Mohon tunggu...
Gina Amara
Gina Amara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jurnalistik

Mahasiswa Stikosa AWS '21

Selanjutnya

Tutup

Politik

Opini: Aksi Nyata Mahasiswa Sampaikan Aspirasi Lewat Demo

12 April 2022   14:09 Diperbarui: 12 April 2022   14:16 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

oleh Gina Amara - Mahasiswa Stikosa AWS

 

11 April 2022 jadi harinya mahasiswa sampaikan aspirasi di awal Tahun 2022 ini. Diketahui tak hanya mahasiswa seluruh masyarakat ikut serta saling bantu dalam suarakan pemikiran rakyat mengenai beberapa permasalahan yang di titik beratkan menjadi topik utama aksi Demonstrasi kali ini.

Diketahui Massa sempat berpindah lokasi hingga diamankan oleh Kodam Jaya yang terjunkan 1.330 prajurit TNI. dampaknya terhadap laju mobilitas transportasi polisi memilih melakukan rekayasa lalu lintas terlebih di sekitar Istana Negara, Jakarta, akibat adanya rencana demo yang menuntut pemerintah pada Senin (11/4/2022). 

Dalam mengantisipasi dan menghindari keterlambatan keberangkatan pengguna jasa Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ) dengan tujuan Stasiun Gambir akibat pengalihan arus di sejumlah jalan menuju Stasiun Gambir, PT KAI Daop 1 Jakarta lakukan pengaturan pola operasi khusus untuk keberangkatan KA Jarak Jauh (KAJJ) dari Stasiun Gambir. 

Dilansir dari media online Suara.com, pada saat aksi memperingati 7 tahun pemerintahan Jokowi yang digelar pada 21 Oktober 2021, BEM SI menuntut pemerintah untuk merealisasikan 12 poin tuntutan Adapun tuntutan tersebut  terus bertambah menjadi 6 poin lagi saat aksi tolak penundaan Pemilu 2024 pada 28 Maret 2022 yang lalu. Dengan adanya 18 Tuntutan yang diresmikan oleh  BEM SI sebagai seorang mahasiswa terhadap perkembangannya pada Demonstrasi tanggal 11 April 2022 kemarin, dapat disepakati bahwa tujuan utama yang dikedepankan adalah banyak masalah yang perlu ditindak lanjuti segera sebelum semakin merebak.

Dapat diteliti kembali bahwa pemerintah juga tidak tinggal diam dalam permasalahan ini hanya saja hal tersebut tidak dapat memuaskan keinginan dan tuntutan masyarakat. Sudah menjadi tugas pemerintah dan wakil rakyat untuk merealisasikan permintaan masyarakat bukan hanya mendengar. Dalam hal ini bahkan tertulis di tuntutan terakhir mahasiswa untuk mendesak wakil rakyat untuk segera memberikan kajian serta menyampaikan 18 tuntutan yang belum terwujud langsung kepada presiden.

Contoh penjelasan dari pemerintah dapat dilihat dari pernyataan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat diwawancarai oleh ,media yang dipublikasikan melalui media OkeZone.com, harga BBM di Indonesia termasuk yang termurah di dunia. Hal itu karena pemerintah memberikan subsidi 'jumbo' untuk beragam jenis BBM, padahal harga minyak sedang tinggi-tingginya.

"Solar itu per liternya Rp 7.800 loh, subsidinya. Pertalite itu Rp 4.000 - Rp 4.500," ujar Nicke.

Lalu, untuk Pertamax yang harganya seharusnya mengikuti harga keekonomian ikut 'disubsidi' oleh pemerintah sebesar Rp 3.500 per liter. Serta kelangkaan solar dan pertalite juga menjadi alasan kuat adanya “pemakluman” terhadap kenaikan BBM. 

Dalam polemik wacana penundaan Pemilu yang menjadi bintang utama demokrasi kemarin pun Presiden Joko widodo telah angkat bicara di depan media bahwa  Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pelaksanaan Pemilu 2024 tetap dilaksanakan sesuai jadwal yakni 14 Februari 2024. Pernyataan itu disampaikan Kepala Negara dalam rapat terbatas kabinet di Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (10/4/2022).

"Saya minta disampaikan kepada masyarakat bahwa seluruh tahapan dan jadwal pelaksanaan pemilu dan pilkada serentak itu sudah ditetapkan. Saya kira sudah jelas, semuanya sudah tahu bahwa pemilu akan dilaksanakan 14 Februari 2024," tegasnya dikutip dari video yang diunggah kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu.

Jokowi menegaskan dengan ditetapkannya tanggal pemilihan mendatang, beliau berharap tak ada lagi spekulasi terkait penundaan pemilu hingga perpanjangan masa jabatan presiden menjadi 3 periode.

Budaya demonstrasi atau unjuk rasa sering kali terjadi di kehidupan sosial masyarakat, khususnya di lingkungan mahasiswa. Demonstrasi dilakukan untuk mengkritisi kinerja pemerintah dan aparat bersangkutan agar tidak terlalu tinggi terbang oleh jabatan. Budaya Demonstrasi perlu dilakukan sebagaimana cara dalam mewujudkan demokrasi yang sebenar - benarnya. Mahasiswa menjadi energi dan semangat muda yang diyakini memiliki pengaruh besar terhadap perubahan. Budaya Turun temurun ini harus dijaga demi menjaga keutuhan bangsa dengan memastikan pemerintah berjalan " On Track ".

Sebagai mahasiswa kita jelas berharap response positif terhadap sikap kritis dalam menuntut keadilan terhadap sikap pemerintah ke masyarakat.  Bagi saya pribadi, saya setuju atas aksi mahasiswa untuk menyatakan perlawanan terlebih lagi menyoroti konflik yang tak kunjung usai.  Bukan salah masyarakat mendesak kerja pemerintah yang cenderung lambat dan saling tindih dalam menyikapi suatu kasus. Tak heran jika mahasiswa geram atas soal pembatalan IKN yang cenderung tak mensejahterakan masyarakat ketimbang harus fokus dengan orang dewasa yang membeli konten untuk orang dewasa. Kami mahasiswa tak peduli bagaimana kehidupan pribadi para petinggi. Kami hanya peduli bagaimana kinerja yang tidak menguntungkan setidak tidaknya tidak merugikan. Sebagai mahasiswa kita perlu bijak dalam menerima dan memilah informasi. Tinggi harapan kami agar aksi demonstrasi bisa berjalan lebih sakral. Harapan mensakralkan ini juga berfokus pada analogi - analogi yang dipakai oleh mahasiswa dan beberapa kalangan masyarakat yang ikut bertanggung jawab dalam mengikat persepsi masyarakat terhadap demonstran dengan " menggunakan tata bahasa dan analogi yang pantas". 

Tak bisa dipukul rata bahwa pelakunya adalah mahasiswa namun, akan lebih baik jika mahasiswa dapat mencerminkan sikap kritis dengan eksekusi yang lebih baik agar tuntutan dan harapan juga bisa diterima lebih baik oleh pemerintah. Bagaimana RUU TPKS dituntut jika analogi yang digunakan kerap menunjukan sikap tidak perhatian yang sebenarnya terhadap permasalahan yang tengah dihadapi. Mahasiswa adalah tonggak muda pemegang harapan bangsa. Besar harapan kami bagaimana mahasiswa menciptakan kondisi yang kondusif dalam menyalurkan pikiran rakyat tanpa terprovokasi dan bersikap teguh dan tegas dengan arah tujuan terhadap masalah utama dengan menunjukan karakter mahasiswa yang sebenarnya. Kita mahasiswa beri pemahaman terhadap seluruh pengurus negara bahwa kami siap menunggu keputusan terbaik bagi seluruh lapisan masyarakat indonesia dan akan siap sigap tindak lanjut bentuk tindakan yang merugikan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun