Mohon tunggu...
Gina Magfirah
Gina Magfirah Mohon Tunggu... Lainnya - Book Reviewer

Seorang polymath yang cinta novel kelas menengah (bukan kelas berat).

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Flame In The Mist [NGERACUN]

4 Maret 2019   00:10 Diperbarui: 4 Maret 2019   00:26 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.amazon.fr/Flame-Mist-Renée-Ahdieh

"Kelemahan sejati adalah kelemahan jiwa"

Judul: Bara Dalam Kabut (Flame In The Mist #1)

Penulis: Renee Ahdieh (2017)

Halaman: 382 Hal

Sinopsis

Sebagai satu-satunya anak perempuan samurai yang terkenal, Mariko selalu tahu bahwa dirinya dibesarkan untuk satu tujuan dan satu tujuan saja: untuk menikah. Tidak peduli jika pikirannya sebanding dengan kakak kembarnya, Kenshin, atau kemampuannya setara dengan ahli alkemi ternama. Karena Mariko tidak terlahir sebagai laki-laki, takdirnya sudah terkunci sejak saat pertama dia bernapas.

Jadi, di usianya yang baru 17 tahun, Mariko dikirim ke istana imperial untuk bertemu dengan tunangannya, seorang pria yang tidak dipilihnya. Tapi, di tengah jalan konvoi Mariko diserang secara brutal oleh Klan Hitam, grup bandit berbahaya yang disewa untuk membunuh Mariko sebelum dia sampai di istana.

Berhasil bertahan hidup, Mariko hampir tidak berhasil kabur dari hutan, di mana dia merencanakan pembalasan dendamnya. Berpakaian sebagai laki-laki, dia memutuskan untuk menyusup ke dalam Klan Hitam dan memburu mereka yang bertanggung jawab dalam memburunya. 

Ngeracun

[ hanya untuk orang-orang yang oke dengan spoiler]

Kembali lagi jatuh cinta dengan salah satu penulis favoritku Renee Ahdieh, sebelumnya telah head over heels into duology 'Wrath and The Dawn' and 'Rose and the Dagger'. Harus kuakui tulisan-tulisan beliau selalu mampu membuatku berimajinasi karena kata-katanya yang detail dan indah. Benar. Indah. Dalam novelnya kali ini Renee mengambil setting jaman feodal jepang kental dengan samurai, shogun, kekaisaran dan tradisi perempuan di jaman dahulu.

Terlihat sekali Renee benar-benar riset banyak tentang apa itu 'Jepang', glosariumnya saja terdiri dari beberapa halaman begitu juga dengan penafsiran kondisi dan situasi di Jepang. Pun sama sebenarnya dengan duologi fenomenal sebelumnya yang well-researched. Pertama kali aku baca sinopsisnya otakku langsung berputar ke arah cerita Mulan.

Ini tentang Mariko yang pemberani, pintar dalam segala hal, seorang alkemi dan penuh rasa ingin tahu tapi ia tidak pernah membangkang walaupun saat itu ia harus ke Inako untuk bertemu pengantin dalam pernikahan politiknya dengan anak Kaisar Minamoto Masamaru, Raiden. Saat perjalanan rombongannya diserang oleh sekelompok yang ia kira adalah Klan Hitam sehingga Mariko berniat untuk mencari tahu kenapa Klan Hitam ingin membunuhnya. Kemudian ia masuk dan menjadi anggota Klan Hitam dengan segala bualan-bualan yang terangkai agar terlihat seperti fakta. Dan menjatuhkan perasaan pada kaki tangan Ketua Klan Hitam, Okami.

Aku selalu suka dengan peran yang dibuat Renee, berfokus pada wanita pemberani dan pintar seperti Shahrzad dulu. Tapi kalau berharap novel ini banyak romansanya, aku rasa jangan. Romansanya hanya lebih seperti bumbu penyedap saja. Lebih kepada cerita tentang politik kekaisaran, dan cara Mariko bertahan hidup di perkemahan Klan Hitam di Hutan Jukai.

Ceritanya terasa lebih manusiawi dan berani, maksudku, ketika Mariko yang berpura-pura menjadi laki-laki agar bisa masuk Klan Hitam dibuat babak belur, terhina dan dipermalukan itu terasa real. Sifatnya yang ragu-ragu dan penurut juga menjadikan Mariko punya kekurangan walaupun banyak diceritakan kalau Mariko adalah perempuan yang sangat sangat sabar.

'Kemarahan adalah emosi yang meracuni semuanya."

Keinginannya untuk membunuh ketua Klan Hitam, Ranmaru, sangat teguh tapi sebenarnya tidak pernah benar-benar ada aksi yang dilakukan selain mengamati dan mengikuti keinginan Klan Hitam. Bahkan dengan bodohnya menyelamatkan mereka. Aku paham, ia berbuat begitu hanya karena ingin mengetahui rahasia kenapa Klan Hitam ingin membunuhnya sehingga ia harus pelan dan hati-hati. Tapi rasanya sia-sia sekali tekad kuatnya itu kalau sebenarnya tidak pernah ada cerita kalau Mariko ada upaya untuk mencoba membunuh.

Ada dua orang lagi yang memiliki peran penting, Ranmaru dan Okami. Ranmaru penuh misteri, bijaksana, solutif dan hangat. Okami juga penuh misteri, namun ia cuek, tidak menyukai kekuasaan dan dingin. Pada awalnya aku berharap sekali Ranmaru, Okami dan Mariko memiliki cinta segitiga tapi ternyata Ranmaru sudah punya Yumi di hatinya. Berarti cinta segitiga akan berpusat antara Okami, Mariko dan Raiden (mungkin, kita lihat saja di buku Smoke In The Sun #2).

Aku rasa buku ini nyaris sempurna, secara teknisnya. Plot yang teratur dan tidak terburu-buru, detail deskripsi dan kejutan-kejutan di epilog. Mungkin yang masih agak kurang pas adalah plot romansa antara Okami dan Mariko, secara jelas Mariko memang kena peribahasa benci jadi cinta.

Tapi Okami? Hampir tidak ada detail yang menyebutkan Okami mulai ada rasa dengan Mariko, tidak terlihat dari perbuatannya. Mendadak ketika Mariko ketahuan kalau ia perempuan Okami membalas ciuman Mariko. Sebentar sebentar...berarti selama ini kamu memang ada rasa dengan Mariko yang kamu anggap laki-laki itu?

Karakternya pun terlalu banyak, aku sampai harus mencari-cari ulang di halaman sebelumnya orang-orang yang disebutkan adalah siapa saja. Karena memang the complexity of the plot. Yang ingin diceritakan banyak dan terlalu banyak rahasia.

Semua karakter menyimpan rahasianya sendiri dan satu-satu terkuak di akhir cerita. Aku paling terkejut ketika fakta posisi sebenarnya ayah Ranmaru dan Okami, dan fakta ternyata Ranmaru telah mengetahui bahwa Mariko adalah perempuan sejak awal.

Di novel ini banyak menceritakan tentang perlunya menghadapi rasa takut untuk menjadi kuat, karena kelemahan sejati adalah kelemahan jiwa.  Mariko harus berjuang untuk belajar dari awal tentang menjadi kuat, bertahan hidup seorang diri yang selama ini selalu diinginkannya. Novel yang bagus untuk mengerti bagaimana seharusnya menjadi perempuan di tengah stereotipe yang ada.

Aku sudah pasti akan setia menunggu Smoke In The Sun sebagai lanjutannya. Mungkin akan rilis tahun depan di Indonesia? Ya tidak apa-apa lah. Aku memang hebat dalam menunggu kok.

Dari 1-5 aku akan memberi 3.8.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun