Mohon tunggu...
Gina AmaliaRahman
Gina AmaliaRahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hi

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Deskriminasi Tingkat Pendidikan Bagi Perempuan di Kota Sukabumi

26 Maret 2021   15:48 Diperbarui: 26 Maret 2021   16:37 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

            

Sukabumi. -  Gender adalah konsep yang mengacu pada peran, fungsi dan tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang terjadi dari dan dapat berubah oleh keadaan sosial dan budaya masyarakat. Ketika kita berbicara tentang kesetaraan gender pada dasarnya kita berbicara juga tentang keadilan.  Kesetaraan gender adalah kesamaan dan keseimbangan kondisi antara perempuan dan laki-laki untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia agar mampu berperan dan berpartisipasi di berbagai bidang.

            Tetapi faktanya Masyarakat masih minimnya pemahaan tentang kesetaraan gender terutama dalam sektor pendidikan. Setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan pada dasarnya memiliki hak yang sama pula dalam segala hal terutama dalam bidang pendidikan karena pendidikan adalah hak asasi manusi yang berarti setip manusia berhak untuk memperoleh pendidikan.

Tetapi tidak semua orang berpikir seperti itu. Pendidikan bagi perempuan masih dianggap sepele, masyarakat berangapan bahwa setinggi apapun pendidikan perempuan pada dasarnnya mereka akan tetap kembali ketempatnya yaitu menjadi ibu rumah tangga dan mengurus dapur.  Padahal pendidikan adalah jalan menuju pembebasan dari kemiskinan. "Kesetaraan Gender adalah hak setiap orang makan wanita juga mendapatkan Hak yang sama bebasnya untuk menentukan pendidikan, karir, cita-cita dan pasangan hidup. Tapi bukan berarti semua yang (hanya) bisa di lakukan pria juga bisa di lakukan oleh wanita.” Syifa Siswa SMA

Dengan masih adanya perbedaan perlakuan pada pendidikan laki-laki dan perempuan maka perempuan akan sulit untuk melepaskan diri dari bayang-bayang dan belenggu kemiskinan. Salah satu faktor yang menghambat dalam Kesetaraan Gender adalah Praktik Budaya. Ketimpangan gender yang terjadi diakibatkan karena masih kentalnya pandangan dalam masyarakat bahwa anak laki-laki dan perempuan memiliki nilai yang berbeda. 

Memiliki anak laki-laki dianggap lebih penting dan bernilai daripada anak perempuan karena mereka beranggapan bahwa anak lai-laki anak menjadi pemimpin maka mereka di anggap berhak untuk menanut pendidikan tinggi sedangkan anak perempuan hanya akan menjadi ibu rumah tangga maka dari itu pendidikan untuk perempuan tidak terlalu di anggap penting dan tidak menjadi prioritas. “Orang-orang yang tidak terima dan tidak setuju dengan kesetaraan gender berarti orang tersebut secara tidak langsung adalah pelaku diskriminasi gender karena merasa takut akan tersaingi.” Aqila Mahasiwa Hubungan Internasional

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun