Oke next. Seperti judulnya soal Flyover, saya ingin membahas lebih dalam soal flyover apa saja yang telah dibuat di Bandung selama 10 tahun ke belakang ini. Jadi, mari kita bahas ada flyover apa saja yang ada di Bandung dan seberapa efektifnya sih yang katanya untuk mengurai kemacetan ini.
1. FLYOVER PELANGI
Jembatan Layang Pelangi diresmikan pertama kali tahun 2017 saat Ridwan Kamil masih menjabat sebagai walikota Bandung dan dibangunnya dari tahun 2016. Jembatan layang ini menghubungkan Jalan Antapani dan Jalan Jakarta di mana pada perempatannya memang dikenal sebagai titik kemacetan yang parah terutama di jam-jam sibuk.
Flyover yang telah berganti nama menjadi Flyover Jaksa Agung R Soeprapto ini termasuk pendek karena hanya memiliki panjang 400 meter saja, sehingga terasa sangat tanggung ketika pengendara melewatinya.
Meski begitu, flyover ini cukup berhasil mempermudah mobilitas berkendara, terutama dari Jalan Antapani menuju Jalan Jakarta yang jadi satu arah ini tanpa perlu menunggu lampu lalu lintas yang ada di perempatan bawahnya.
Namun jika dibilang sukses atau tidaknya mengurai kemacetan, saya rasa ini belum bisa dikatakan begitu. Kemacetan di titik ini masih sering terjadi di jam-jam sibuk pagi maupun sore menjelang malam. Bahkan di jembatan layangnya pun tak jarang terjadi kemacetan yang justru membuat stuck kendaraan.
2. FLYOVER SUPRATMAN
Tak jauh dari Flyover Pelangi, ada Flyover Supratman yang menghubungkan Jalan Jakarta dengan Jalan Supratman. Jembatan layang ini memiliki panjang sekitar 500 meter dan diresmikan sekitar tahun 2020-2021.
Awalnya flyover ini akan dibuat dua arah antara Jalan Jakarta - Supratman dan sebaliknya. Namun ternyata bentuk jembatan layang yang berkelok dari arah Supratman ini dianggap sebagai blind spot yang dikhawatirkan akan menyebabkan kecelakaan. Maka dari itu sistem jalurnya hanya menjadi satu arah saja.
Ini dia masalahnya. Dari arah Supratman malah membuat kemacetan lebih parah karena jalannya sudah semakin kecil untuk flyover, sementara pengguna kendaraan (pribadi) pun semakin hari semakin bertambah. Begitu pula dengan Jalan Jakarta arah kiri ke Jalan Sukabumi yang menyempit juga karena pembangunan ini. Efeknya sama saja malah jadi titik kemacetan baru karena jalan tidak memadai.
Pertanyaannya adalah, apa pemerintah tidak memikirkan hal-hal kecil seperti ini sebelum mengeksekusi pembangunannya?