Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Kontroversi Film Horor Lokal yang Kembali Mengeksploitasi Unsur Agama

26 Maret 2024   10:38 Diperbarui: 26 Maret 2024   18:52 909
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potongan gambar poster film Kiblat sebelum akhirnya ditarik oleh pihak PH. Sumber: Leo Pictures.

Image by Kompas
Image by Kompas

Beberapa tahun lalu ada film horor Makmum yang cukup sukses di pasaran hingga dibuat sekuelnya berjudul Makmum 2. Ceritanya kurang lebih tentang orang yang diganggu ketika sholat di mana saat sholat sendirian di tengah malam, tiba-tiba saja ada makmum di belakangnya yang menakut-nakuti.

Film horor seperti Khanzab, Pengabdi Setan 1, Munkar, dan masih banyak lagi pun punya adegan yang tak jauh dari sini. Di mana tokoh utamanya diganggu hanya karena ia sholat. Ya, karena ia sholat.

Memang seharusnya pihak produksi film mulai menghentikan tren-tren seperti ini yang jatuhnya memang mengeksploitasi ibadah, Bentuk kewajiban kepada Sang Pencipta bukankah digambarkan menjadi sesuatu yang indah agar orang-orang pun tergerak untuk ibadah? Jika tren seperti berlanjut dikhawatirkan orang-orang lebih memilih tidak sholat dibanding diganggu makhluk halus.

Saya percaya kok semua agama mengajarkan hal yang baik, meski memang ada hal tak kasat mata yang tak bisa dilihat langsung oleh kita. Tapi sebagai bahan hiburan masyarakat, dunia perfilman pun bisa lebih bijak mengangkat hal-hal sensitif tentang keagamaan. Bukan sesuatu yang dilebih-lebihkan seakan proses ibadah adalah hal menakutkan yang tak perlu dilakukan.

Saran saya juga terhadap pecinta perfilman, mulai bijak juga memilih tontonan, baik untuk diri sendiri maupun keluarga. Karena langkah kecil untuk menghentikan eksploitasi agama seperti ini dimulai dari tindakan kecil kita yang tak perlu menontonnya. Jika film bergenre seperti ini masih laku di pasaran, maka akan terus ada film-film lainnya yang mengangkat tema sama.

Nah, itu tadi ulasan khusus saya soal fenomena film horor lokal yang terkesan mengeksploitasi agama. Akhir kata, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

-M. Gilang Riyadi, 2024-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun