Mohon tunggu...
Lentera Abrit
Lentera Abrit Mohon Tunggu... -

Jika Tuhan merestuiku, aku ingin terus dan terus menuangkan warna-warni hariku dalam goresan hasil tarian jari-jemariku sendiri

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi Anak-anak

26 Februari 2014   07:02 Diperbarui: 13 Juli 2015   20:04 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Gembira

Gembira adalah ketika aku menemukan koin di tengah jalan

Gembira adalah ketika aku mendapatkan permen

Gembira adalah ketika aku pulang sekolah lebih awal

Gembira adalah ketika aku mendapatkan rangking satu

Gembira adalah ketika kakak, ayah, dan ibuku sarapan pagi bersamaku

Kejengkelan

Kejengkelan manakala kiriman uang saku berlampu merah

Kejengkelan manakala kekasih melupakan tanggal kelahiranku

Kejengkelan manakala mendengar alunan keras suara kucing di malam hari

Kejengkelan manakala supir bus menyetir ugal-ugalan

Kejengkelan manakala sahabat hanya datang saat ceria

Kejengkelan manakala antre mandi tiga jam

Kejengkelan manakala flu menusuk hidung hingga serak

Kejengkelan manakala bersenda gurau dengan si besar kepala

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun