Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung hingga 6 Februari 2023. Cuaca ekstrem ini disebabkan oleh fenomena dinamika atmosfer yang tengah terjadi. Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, dalam keterangannya pada Kamis (2/2/2023), fenomena dinamika atmosfer ini terkait dengan aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) yang telah aktif kembali. MJO adalah aktivitas intra-seasonal di wilayah tropis yang ditandai oleh pergerakan aktivitas konveksi dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. Biasanya, MJO muncul setiap 30 sampai 40 hari.
Guswanto menjelaskan bahwa MJO ini akan membawa dampak terbentuknya awan-awan konvektif, khususnya di wilayah barat dan tengah Indonesia. Dampak dari fenomena dinamika atmosfer ini adalah cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia. Selain itu, BMKG juga mengidentifikasi adanya beberapa Bibit Siklon Tropis di Samudra Hindia, sebelah barat daya Lampung. Hal ini juga berkontribusi pada peningkatan cuaca ekstrem di wilayah Indonesia.
Guswanto mengingatkan masyarakat agar tetap tenang menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi. Dia menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dengan mengenali lingkungan tempat tinggal, memantau perubahan cuaca harian, dan mematuhi informasi dari BMKG dan pihak berwenang. Lebih lanjut, Guswanto juga mendorong masyarakat untuk melakukan penataan lingkungan yang ramah terhadap bencana, seperti pemangkasan pohon yang tepat. Selain itu, dia menekankan pentingnya mengikuti informasi dan koordinasi yang disampaikan oleh pemerintah dan lembaga terkait dalam menghadapi situasi cuaca ekstrem.
Penulis : Gina Anisahira
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H