Mohon tunggu...
Gilig Pradhana
Gilig Pradhana Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

adalah aktivis Muhammadiyah yang mengidamkan pendidikan yang revolusioner. Dulunya pernah menjadi Kepala SMK di Jember, kini mengikuti pelatihan guru di Hyogo University of Teacher's Education, Jepang. Punya rumah di www.gilig.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Awal Kematian Facebook

10 Februari 2010   21:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:59 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="" align="alignleft" width="308" caption="Fitur baru Gmail"][/caption]

update: Video Google Buzz

Judul tulisan ini sebenarnya bukan original dari ide saya. Melainkan berkeliaran di internet beberapa saat setelah Google mengumumkan peluncuran fasilitas Google Buzz, sebuah fitur social networking sekelas Facebook. Artinya pengguna gmail (email dari google) akan bisa berinteraksi dengan pengguna gmail lainnya sebagaimana Facebooker. Bagi yang belum mengetahuinya bisa melihat demonya di sini.

Google memang agak terlambat untuk mengikuti trend Facebook. Namun saya yakin tidak akan kalah pamor. Hanya masalah langkah yang perlu diambil saja bahkan Facebook mungkin akan mengalami penurunan populeritas seperti yang terjadi pada Friendster yang sempat ngeboom satu dekade lampau.

Kenapa Google akan dapat bersaing?

Secara mendasar google lahir dari sebuah Search Engine (harfiah: mesin pencari) raksasa yang merajai internet selama...lamanya (?) menumbangkan Yahoo! yang telah lebih dulu hadir. Google adalah situs no. 1 yang dicari dimana-mana. Dengan pelayanan mendasar tersebut (SE), google akan tetap dibutuhkan oleh pengguna internet.

Hadirnya iGoogle, yakni google yang diutak-atik dengan konten pribadi, membuat seseorang memiliki serasa homepage pribadi. Saya dapat mengakses email, berita terbaru, menambahkan widget sesukanya seperti kurs rupiah hari ini, cuaca setempat, update dari facebook, selain fungsi utamanya sebagai search engine, dan banyak lainnya.

[caption id="" align="aligncenter" width="641" caption="Tampilan iGoogle yang dapat dipersonalisasi"][/caption]

Baik iGoogle maupun Gmail dapat melakukan personalisasi theme, yakni menjadikan akun saya berhias gambar yang disediakan oleh Google sendiri. Variasinya pun banyak, mulai dari komik, film, artis hingga foto pemandangan.

[caption id="" align="alignright" width="195" caption="Google Talk "][/caption]

Belum cukup dengan itu Gmail sepertinya hendak mencaplok Yahoo Messenger dengan mengintegrasikan fasilitas chatting (termasuk video chat) ke dalamnya. Meski nampaknya ini kurang berhasil hanya karena terlambat. Sebagai pengguna YM saya sudah banyak daftar kontak yang tidak boleh hilang hanya karena berpindah akun.

Seandainya Gmail berhasil mengkoneksikan dirinya ke YM, saya akan meninggalkan YM selamanya.

Nah, langkah itulah yang harus ditempuh Google untuk Facebook

Sebagai pengguna Facebook yang memiliki banyak teman, siapapun tak ingin kehilangan daftar itu, karena itu bukan sekedar daftar. Di Indonesia rasa-rasanya FB sudah mewakili sebagai simbol pertemanan yang kedua (atau malah menggeser pertemanan di dunia nyata?). Di banyak perusahaan dikeluhkan karyawan yang memanfaatkan fasilitas kantor untuk ber-facebook secara gerilya.

Pesan Sponsor: Jangan gunakan fasilitas rakyat untuk kepentingan pribadi Anda, berfacebook di kantor adalah salah satu bentuk korupsi! Dan Muslim pantang korupsi.

Untuk membuka akun di Twitter, misalnya, pengguna harus memulai dari nol. Dan yang paling susah adalah mencari teman-teman lama. Padahal guna Twitter adalah untuk menginformasikan perkembangan tentang aktivitas kita pada mereka (halah, singkatnya update status!). Dengan fasilitas Facebook badge dan Facebook connect seseorang bisa mengupdate Twitter dari Facebook dalam satu klik.

Maka, cukup satu social networking saja untuk mewakili diri saya, tidak perlu plurk, tidak pula twitter (atau bagi pengguna twitter, mungkin akan dirasa begitu pula seballiknya). Maka kenapa harus Google Buzz?

Kecuali jika Google Buzz menambahkan konten Facebook, yang dapat mengirim dan mengambil dari Facebook, maka saya benar-benar tidak akan menggunakan Facebook.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun