Mohon tunggu...
Gina Magfirah
Gina Magfirah Mohon Tunggu... Lainnya - Book Reviewer

Seorang polymath yang cinta novel kelas menengah (bukan kelas berat).

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Review 24 Jam bersama Gaspar [NGERACUN]

2 September 2020   22:46 Diperbarui: 25 September 2020   09:55 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: Mojokstore.co

Maksud dari karakter acak yang kusebutkan sebelumnya karena pembawaannya memang unik semua, seperti Bu Tati yang sudah pikun dan bicara ngawur, Yadi yang menjadi kebalikan karakter ibunya yang emosional, Afif yang akan diselamatkan Gaspar malah yang jadi penyelamat Gaspar dan tentu saja Gasparnya sendiri yang kelakukan termasuk kisah hidupnya nyeleneh. 

Kemudian ada personifikasi dari Cortazar, motor kesayangan Gaspar seakan-akan ia benar-benar memiliki hati dan berbuat sesuatu. Jadi anggota perampokan sebenarnya ada tujuh. Kalau tidak seperti itu karakternya, mana mungkin mereka mau diajak melakukan perampokan Toko Emas.

"Orang-orang baik melakukan hal jahat dan beralasan apa yang dia lakukan demi kebaikan. Kita akan selalu menemukan pembenaran terhadap apa pun."

Mengambil alur waktu hanya 24 jam, penulisan tidak hanya tentang plot inti, tapi ada sentuhan kritik sosial, pemerintahan, budaya, rasisme, feminisme, kekerasan terhadap perempuan dan cerita-cerita aneh yang membuat kita 'meleng' sedikit dari plotnya untuk kemudian dibawa kembali ke jalan yang benar. Selain itu Dio membuat ide jenius untuk memplesetkan beberapa tokoh contohnya Penulis Arthur Harahap yang mengingatkan kita pada Penulis Arthur Conan Doyle.

Di sepanjang perjalanan novel kita akan digiring opininya oleh obsesi Gaspar terhadap kotak hitam tersebut, tapi baru di akhir sekali terkuak kenapa Gaspar ingin sekali merampok Toko Emas itu. Ini semacam plot twist, bahkan semua tokoh di novel enggak benar-benar tahu kenapa sampai di akhir cerita, cuma pembaca yang mengerti alasannya (ya tentu saja karena adanya dua sudut pandang cerita tadi). Dan juga siapa yang menjadi korban pembunuhan.

Pelajaran penting dari novel ini adalah kritikan dari Gaspar terhadap dunia ini, terhadap alasan kenapa ia melakukan perampokan di Toko Emas Wan Ali. Ingin sekali cerita tentang akhir dari novel ini, tapi aku masih sayang nyawaku.

Dari 1-5 aku akan memberi 3.0

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun