Mohon tunggu...
Gilar Hadimulya
Gilar Hadimulya Mohon Tunggu... -

25 yo, entry level writer..

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Zeitgeits Addendum -Teknologi untuk Kesejahteraan Manusia

28 Mei 2017   23:54 Diperbarui: 29 Mei 2017   00:05 303
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini saya menonton film zeitgeist addendum, film yang menjelaskan tentang sejarah uang sebagai pokok utama dan disambung dengan teori-teori lainnya terkait kehiduoan masyarakat di era modern ini.

Perlu digarisbawahi bahwa saya sangat terkesima menonton film tersebut, film dengan durasi 2 jam ini memberikan bajyak gambaran tentang bagaimana kehidupan kita seharusnya tidak serumit ini.

Hal pertama dan utama yang dibahas adalah penyimpangan persepsi manusia modern saat ini terkait uang dan hutang yang mempengaruhi segala lapisan masyarakat sekarang ini, akan tetapi point yang menarik perhatian saya ada di 2 hal yaitu hukum adalah alat para politikus yang tidak mampu menyelesaikan masalah dan teknologi seharusnya digunakan untuk menunjang kesejahteraan manusia bukan untuk menunjang profit perusahaan atau suatu korporasi.

Politikus disebut sebagai salah satu pekerjaan yang tidak ada relevansi terhadap kesejahteraan masyarakat karen aprofesi tersebut memang tidak memiliki kompetensi yang cukup untuk menyelesaikan suatu masalah, hukum tercipta karena mereka tidak dapat memberikan solusi untuk masalah yang ada. Engineer lah yang dianggap mampu untuk memberikan solusi pada masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat di era modern ini, kemajuan teknologi seharusnya difokuskan hanya untuk menyejahterakan masyarakat banyak.

Film yang dirilis tahun 2007/2008 tersebut cukup relevan dengsn keadaan sekarang, dimana kondisi masyarakat tidak bisa dikatakan membaik, kemajuan teknologi hampir tidak diperuntukan demi kepentingan masyarakat trtapi lebih ke perusahaan atau korporasi, sedangkan politikus, well, mereka tetap memainkan perannya sebagai decision maker tanpa kompetensi yang menyebabkan makin rumitnya kondisi masyrakat sekarang.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun