"Warisan budaya adalah pelita yang menerangi perjalanan menemukan jati diri, sementara cinta kasih adalah bahan bakar yang menjaga nyala itu tetap hidup."
Jati diri merupakan keseluruhan karakteristik, nilai, prinsip, dan keyakinan yang membentuk identitas unik seseorang atau kelompok, yang menjadikannya berbeda dari yang lain. Jati diri mencerminkan pemahaman tentang "siapa kita sebenarnya," baik dalam aspek individu maupun kolektif, serta bagaimana seseorang memandang dirinya dalam konteks dunia di sekitarnya. Dalam ranah budaya, jati diri sering kali dihubungkan dengan identitas kolektif, yaitu bagaimana seseorang terikat dengan tradisi, nilai-nilai, dan warisan budaya yang menjadi bagian dari dirinya (Nouval 2021).
"Melalui cinta, aku belajar untuk menghargai keindahan yang ada di sekitarku, dan melalui budaya, aku menemukan akar yang menguatkanku."
Cinta kasih memainkan peran yang sangat penting dalam proses penemuan jati diri seseorang. Berikut adalah beberapa peran utama cinta kasih dalam perjalanan ini:
Membangun Kesadaran Diri: Cinta kasih mengajarkan seseorang untuk menerima diri mereka apa adanya, dengan segala kelebihan dan kekurangan. Melalui cinta kasih, pentingnya menghargai diri sendiri menjadi jelas.
Menciptakan Hubungan yang Bermakna: Cinta kasih memungkinkan kita untuk menjalin hubungan yang dalam dan tulus dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut, kita dapat mengenal diri sendiri melalui reaksi dan dukungan dari orang-orang terdekat.
Mengajarkan Nilai-Nilai Universal: Cinta kasih mengajarkan kita nilai-nilai universal seperti empati, kesabaran, pengampunan, dan pengorbanan.
Menyembuhkan Luka Batin: Proses penemuan jati diri sering kali melibatkan perjuangan dan menghadapi luka emosional dari masa lalu.
Menyelaraskan Hubungan dengan Alam dan Kehidupan: Cinta kasih tidak hanya berlaku untuk hubungan antarmanusia, tetapi juga untuk alam dan kehidupan secara keseluruhan.
Memberikan Tujuan Hidup: Cinta kasih sering menjadi pendorong untuk hidup lebih bermakna.
Secara keseluruhan, cinta kasih yang bersifat universal membimbing kita untuk hidup dengan makna, menerima diri sendiri, serta menciptakan hubungan yang harmonis dengan dunia. Dengan cinta kasih, perjalanan penemuan jati diri menjadi lebih mendalam, bermakna, dan penuh kebahagiaan (Putri et al. 2024).