Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Racun Sangga", Ketika Santet Mematikan Menguji Kehidupan Rumah Tangga

21 Desember 2024   09:17 Diperbarui: 21 Desember 2024   09:17 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Instagram Soraya Intercine Film

Dalam suatu kepercayaan di Kalimantan, racun sangga disebut sebagai santet mematikan yang bertujuan untuk memisahkan pasangan dalam kehidupan pernikahannya. Cerita tentang racun sangga ini pun sempat viral di sosial media oleh narasumber bernama Andi yang mengalami langsung hal-hal aneh dan mistis sejak menikah dengan Maya.

Thread viral dari twitter/X ini kemudian diangkat menjadi sebuah film oleh Soraya Intercine Film dengan judul Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga yang rilis tanggal 12 Desember 2024 lalu. Film yang disutradari oleh Rizal Mantovani ini mendapat banyak pujian dari penonton yang membuat saya penasaran. Akhirnya kemarin saya menyempatkan diri untuk menontonnya secara langsung di layar lebar.

Maka di tulisan inilah saya akan mengulas lebih jauh tentang film Racun Sangga ini. Mulai dari sinopsis, sedikit bocoran cerita, membandingkan dengan kisah asli, serta apa benar yang disebut orang-orang bahwa ini salah satu film horor terbaik tahun ini? So, check this out!

SINOPSIS

Berlatar di Kalimantan, Andi (Fahad Haydra) melakukan hubungan ta'aruf dengan Maya (Frederika Cull). Karena sudah cocok dan mendapat restu, keduanya kemudian menikah dan tinggal berdua di sebuah rumah. Kehidupan awal pernikahan yang seharusnya menjadi masa-masa indah justru berbalik menjadi pengalaman pahit bagi keduanya.

Semua dimulai saat Andi terkena penyakit kulit yang membuatnya gatal-gatal, ditambah juga dengan batuk yang tak kunjung berhenti. Saat ke dokter pun tak ditemukan tanda-tanda serius. Namun, semakin hari penyakitnya ini kian menyiksa. Ditambah lagi Andi sering berhalusinasi melihat sosok seseorang yang sedang mengawasinya.

Di tengah kejanggalan dalam kehidupan rumah tangganya yang seumur jagung, beberapa orang terdekat Maya mencurigai bahwa Andi terkena sihir dari orang jahat. Karena dari penjelasan medis pun tak ada hasil, maka Maya mulai membawa suaminya itu ke orang pintar untuk diobati.

Scene Racun Sangga (image by JPNN.com)
Scene Racun Sangga (image by JPNN.com)

Di sinilah perjalanan mereka dimulai untuk mengupas misteri santet yang menyerang kehidupan rumah tangga keduanya. Perjuangan Maya sebagai istri benar-benar diuji karena suaminya nyaris tak bisa melakukan apa-apa, bahkan untuk berjalan sekalipun.

HOROR SEGAR TANPA JUMPSCARE

Salah satu keunikan film Racun Sangga yang membuat saya terkesan adalah bisa memberi suasana horor dan mencekam tanpa perlu memberi jumpscare berlebih. Sebagai penonton, saya merasa tidak nyaman dengan apa yang ditampilkan di cerita. Seperti luka yang terasa menjijikkan, sausana malam yang sunyi, suara yang menakutkan meski tanpa visual, hingga sedikit adegan gore yang refleks membuat kaget.

Hal ini membuktikan bahwa cerita horor tak mesti selalu ada hantu dengan efek suara menggelegar yang membuat penonton kaget. Cerita pelan tapi menusuk seperti Racun Sangga setidaknya bisa membuktikan dan tetap memberi efek horor yang tak mudah dilupakan oleh penonton.

Jadi, jika pembaca merupakan tipe yang kurang menyukai jumpscare, tentunya film Racun Sangga bisa jadi pilihan tepat. Tapi sebaliknya. Jika pembaca lebih suka jumpscare dan sosok hantu yang duperlihatkan jelas, maka ekspektasinya perlu sedikit diturunkan di film ini.

KETERKAITAN DENGAN CERITA ASLI

Seperti yang disebut sebelumnya bahwa cerita Racun Sangga berasal dari thread viral di twitter yang dikatakan sebagai kisah asli dari Andi dan Maya dalam kehidupan nyata di Kalimantan. Di awal film pun diperlihatkan sosok Andi dan Maya dengan suara asli mereka yang menceritakan sedikit soal racun sangga ini.

Karena memang film dengan tema horor, tentu saja hal-hal mistis, orang pintar, hingga ritual dan sesajen jadi pengisi cerita. Padahal jika kita pakai logika, apa yang dialami Andi sebenarnya bisa saja penyakit medis biasa. Mulai dari iritasi dan alergi kulit, atau permasalahan kejiwaan yang membuatnya jadi suka berkhayal.

Image by Instagram Soraya Intercine Film
Image by Instagram Soraya Intercine Film

Tapi mungkin ada sisi lain yang tak bisa digunakan logika untuk hal semacam ini hingga alur cerita membawa mereka ke sesuatu gaib yang setidaknya bisa mengobati Andi agar bisa seperti semula.

ALUR PELAN DENGAN KLIMAKS CUKUP OKE

Meski memang tema utama film Racun Sangga adalah horor, tapi sebenarnya apa yang disajikan seperti film drama rumah tangga yang memfokuskan cerita pada Andi dan Maya. Alurnya cukup pelan tapi tidak membosankan, juga mengundang rasa penasaran saya sebagai penonton untuk tahu seperti apa kelanjutan cerita mereka.

Hal selanjutnya yang cukup memberi kesan adalah bahwa cerita horor tak selalu berasal dari Jawa saja seperti KKN di Desa Penari, melainkan dari pulau lain seperti Kalimantan. Budaya Kalimantan di dalamnya pun cukup kuat terutama dari segi bahasa yang digunakan karakternya, kemudian ditambah lagi dengan beberapa ritual khusus yang cukup berbeda dari horor kebanyakan untuk bisa mengeluarkan racun sangga dari tubuh Andi.

Alur pelan, pasti, dan menusuk ini membawa cerita ke 20 menit terakhir yang jadi klimaks. Ada sedikit cerita yang membuat saya sedikit kaget, meski tak sampai membuat twist yang tercengang.

Bagian klimaks yang mempertaruhkan nyawa Andi ini bisa dibilang cukup oke, meski sebenarnya menggunakan formula sama bagi klimaks film horor kebanyakan yang menangani orang kesurupan. Tapi menurut saya pribadi durasi klimaks ini terlalu panjang yang cenderung jadi flat.

image by MSN.com
image by MSN.com
Well, itulah sedikit ulasan saya untuk film Racun Sangga ini. Jadi, gimana ya dengan kehidupan rumah tangga Andi dan Maya? Akankah keduanya mendapat kebahagian sebagaimana pengantin baru pada umumnya? Atau justru racun sangga ini menjadi marabaya bagi mereka?

Tentu saja jika ingin mengetahui kelanjutan kisah Andi dan Maya, Kompasianer harus menonton langsung di bioskop sebelum film ini turun layar. Apalagi bagi Anda yang penakut, film ini sangat cocok karena minim jumpscare. Bahkan di satu sisi ceritanya seperti drama kehidupan rumah tangga.

Di situs IMDb, film ini berhasil meraih skor 7.7/10 sampai dengan tulisan ini dibuat. Sementara saya sendiri memberi nilai 7.5/10 dengan pertimbangan di atas.

Sekian ulasan film yang bisa saya tulis di kesempatan kali ini. Terima kasih sudah mampir. Akhir kata, sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

-M. Gilang Riyadi, 2024-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun