Mohon tunggu...
Gina Gustina
Gina Gustina Mohon Tunggu... -

Manusia pembelajar.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Antara Optimisme dan Spekulasi

17 Maret 2013   05:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:38 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siapa dari anda yang pernah mendengar cerita ini? Bagi anda yang pernah mendengarnya, kali ini akan saya recall cerita ini yang mungkin saja sudah lama mengendap di memori anda. Amerika Serikat, Inggris, dan Indonesia hendak membuktikan siapa di antara ketiganya yang lebih dulu maju dalam penerapan IPTEK. Pemerintah mengerahkan para peneliti dari masing-masing negara untuk melakukan studi melalui penggalian tanah di negara masing-masing. Saat melakukan penggalian, Amerika menemukan pecahan lensa pada kedalaman tanah 500 meter. Dapat disimpulkan bahwa bangsa Amerika sudah menggunakan teknologi optik mulai dari 500 tahun lalu. Inggris tidak mau kalah. Negara ini terus menggali tanahnya sedalam-dalamnya sampai ia menemukan sesuatu. Pada kedalaman 500 meter--tidak ditemukan apa-apa. Hingga muncullah seutas kabel telepon setelah penggalian sampai di kedalaman 1000 meter. Kesimpulannya, Inggris telah menggunakan teknologi telepon dalam kepentingan aktivitas komunikasi sejak 1000 tahun yang lalu, dan hal ini menjadi indikator bahwa ia lebih hebat daripada Amerika. Bagaimana dengan Indonesia? Peneliti dari Indonesia tidak menemukan apapun di kedalaman galian 500 meter, tidak pula di kedalaman tanah 1000 meter. Para peneliti merasa cemas dan malu--kalau-kalau Indonesia terbukti tidak mempunyai sejarah teknologi apa-apa. Setelah menggali lebih dari 1500 meter, para peneliti di Indonesia menemukan pecahan telepon tanpa menemukan kabelnya. Para peneliti di Indonesia mengklaim bahwa Indonesia telah menggunakan telepon wireless sejak 1500 tahun lalu.

Cerita di atas sekadar ilustrasi saja. Memunculkan optimisme dalam diri memang perlu, tapi adakalanya seseorang harus cermat mengkalkulasi kapasitas kemampuannya yang disesuaikan dengan kenyataan dan peluang yang ada secara rasional.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun