Mohon tunggu...
Gilbert Febrio Silaban
Gilbert Febrio Silaban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Sriwijaya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Krisis Suria di Timur Tengah : Dimensi Geopolitik, Kemanusiaan, dan Dampak Sosial

7 Desember 2024   18:15 Diperbarui: 7 Desember 2024   19:12 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Krisis di Suriah. Sumber ilustrasi JIBI/Solopos/Dok

Kompleksitas geopolitik Suriah semakin diperparah dengan munculnya kelompok ekstremis seperti ISIS di tengah keterlibatan berbagai kekuatan besar ini. ISIS mendirikan kekhalifahan dan merebut wilayah yang dibuat oleh perang, menciptakan kekosongan kekuasaan dan menjadi ancaman global. Kekuatan internasional memanfaatkan keberadaan kelompok ekstremis ini untuk meningkatkan intervensi mereka di Suriah dalam upaya memerangi terorisme dan memperluas dominasi mereka di kawasan.

Dampak Konflik

Baik di Suriah maupun di Timur Tengah dan di dunia secara keseluruhan, krisis Suriah telah memiliki konsekuensi yang signifikan. Lebih dari 500.000 orang tewas sebagai akibat dari konflik ini, dan jutaan lainnya terluka atau kehilangan tempat tinggal. Sekitar 13 juta orang membutuhkan bantuan, dan lebih dari 5 juta melarikan diri ke negara tetangga seperti Turki dan Yordania. Selain itu, infrastruktur di Suriah telah mengalami kerusakan yang parah, menghancurkan rumah sakit dan institusi pendidikan penting, sehingga kondisi kehidupan orang yang selamat semakin memburuk. Ketidakstabilan ini juga menyebabkan ketegangan sektarian antara kelompok etnis dan agama, yang memperburuk konflik antara kelompok Sunni dan Syiah. Seiring dengan keterlibatan negara-negara besar seperti Rusia, Iran, AS, dan Turki, konflik ini semakin mendalam.

Krisis ini secara politik dan sosial menyebabkan ketegangan yang lebih besar antara kelompok-kelompok yang terlibat dalam konflik dan menambah perpecahan sosial yang sudah ada. Ketidaksepakatan ideologis di kawasan ini diperburuk oleh keterlibatan negara-negara seperti Rusia dan Iran yang mendukung rezim Assad serta negara-negara Barat yang mendukung oposisi, dengan efek sosial yang menyebar ke negara-negara tetangga yang menerima pengungsi. Selain itu, ekonomi Suriah hancur akibat krisis ini, yang menghancurkan industri penting seperti gas, minyak, dan pertanian. Selain itu, pengungsian massal dan kerusakan infrastruktur ekonomi menempatkan negara-negara tetangga di bawah tekanan yang signifikan; negara-negara ini harus memberikan bantuan dan pemulihan. Dengan kehilangan sumber pendapatan negara dan kesulitan untuk memperbaiki sektor yang rusak oleh perang, dampak ekonomi ini semakin memburuk.

Krisis ini juga meningkatkan risiko keamanan dunia. Berkembangnya kelompok ekstremis seperti ISIS, yang memanfaatkan kekacauan untuk memperluas wilayah mereka, meningkatkan ancaman terorisme di luar wilayah tersebut. Konflik ini meningkatkan ketegangan internasional dan meningkatkan risiko konfrontasi terbuka antara kekuatan besar. Selain itu, konflik ini meningkatkan ketegangan antara kekuatan regional seperti Turki dan Iran, yang masing-masing memiliki kepentingan strategis di Suriah. Intervensi internasional yang melibatkan Amerika Serikat, Rusia, dan negara-negara lain untuk melawan terorisme dan mendukung pihak-pihak tertentu dalam konflik ini hanya memperburuk situasi.

Kesimpulan

Krisis Suriah, yang dimulai pada tahun 2011, telah menimbulkan kerusakan yang signifikan di dalam negeri dan di seluruh dunia. Konflik ini telah merusak infrastruktur negara, menyebabkan lebih dari 500.000 kematian dan jutaan pengungsi. Selain itu, situasi politik dan sosial Suriah semakin memburuk karena ketegangan sektarian dan perpecahan sosial yang semakin meningkat. Selain itu, rekonstruksi negara setelah konflik menjadi lebih sulit. Dari sudut pandang internasional, krisis ini telah berkembang menjadi arena persaingan geopolitik antara negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Rusia, dan Iran, yang masing-masing berkomitmen untuk mendukung salah satu pihak dalam konflik tersebut. Ini menimbulkan ketegangan di seluruh dunia, yang mengganggu stabilitas Timur Tengah dan meningkatkan risiko terorisme, seperti yang ditunjukkan oleh kebangkitan ISIS.

Fakta bahwa negara-negara besar dan aliansi regional terlibat dalam perselisihan Suriah menunjukkan bahwa aspek geopolitik adalah salah satu faktor yang membuat perang menjadi lebih kompleks. Selain itu, efek ekonomi yang dihasilkan telah menempatkan negara-negara tetangga dan ekonomi global secara keseluruhan di bawah tekanan yang signifikan, terutama karena pengungsian massal dan kerusakan sektor-sektor penting di Suriah. Dalam hal ini, krisis Suriah bukan hanya masalah di wilayah Suriah; itu telah berkembang menjadi masalah global yang membutuhkan perhatian bersama untuk mencari solusi yang lebih menyeluruh dan berkelanjutan yang tidak hanya menangani dampak kemanusiaan tetapi juga memecahkan masalah fundamental yang terletak di dasar geopolitik dan sosial.

Referensi

Alrifai, O. A., & Zelin, A. Y. (2021, April 2). Protests in Daraa, Syria undermine Assad's narrative of victory. Fikra Forum. The Washington Institute for Near East Policy. https://www.washingtoninstitute.org/policy-analysis/protests-daraa-syria-undermine-assads-narrative-victory

Balanche, F. (2018). Sectarianism in Syria's Civil War: A Geopolitical Study. Washington Institute for Near East Policy.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun