Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dilema Street Feeding Kucing, Antara Kepedulian atau Memelihara Hama?

21 Januari 2025   16:20 Diperbarui: 26 Januari 2025   00:16 13258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kucing makan. (Pixabay/Florian Bollman via Kompas.com)

Kucing menjadi salah satu hewan yang paling banyak dipelihara oleh kita sebagai manusia. Jenisnya pun beragam. Mulai dari kucing liar yang direscue di jalanan, kucing mix (campuran kucing liar dan ras), hingga kucing dengan ras tertentu yang harganya mahal.

Saya sendiri punya seekor kucing betina yang saya temukan tak berdaya di minimarket tahun 2022 lalu. Hingga saat ini ia sangat aktif, bertambah sehat, dan sudah disteril. Makanannya pun saya berikan dengan menghabiskan budget yang tidak sedikit setiap bulannya.

Di samping itu sesekali saya membawa makanan tersebut yang disimpan dalam botol jika ketika di luar nanti bertemu dengan kucing jalanan lain. Hal ini disebut dengan street feeding, yaitu dengan memberi makanan ke hewan liar di jalanan, terutama kucing.

Sebenarnya street feeding merupakan kegiatan yang sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Beberapa dari pembaca pun sepertinya tahu dan pernah melakukan kegiatan ini. Apalagi dengan naluri pecinta kucing dan tidak tegaan, seseorang (seperti saya, contohnya) akan sengaja menambah budget khusus untuk street feeding ini.

Memang, street feeding niatnya sangat baik karena tidak ingin melihat hewan terlantar tanpa daya. Tapi setelah dipikir-pikir, ada sisi lain yang tak terlihat di sini, yaitu soal meledaknya angka kelahiran kucing liar yang justru jadi bumerang sendiri bagi kita dan banyak orang. Kucing-kucing itu tanpa disadari akan jadi hama yang perlahan memberikan efek negatif bagi kehidupan kita.

Di tulisan ini saya mencoba membahas lebih lanjut dari berbagai sisi dan pengalaman saya juga sebagai pecinta kucing dan punya peliharaan selama beberapa tahun ke belakang. Yuk, disimak!

KELAHIRAN KUCING DAN DAMPAKNYA

Jika kita memberi makan kucing liar, kita pun ikut berpartisipasi dalam keberlangsungan hidup mereka meskipun dilakukannya tidak sering. Sebenarnya yang salah bukan pada poin street feeding-nya, melainkan pada kelahiran kucing yang terus meningkat jika tidak dikontrol. Itu berarti secara tak langsung kita memperpanjang juga hidup mereka di jalan agar bisa bertahan, tidak sakit atau mati karena kelaparan.

image by Palpres.com
image by Palpres.com

Katakan saja bahwa satu kucing bisa melahirkan 3-5 ekor. Belum lagi nanti anak-anaknya tumbuh, lalu dalam 3 bulan saja induknya sudah siap lagi untuk bereproduksi, kemudian anak-anaknya juga bisa ikut memiliki anak lagi jika sudah dewasa (7-8 bulan). Dan hal ini terus terulang tidak hanya di satu kucing saja, melainkan sangat banyak yang jika dihitung pun pasti akan memperoleh angka yang fantastis.

Jumlah kucing yang tidak terkontrol ini lama-lama akan merugikan kita sebagai manusia. Mulai dari memburu hewan lain seperti burung dan serangga, mencuri makanan (baik di pasar ataupun sekitar perumahan), hingga menularkan penyakit baik dari kutu maupun kotoran. Belum lagi ada juga yang buang air kecil/besar sembarangan sehingga membuat kita dirugikan karena baunya dan harus membersihkannya pula.

PERTIMBANGAN STERIL DAN PRO KONTRANYA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun