Menggabungkan cerita fiksi dengan tema kuliner yang kental dengan kegiatan masak-memasak sebenarnya menjadi daya tarik tersendiri dalam industri perfilman. Bahkan jika kita flashback sedikit ke belakang, rasanya masih sedikit adanya film atau serial yang mengambil tema seperti ini. Apalagi di Indonesia sendiri cerita dengan tema horor lebih berpotensi mengambil rasa penasaran penonton
Nah kali ini saya punya satu rekomendasi sebuah serial yang punya tema utama bidang kuliner dan masak-masakan yang terhubung dalam cerita romansa tokoh utamanya. Berjudul Secret Ingredient, serial ini sudah tayang sejak beberapa bulan lalu di aplikasi streaming VIU dengan jumlah episode yang sangat singkat, yaitu hanya 6 episode saja.
Secret Ingredient punya satu keunggulan yang cukup unik, di mana tiga tokoh utama di dalamnya berasal dari negara yang berbeda, yaitu Julia Barretto dari Filipina, Sang Hon Lee dari Korea Selatan, dan Nicholas Saputra dari Indonesia.
Di tulisan ini pula saya akan mencoba memberi ulasan mengenai serial ini dan kenapa saya merekomendasikannya kepada para pembaca. Yuk langsung simak ulasannya di bawah sini.
SINOPSIS
Berlatar tempat di Jakarta, Jack (Sang Hon Lee) pergi ke Indonesia untuk beristirahat dari permasalahannya di negara asalnya, Korea Selatan. Di sana ia menyamar menjadi seorang koki amatir di hotel mewah tempat Arif (Nicholas Saputra) memimpin sebagai kepala koki. Jack bertemu dengan Maya (Julia Barretto), perempuan asal Filipina yang jadi koki senior dan selalu membantunya di dapur.
Maya sendiri sedang berusaha mencari banyak uang untuk membayar utang mendiang ibunya. Ia berusaha keras untuk memberikan performa terbaiknya di depan Arif agar bisa dipromosikan ke jabatan koki yang lebih tinggi.
Hubungan rekan kerja antara Maya dan Jack semakin terasa dekat ketika mereka berada di tim yang sama dalam sebuah tantangan yang diberikan Arif. Menu berbahan dasar udang yang dibuat mereka kemudian menjadi menu spesial yang dihidangkan ke orang penting di hotel tempat mereka bekerja.
Episode pertama lebih mengenalkan karakter, sementara lanjut ke episode dua mulai terasa konfliknya, terutama saat Jack tidak sengaja menjatuhkan kepala udang ke adonan yang dihidangkan ke orang penting. Hal ini tentu memicu amarah Arif sebagai kepala koki yang memicu perdebatan kecil di dapur bersama Jack dan Maya.
Konflik pun tak sampai di sana saja, berlanjut ke episode selanjutnya konflik lebih terasa pelik. Mulai dari rentenir yang nyaris mencelakakan bibi Maya di Filipina, identitas Jack yang misterius, juga soal kompetisi masak internasional yang ingin diikuti Maya.
CERITA MANIS, PERSAINGAN DAPUR, DAN MASA LALU YANG TERLUPAKAN
Maya dan Jack menjadi dua tokoh utama yang paling sering disorot di sini. Hubungan rekan kerja keduanya yang semula hanya terbatas di dapur saja perlahan jadi terus meluas di luar pekerjaan. Jack selalu setia menemani kesedihan Maya dan bisa memberikan saran terbaiknya dalam menghadapi masalah perempuan itu.
Meski memang dekat, tapi ketika sudah di dapur selalu saja ada konflik yang terjadi. Entah itu kesalapahaman, bahkan dari tindakan Jack yang kadang tanpa berpikir panjang. Jika sudah memasuki ranah dapur seperti ini, tentu saja ada Arif selaku kepala koki yang punya kendali atas kegiatan operasional di sana.
Selain soal cerita manis Jack dan Maya, juga tentang konflik di dapur, akan ada masa lalu Jack yang terus disembunyikan sejak episode awal. Penonton akan diajak menerka-nerka sebenarnya siapa Jack dan punya hubungan apa dengan Maya di masa lalu. Sebagai yang sering menonton cerita dengan tema seperti ini, saya rasa penonton akan cukup mudah menebak apa yang terjadi di masa lalu tersebut.
MASAK MEMASAK YANG BIKIN NGILER
Untuk Kompasianer yang suka kulineran, atau juga soal masak memasak, serial ini sangat cocok ditonton karena setiap episodenya selalu memperkenalkan menu-menu baru yang dijamin menggugah selera. Mulai dari hidangan western, lokal, bahkan sampai makanan khas Filipina yang biasa Maya buat di kampung halamannya.
Tentu ini jadi keunggulan sendiri yang memang jarang ditemukan di cerita film atau serial lain. Masing-masing pemeran meski bukan berlatar belakang sebagai koki pun ternyata mampu membuat karakter masing-masing tetap kuat seperti profesional di bidang kuliner. Nicholas Saputra pun yang jam terbangnya sudah sangat jauh tak perlu diragukan lagi kemampuan aktingnya yang berhasil membuat karakter Arif menjadi kepala koki yang tegas dan detail akan masakan.
Meski nantinya yang dijadikan cerita utama adalah soal romansa, tapi esensi dari kuliner di Secret Ingredient ini sama sekali tidak berkurang. Bahkan jika penonton teliti, kita bisa mencontek resep yang ada di dalam ceritanya lho.
ROMANSA LINTAS NEGARA
Seperti yang dijelaskan di awal bahwa Secret Ingredient merupakan hasil kerja sama dari 3 negara sekaligus. Bahkan sang sutradanya pun merupakan orang Korea Selatan, yaitu Cho Young Gwang.Â
Perbedaan 3 negara ini tentu membuat percakapan di dalamnya lebih didominasi oleh bahasa inggris. Meski memang sesekali akan ada juga Bahasa Indonesia, Tagalog (Filipina), juga Korea Selatan.
Karena latar utama di cerita ini di Indonesia, maka jangan heran kalau suasananya ya memang Indonesia banget (khususnya Jakarta). Mulai dari suasana kota yang padat, pasar yang ramai, hingga jajanan pinggir jalan. Ada juga beberapa scene yang nantinya diambil di Filipina dan Korea Selatan itu sendiri.
Ini memang unik karena bisa menghadirkan 3 aktor dan aktris papan atas dari negara yang berbeda, namun sebenarnya cerita romansa yang disajikan masih terbilang belum cukup spesial. Saya merasa bahwa cerita cinta dewasa seperti ini banyak juga ditemukan di film-film lain.
Meski begitu, chemistry antar pemain ini patut diacungi jempol kok karena berhasil membuat karakter masing-masing kuat. Mulai dari Maya yang perkeja keras dan tidak suka dibohongi, Arif yang tegas, juga Jack yang berambisi dan pintar menyembunyikan rahasia. Hal ini jadi satu nilai tambah yang membuat saya terus melanjutkan nonton sampai episode akhir.
...
Nah itu tadi ulasan saya untuk serial Secret Ingredient yang bisa ditonton secara resmi di VIU secara gratis dengan 6 episode saja. Bahkan masing-masing episode pun durasinya kurang lebih hanya 30 menit saja. Saya pun berhasil menonton semuanya hanya dalam waktu 2 hari.
Di situs IMDb serial ini mendapat skor sebesar 7.6/10Â sampai dengan tulisan ini dibuat. Saya sendiri memberikan nilai pribadi sebesar 7.5/10Â dengan pertimbangan dan ulasan di atas.
Oh iya, untuk Kompasianer yang ingin tahu seperti apa kilasan ceritanya bisa coba tonton trailer-nya di sini ya.
Akhir kata, sampai sinilah ulasan yang bisa saya buat. Terima kasih sudah mampir dan sampai jumpa di tulisan selanjutnya!
-M. Gilang Riyadi, 2024-
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI