Mohon tunggu...
Gina Magfirah
Gina Magfirah Mohon Tunggu... Lainnya - Book Reviewer

Seorang polymath yang cinta novel kelas menengah (bukan kelas berat).

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Review "Gadis Kretek" [NGERACUN]

10 April 2021   23:20 Diperbarui: 12 April 2021   11:22 4155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Prasangka ini benar, tapi belum sepenuhnya benar. I mean, it's beyond that. As I did mention before, ekspektasi tentang fokus plot pencarian Jeng Yah, atau kisah kehidupan Jeng Yah, itu hanya bagian kecil dari plot besar novel ini yaitu: sejarah kretek dan perkembangan bisnisnya. 

Jadi aku merasa agak tersesat selama membaca novel ini, karena jujur ekspektasiku adalah itu semua. Selain itu, dengan iming-iming penjabaran sejarah kretek di Indonesia, selama membaca aku lumayan keblinger dengan sejarah asli kretek dengan fiksinya, seperti... semua terjalin jadi satu sehingga mengaburkan informasi faktual dengan kisah fiksinya. 

Belum lagi dengan susahnya untuk mengidentifikasi tokoh masa sekarang atau masa lalu, jadi baru sadar kalau sudah membaca sehalaman untuk mengerti perubahan masa.

Bisa kusimpulkan ini adalah cerita tentang sejarah industri kretek di Indonesia, dibungkus melalui kisah persaingan Idroes Moeria dan Djagad untuk mendapatkan cinta Roemaisa hingga akhirnya persaingan bisnis kretek antar keduanya. 

Kemudian Idroes Moeria berhasil mendapatkan hati Roemaisa dan memiliki dua anak, Dasiyah dan Rukayah. Dari Dasiyahlah dimulai bisnis Kretek Gadis dengan hasil racikan tangan Dasiyah yang sudah bertahun-tahun belajar dan mengamati pembuatan kretek di pabrik milik ayahnya. Djagad dan Idris Moeria terus bersaing sembari ekspansi bisnis mereka dari kota kecil sampai ke kota-kota besar.

Tentang perempuan, dari novel ini kita bisa lihat peran perempuan dalam bisnis kretek. How women are portrayed as attraction for men to sip the taste of kretek. 

Selain itu perjuangan Dasiyah meyakinkan ayahnya untuk mengubah srategi bisnis, pemikiran maju yang melangkahi lawan jenisnya. Tapi seringkali cinta jadi kelemahan, perlahan collapse-nya bisnis kretek Dasiyah salah satu faktornya selain karena dinamika G30S juga karena cintanya pada Raja. 

Setelah cerita difokuskan pada Idris Moeria dan Djagad, bagian duanya adalah kisah cinta Dasiyah dan Soeraja (ayah tiga bersaudara pewaris Djagad Raja Kretek), yang sebenarnya lumayan menyenangkan diikuti dibandingkan cerita bagian satunya. Alasan kenapa pada akhirnya cinta Jeng Yah dan Pak Raja enggak bisa bersatu walaupun cinta mereka selalu ada satu sama lain.

Soeraja remembered how Jeng Yah would close her eyes as her nimble fingers would pull out a handful of tobacco and bring it to her nose. She would inhale the tobacco's fragrance.

Nilai plus lainnya adalah, novel ini sarat akan penggambaran budaya dan kromo-nya Indonesia. Mengingat ini alur dari sebelum merdeka, merdeka, pasca merdeka dan peristiwa besar tahun '65. 

Dan tentu saja budaya jaman sekarang yang sangat deskripsikan melalui perilaku Lebas. Jadi, bagi pecinta sejarah, jangan pikir dua kali untuk baca buku ini. Oh ya, siap-siap juga dengan beberapa plot twist di akhir.

Dari 1-5 aku akan memberi 3.8

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun