Mohon tunggu...
ginaaghniya
ginaaghniya Mohon Tunggu... Tutor - Mahasiswa

Allah dulu, Allah lagi, Allah terus

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerapan Metode Iqra' dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran Al-Qur'an

6 April 2023   07:00 Diperbarui: 6 April 2023   06:57 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dewasa ini, kita mengetahui bahwa perkembangan zaman dan teknologi kian meningkat. Hal inilah yang menjadi tantangan tersendiri bagi kita para muda mudi serta orang tua untuk terus meningkatkan kualitas diri agar dapat menghadapi hal tersebut. Selain itu, kita harus mengetahui kompetensi kita sebagai manusia bukan hanya terbatas pada pengetahuan duniawi saja, akan tetapi perlu diimbangi dengan ruang lingkup pengetahuan lain, khususnya ilmu agama. 

Sejak kecil, tentu kita telah ditanamkan ilmu-ilmu agama baik dari orang tua, para guru di sekolah maupun para guru di madrasah diniyah (sekolah berbasis agama, TPQ, dan lain sebagainya). Membersamai hal itu, di dalam pembelajaran ilmu agama, khususnya ilmu Al-Qur'an, kita perlu memperhatikan ragam ilmu dan tatacara untuk dapat mempermudah kita di dalam mempelajari serta memahaminya. Hal tersebut kerap kita jumpai dalam rangkaian metode yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran Al-Qur'an itu sendiri. Seperti yang lazim dan tidak asing kita temui, yakni penggunaan metode Iqra'.

Metode Iqro merupakan salah satu sarana atau cara cepat belajar membaca Al-Quran. Metode Iqro merupakan suatu metode membaca Al-Quran yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku panduan iqro terdiri dari 6 jilid di mulai dari huruf hijaiyah yang sederhana sampai tahap huruf hijaiyah yang sudah bersambung. Hal ini dikutip menurut Menteri Agama RI (1991).

Metode Iqro’ adalah cara mengajarkan al-Qur’an yang mengacu pada pola pendidikan “Child Centered”, yaitu memberikan kesempatan kepada setiap siswa atau santri untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan (Mu’min, 1991).

Metode Iqra' sendiri memiliki tujuan untuk menyiapkan anak didik menjadi generasi qur’ani. Karena Mencintai Al-Quran merupakan bagian dari rukun Iman yaitu percaya kepada Kitab Allah SWT (Al-Quran) sehingga menjadi pandangan hidup supaya terarah berdasarkan Al-Quran dan Hadist.

Metode Iqra' terdiri dalam 6 jilid yang tersusun dalam bentuk buku dan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

1. Bacaan langsung

Yaitu tanpa dieja; tidak diperkenalkan terlebih dahulu nama-nama huruf hijaiyah, tanda baca atau harakat, akan tetapi langsung diajarkan bunyi A, Ba, Ta dan seterusnya.

2. Privat

Santri dalam belajar membaca Al-Qur’an harus berhadapan langsung dengan gurunya, sehingga santri tahu bagaimana mengucapkan huruf-huruf sesuai dengan kaidah makhroj, dalam hal ini santri disimak satu persatu secara bergantian. 

3. Komunikatif 

Ungkapan kata rambu-rambu petunjuk, akrab dengan pembaca sehingga menyenangkan bagi yang mempelajarinya, juga diselingi ungkapan kata dalam bahasa Indonesia yang berkesan, di samping itu lafal-lafalnya penuh dengan irama sehingga enak didengar dan dirasakan.

4. CBSA (Cara Belajar Santri Aktif)

Yang belajar adalah santri, sehingga santri harus didorong untuk aktif dan guru hanya membimbing saja, guru hanya menerangkan pokok pelajarannya saja dan setelah santri jelas dan bisa, maka santri disuruh membaca sendiri bacaan berikutnya dan guru hanya menyimak saja.

5. Asistensi

Jika terpaksa kekurangan tenaga guru, maka bisa menunjuk santri-santri terpilih yang sudah sampai jilid 4, 5 dan 6, untuk menjadi asisten penyimak bagi santri yang masih jilid 1, 2 dan 3.

6. Sistematis

Disusun secara lengkap dan sempurna serta terencana dengan komposisi huruf yang seimbang, dimulai dari pelajaran yang amat dasar dan sederhana, dengan rangkaian huruf-huruf, sedikit demi sedikit, tahap demi tahap, akhirnya ke tingkat satu kalimat yang bermakna, hanya saja karena prosesnya yang sangat evolusi semuanya menjadi terasa ringan.

7. Praktis

Tujuan utama pengajaran Al-Qur’an ini adalah santri bisa membaca Al-Qur’an dengan mudah dan cepat, sehingga hal-hal yang bersifat teoritis (teori ilmu tajwid) diajarkan setelah santri bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar, maka buku Iqro’ disusun sebagai dan diajarkan secara praktis, langsung menekankan praktek, tanpa mengenalkan istilah-istilah ilmu tajwid, jadi langsung diajarkan bagaimana pengucapannya.

8. Modul

Santri dalam menyelesaikan materi Iqro’ tergantung kemampuan dan usahanya sendiri, tidak berdasarkan kemampuan kelas atau rekannya, mereka yang cerdas dan rajin akan cepat selesai, sehingga cepat dan lambatnya menamatkan Iqro tergantung keadaan masing-masing santri, sehingga meskipun mulai bersama-sama, namun kapan selesainya sangat bervariasi, dalam hal ini adanya kartu prestasi Iqro’setiap santri sangat berguna untukmemantau dan mengendalikan kemajuan santri.

9. Variatif

Disusun secara berjilid-jilid terdiri dari 6 jilid dengan sampul warna-warni, sehingga menarik selera untuk saling berlomba di dalam mencapai warna-warni jilid berikutnya, di samping untuk menghindari kejenuhan santri.

10. Fleksibel

Buku Iqro’ dipelajari oleh anak untuk usia TK sampai mahasiswa serta orang-orang tua (manula), disamping itu, siapa saja yang sudah dapat membaca Al-Qur’an pasti bisa mengajarkannya, bahkan yang baru tamat jilid 2 pun bisa mengajarkan kepada yang baru belajar jilid 1, sehingga bisamenumbuhkan suasana asyik saling mengajar.

Adapun target pencapaian dari setiap jilid buku iqro’ berbeda-beda. Untuk mengetahui kemampuan santri apakah telah menguasai materi pelajaran, maka pada tiap jilid diakhiri dengan EBTA, santri yang cepat menguasai materi akan cepat pula dalam menyelesaikan buku Iqro’nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun