Mohon tunggu...
Gina Camelia
Gina Camelia Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

Mahsiswa aktif Fakultas Psikologi UIN Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Tiga Fakta yang Kamu Harus Ketahui tentang Toxic Positivity!

25 Desember 2023   14:59 Diperbarui: 25 Desember 2023   15:02 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya yang toxic adalah ketidakjujuran pada diri sendiri. 


Apakah kamu termasuk orang yang sering nge-press emosi kamu karena takut dicap sebagai orang yang gak asik, suka marah-marah, atau tukang ngeluh? Denial terhadap perasaan sendiri memang sering terjadi dikalangan mana saja. Penolakan terhadap emosi, menyepelekan emosi, sampai membanding-bandingkan masalah, dan berusaha dikemas dengan tampilan positif inilah yang disebut toxic positivity. Toxic positivity juga sering dilakukan karena kurang pemahaman masyarakat tentang pentingnya sebuah emosi. Biasanya masyarakat masih memandang sebuah emosi sebagai suatu yang negatif, dan buruk. Padahal sebenarnya emosi itu sendiri memiliki banyak manfaat, baik dari segi sosial, maupun kesehatan.

Berikut di bawah ini, tiga fakta yang harus kamu ketahui tentang toxic positivity!

1. Toxic positivity dan positive mindset itu beda, lohh!

Tahukah kamu apa perbedaan toxic positivity dan positive mindset? Toxiv positivity memang sering disangkut-pautkan, padahal ke-dua hal tersebut sangat jelas perbedaannya. Dikutip dari pernyataan Raden Prisya saat mengisi acara Besti Edition Live on Stage at Gema Ramadhan yang ditayangkan di kanal Youtube BUND Lifetainment, tujuh bulan lalu, Prisya mengatakan bahwa perbedaan toxic positifvity dan positive mindset terletak pada perasaan penerimaan seseorang. Artinya positive mindset dapat dikatakan sebagai sebuah kondisi dimana seseorang berusaha melihat sisi baik dari segala hal dengan perasaan lapang, sedangkan toxic positivity adalah perasaan bahagia yang kamu lakukan dengan pura-pura. 

2. Bukan menyelesaikan, hanya menunda kesedihan!

freepik.com
freepik.com

Banyak diantara kita yang memilih menyelesaikan masalah dengan cara yang kurang tepat. Menyangkal, menyibukan diri dengan berharap apa yang sedang terjadi dapat hilang dan terlupakan adalah sebuah kesalahan yang dapat membahayakan mentalmu loh, guys! Terus-terusan melakukan hal tersebut akan mengakibatkan kamu memiliki perasaan tidak nyaman, kepercayaan diri berkurang, sampai sulit mempercayai orang lain. Kok bisa? Tentu, karena denial atau menyangkal sebuah emosi yang sedang kamu alami adalah bentuk ketidak jujuran kamu terhadap diri kamu sendiri. Artinya di sini kamu tidak memberi ruang yang cukup untuk  memvalidasi emosi kamu sehingga kamu terus-menerus bohong pada diri sendiri. 

3. Dirimu harus kau kenali, emosimu wajib kau lindungi!

Alsi Mega Marsha Tengker atau yang lebih populer dengan panggilan Caca tengker juga berkomentar dalam acara yang sama, sebagai orang dewasa kita memiliki tanggung jawab pada diri sendiri , bukan orang lain. Adik dari artis Nagita Slavina yang juga seorang psikolog inu juga menambahkan sama seperti jenis racun pada umumnya toxic positivity juga dapat dicegah dengan cara mengantisipasi dengan bekal yang cukup. Dalam hali ini, vitamin bagi segala toxic bisa diaplikasikan dengan cara mengenali diri dan embimbing emosi kamu.

Sebagai manusia yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap diri sendiri, baik marah, sedih, bahagia, atau hancur, memang sudah seharusnya kita akui menjadi bagian dari diri dan perjalanan hidup. Prisya yang juga seorang coach Mindfulness& Well-Being mengajarkan kita untuk berkata dan mengakui, sebagai contoh, apabila diri merasa sakit atas perilaku orang lain, Prisya mengajarkan untuk mempersilahkan kita untuk berkata "ada bagian diriku yang sedang sakit karena perilaku dia, atau ketika kita sedang merasa tidak terima dengan keadaan, kita bisa berkata "ada bagian dalam diri ini yang tidak setuju dengan keadaan".

 Wahh.. Bermanfaat sekali ya! Jadi mulai sekarang, yuk coba validasi dan terima segala perasaan yang ada!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun