendorong generasi X hingga generasi alpha terpacu untuk berkreasi menghasilkan karya unik tanpa terbatas jam kerja.
Terkait persoalan profesi yang semakin beragam di Industri 4.0 ini, kita berharap ada pemimpin Indonesia yang lebih concern terhadap pengembangan SDM yang harus terbina dengan baik, sehingga pengembangan skill iptek dan imtaq lebih diutamakan daripada sekadar nilai akademik yang bagus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H