Mohon tunggu...
Gina Fuadah
Gina Fuadah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi traveling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Guru dalam Menciptakan Pendekatan Inovatif dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

31 Desember 2023   09:26 Diperbarui: 31 Desember 2023   09:32 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kesulitan yang dialami oleh seorang guru adalah Bagaimana bahan pengajaran guru dapat dikuasai sepenuhnya oleh siswa. Guru menghadapi tantangan karena anak didik adalah makhluk sosial dengan latar belakang yang berbeda dan individu dengan segala keunikannya. Terdapat tiga hal membedakan peserta didik: kognitif, psikologis, dan biologi. Wali murid harus melatih aspek psikologis anak saat mereka mau berangkat sekolah, sehingga mereka lebih termotivasi untuk belajar di sekolah, terutama untuk siswa kelas bawah (kelas 1-3). peranan Orang tua sangat penting dalam membentuk generasi yang unggul dan berprestasi.

Faktor pengelolaan kelas yang dilakukan guru saat dikelas adalah pengelolaan kelas yang baik yang akan menghasilkan interaksi belajar-mengajar yang baik. Tapi tidak semua pengelolaan kelas yang baik tidak selalu dapat dipertahankan dalam situasi tertentu. Gangguan yang tidak diinginkan yang muncul secara tiba-tiba dan melampaui kemampuan guru adalah hambatan spontanitas bagi pengelolaan kelas. Setelah kejadian itu, tugas guru adalah memastikan bahwa anak-anak tetap belajar dan mempertahankan tugas belajar yang telah diberikan oleh guru. Memanfaatkan variasi alat bantu, seperti media pandang dan dengar, adalah cara guru mengembangkan variasi mengajar. Untuk mengubah suasana kelas agar bisa dapat dikendalikan dan semuanya berjalan dengan baik, guru harus menggunakan media pembelajaran yang efektif. Dalam mengenalkan mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar, guru dituntut untuk mengajarkan bahasa Indonesia secara kreatif, supaya materi yang di ajarkan, siswa dapat mudah menerima dan dapat mengembangkan.

Proses belajar mengajar di kelas yang benar-benar efektif dan berguna untuk mencapai pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diharapkan akan mencapai peningkatan kualitas pendidikan. Guru yang lebih mahir akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan mengelola kelas mereka dengan cara yang paling efektif untuk mencapai hasil belajar siswa yang optimal.

Adam dan Decey (dalam Usman, 2003) mengemukakan peranan guru dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:

a.         guru sebagai demonstrator

b.         guru sebagai pengelola kelas

c.         guru sebagai mediator dan fasilitator dan 

d.         guru sebagai evaluator.

Menurut Amatembun (dalam Supriyanto, 1991:22) "Pengelolaan kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru dalam menciptakan dan mempertahankan serta mengembang tumbuhkan motivasi belajar untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan". Sedangkan menurut Usman (2003:97) "Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif". Proses belajar mengajar, yang pada dasarnya merupakan proses komunikasi, terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses komunikasi pendidikan, guru bertindak sebagai komunikator dan bertanggung jawab untuk menyampaikan pesan pendidikan kepada penerima pesan, yaitu anak-anak. Agar pesan pendidikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak-anak, wahana penyalur pesan yang disebut media pendidikan atau pembelajaran diperlukan. Gagne (1970) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen lingkungan siswa yang dapat digunakan untuk belajar.

Ada banyak masalah dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Beberapa di antaranya adalah siswa tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pelajaran, yang menyebabkan mereka menjadi pasif atau tidak aktif. Selain itu, siswa tidak memiliki keinginan atau keseriusan untuk belajar Bahasa Indonesia. Siswa hanya diam saat guru bertanya. Mereka tidak menjawab atau merespon pertanyaan mereka. Selain itu, problematika atau permasalahan dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Siswa kurang dalam keterampilan berbicara dan belum mahir menyampaikan pendapat, ide, dan pikiran melalui pertanyaan dan pernyataan. Selanjutnya, siswa kurang mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan cara yang tepat dan benar dalam kehidupan sehari-hari. Banyak siswa, terutama mereka yang belajar Bahasa Indonesia, masih menggunakan bahasa daerah untuk berkomunikasi dengan teman dan guru. Sementara dalam penulisan bahasa, masih banyak siswa yang tidak memahami tentang ejaan, misalnya penggunaan paragraf dan lain-lain. Belum lagi masalah penulisan bahasa tulis yang masih terbawa bahasa lisan yang merupakan bahasa daerah.

Maka untuk menanggulangi masalah yang sudah di uraikan di atas seorang guru perlu melakukan penerapan pendekatan pengajaran Bahasa Indonesia dengan metode pendekatan tematik. Menurut Ariantani (2003), pendekatan tematik melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Dalam hal proses, waktu, kurikulum, dan elemen belajar-mengajar, keterpaduan dapat dilihat. Siswa sekolah dasar kelas rendah (kelas I dan II) hanya diajarkan pembelajaran tematik (Puskur, 2002). Hal ini disebabkan oleh kepercayaan umum siswa bahwa perkembangan fisik tidak dapat dipisahkan dari perkembangan mental, sosial, dan emosional. Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran tematik harus menjadi menyenangkan, tetapi tetap bermakna bagi siswa dan siswa tidak harus dididik untuk belajar konsep atau keterampilan, tetapi harus belajar melalui pengalaman secara langsung dan dengan menghubungkannya dengan konsep lain yang sudah mereka pahami.


Salah satu masalah yang dihadapi oleh guru bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah siswa tidak bersemangat atau tidak berminat dalam pelajaran, yang menyebabkan siswa menjadi pasif atau tidak aktif. Selain itu, siswa tidak memiliki semangat atau keseriusan untuk belajar bahasa Indonesia, dan mereka tidak menunjukkan gairah atau keseriusan. Siswa memiliki keterampilan berbicara yang buruk dan belum terbiasa menyampaikan pendapat, ide, dan pikiran melalui pertanyaan dan pernyataan. Selain itu, siswa tidak memiliki kemampuan untuk menggunakan bahasa Indonesia secara efektif dan tepat dalam kehidupan sehari-hari. Banyak siswa masih menggunakan bahasa, terutama saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Untuk mencapai hal ini, seorang guru harus melakukan Pengembangan Pendekatan yang Inovatif.

Dengan adanya pendekatan tematik, yang membuat siswa menjadi aktif dan memungkinkan mereka untuk mengaitkan materi dengan pengalaman pribadi mereka, adalah salah satu pendekatan pemecah masalah yang cukup baik. Pendekatan ini melibatkan mencari masalah dan kemudian memecahkannya.

Setelah membaca esai ini, guru dapat menemukan metode baru untuk mengajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. Pendekatan tematik yang disebutkan di atas adalah salah satu cara yang dapat digunakan. untuk memastikan proses pembelajaran berlangsung dengan baik, mencapai tujuan pembelajaran, dan menemukan metode atau pendekatan tambahan yang membuat pembelajaran lebih mudah dipahami.

 

DAFTAR PUSTAKA

Eka, E. Y. (2023). Strategi Guru Dalam Mengelola Kelas Yang Efektif. HOLISTIKA jurnal ilmiah PGSD, 7.

Fadhilaturrahmi. (2018). Lingkungan Belajar Efektif Bagi Siswa Sekolah Dasar. JURNAL BASICEDU , 7.

Hafidzsolonesse. (2015, Juni 3). Berbagi Masalah Pengajar Serta Pengembangan Pendekatan Inovatif Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Retrieved from wordpress.com: https://hafidzsolonesse.wordpress.com/2015/06/

Ina, H. V. (2021). Analisis Kesulitan Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan dan Dakwah, 2.

Kadariah, K. H. (2020). Faktor Kesulitan Guru Dalam Proses Pembelajaran. Jurnal Ekonomi dan Pendidikan, 2.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun