Mohon tunggu...
M. Gilang Riyadi
M. Gilang Riyadi Mohon Tunggu... Penulis - Author

Movie review and fiction specialist | '95 | contact: gilangriy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Kisah Tanah Jawa", Perjalanan Retrokognisi Memutus Teror Pocong Gundul

25 September 2023   22:22 Diperbarui: 27 September 2023   00:51 1534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membahas film horor lokal sepertinya tak akan pernah habis. Selalu saja di setiap minggunya ada judul baru yang tayang di layar lebar. 

Di tanggal 14 September misalnya, ada film berjudul Aku Tahu Kapan Kamu Mati 2, lalu minggu depannya di tanggal 21 September rilis film horor Kisah Tanah Jawa. Sementara itu di Kamis nanti tanggal 28 September rilis juga film berjudul Di Ambang Kematian.

Ini baru film asli Indonesia saja, belum termasuk film luar seperti The Nun II dan A Haunting in Venice yang mana kedua film ini pun belum sempat saya tonton. Sebagai penonton pun pasti akan kebingungan menentukan mau yang mana mengingat cerita yang dihadirkan tampak bagus dan punya potensi.

Saya sendiri pada akhirnya memilih film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul garapan Awi Suryadi yang dibintangi oleh Deva Mahenra dan Della Dartyan. Sebelumnya pun saya sudah menonton kilasan trailernya sehingga penasaran juga dengan film ini. 

Belum lagi tahun 2019 pun film Kisah Tanah Jawa pernah diangkat menjadi serial dengan subjudul Merapi, meskipun memang sebenarnya tidak ada keterkaitan satu sama lain.

Maka dari itu di tulisan kali ini saya akan mencoba mengulas film ini seperti biasa mulai dari sinopsis hingga analisisnya secara lebih detail. Yuk langsung check this out.

SINOPSIS

Hao (Deva Mahenra) memiliki sebuah kelebihan kekuatan berupa retrokognisi, yaitu bisa menjelajah masa lalu dan merasuk ke tubuh seseorang. Namun ia sama sekali tak bisa melakukan apapun di sana, sehingga hanya sekadar menjadi kilas balik bagi kisah seseorang.

Bersama rekannya, Rida (Della Dartyan), keduanya sering mengisi materi bagi mahasiswa. Di kesempatan itu pula Hao menjelaskan bahwa kekuatannya ini hanya digunakan untuk melihat sejarah saja.

Namun sepasang suami istri mendadak meminta bantuan pada Hao untuk menemukan putrinya yang masih sekolah bernama Sari. Gadis itu sudah hilang dua hari tanpa jejak. Menurut orangtuanya, hanya Hao lah yang bisa membantu.

Image by Dok MD Pictures via Tirto
Image by Dok MD Pictures via Tirto

Maka malam itu bersama Rida, orangtua Sari, serta guru, semuanya datang ke kelas tempat terakhir Sari dilihat malam itu. Hao melakukan retrokognisi ke dua hari lalu seakan-akan menjadi Sari saat itu. Terlihatlah bahwa ternyata Sari telah diculik oleh makhluk astral yang berbentuk pocong tanpa tudung, lalu terlihat bahwa kepalanya gundul.

Makhluk itulah yang menculik Sari dan menyekapnya di sumur tak terpakai belakang sekolah. Pocong Gundul ini akan menarik tumbalnya dengan cara menggigit jari korban. 

Itu sebabnya jari telunjuk Sari terluka yang semula karena tertusuk mesin jahit, namun memang menjadi cikal bakal bahwa dirinya menjadi target yang harus diambil jiwanya.

Di sini pula petualangan Hao dimulai untuk memutus teror Pocong Gundul ini. Karena tidak hanya soal nyawa Sari yang dipertaruhkan, tapi keberadaan Hao pun perlahan terancam dari sosok itu.

LEGENDA POCONG GUNDUL

Tentu ada maksud dan tujuan kenapa Pocong Gundul harus mengincar Sari bahkan Hao. Pada awal film penonton dibuat bertanya-tanya kenapa ada sosok pocong yang seperti ini. Lambat laun di pertengahan kemudian diceritakanlah siapa sebenarnya Pocong Gundul ini, serta apa saja yang ia incar dari Sari dan Hao.

Pocong Gundul digambarkan sebagai hantu pocong biasa namun bagian kepalanya tidak tertutup, melainkan dibuka hingga kepalanya yang plontos itu terlihat jelas. Tentu wajahnya pun menyeramkan karena akan terus memberikan teror pada Hao.

Ternyata di zaman dahulu, tepatnya tahun 1986, terdapat semacam kumpulan penyembah iblis, di mana satu di antara anggotanya ingin hidup kekal sehingga menjalani ritual sebagai pocong. Makam orang itu kemudian didirikan menjadi sekolah tempat Sari menuntut ilmu, hingga akhirnya selalu saja ada tumbal selama 10 tahun sekali.

Image by Dok MD Pictures via detik
Image by Dok MD Pictures via detik

Hao memutuskan untuk menyelesaikan semua ini hingga tuntas, sementara rekannya, Rida, justru merasa semuanya cukup sampai di sini untuk meminimalisasi risiko yang lebih besar soal nyawa Hao.

Perbedaan pendapat ini sempat memecahbelah keduanya hingga laki-laki berkacamata itu setidaknya harus berjuang sendiri memutus teror Pocong Gundul yang mengincarnya, Sari, bahkan orang lain setelahnya. Tapi untungnya ada satu saksi penting yang setidaknya bisa membantu Hao menemukan kunci semua teka-teki ini.

UNSUR JAWA YANG KENTAL

Cerita horor dengan unsur Jawa seperti ini sebenarnya sudah sangat banyak diaplikasikan di film-film lokal lain, sehingga apa yang disajikan di film Kisah Tanah Jawa ini bukan lagi jadi hal yang terasa spesial.

Tapi setidaknya, pengaplikasian pada film masih cukup baik. Seperti halnya bahasa yang digunakan mayoritas adalah Jawa, latar tempat, unsur kepercayaan, kostum, hingga beberapa hal lain yang menurut saya memang mempresentasikan judulnya sebagai Kisah Tanah Jawa.

Unsur kebudayaan Jawa yang jadi sorotan utama pun bisa mengalir apa adanya tanpa pemaksaan. Semua berjalan natural mulai dari akting pemain hingga latar yang dijadikan tempat utama.

JUMPSCARE EPIK DENGAN ALUR LAMBAT

Saya akui bahwa film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul ini punya keunggulan di jumpscare. Orang yang jarang ketakutan seperti saya pun pada akhirnya ikut teriak juga karena kejutan hantunya benar-benar tanpa diduga serta diiringi oleh backsound bersuara tinggi yang menambah sensasi ketakutan.

Sosok Pocong Gundul yang semula hanya samar saja pun menjadi nilai tambah karena punya riasan sempurna dan menggambarkan sebagai sosok makhluk halus yang menyeramkan.

Yang saya suka selanjutnya adalah adanya unsur gore dan berdarah-darah yang tidak jadi sorotan utama, tapi ketika muncul justru terasa asik seperti ngeri-ngeri sedap.

Meski begitu, menurut saya hal ini masih belum mengimbangi soal alur cerita yang sedikit monoton dan dalam beberapa scene justru jadi terasa bosan. Banyak sekali bagian yang setidaknya bisa sedikit diringkas untuk menghemat durasi, atau kalau perlu ditambah scene lain yang lebih memiliki ketrkaitan cerita.

Image by CNN Indonesia
Image by CNN Indonesia

Sementara itu pada bagian 30 menit terakhir menjadi bagian favorit saya karena di sinilah Hao akan langsung berhadapan dengan Pocong Gundul dan melakukan retrokognisi dengan kembali jauh ke masa lalu saat sosok pocong ini masih menjadi manusia berkepala plontos.

Hao harus bisa menemukan kunci menghentikan teror ini untuk selamanya, atau justru dia yang akan terjebak dalam retrokognisinya sendiri tanpa bisa kembali ke tubuhnya di masa kini.

...

Nah seperti itulah kurang lebih ulasan untuk film Kisah Tanah Jawa: Pocong Gundul ini. Bagaimana dengan nasib akhir Hao dan Rida tentunya bisa disaksikan secara langsung di bioskop terdekat mumpung masih fresh dan masih bisa ditonton di banyak layar lebar.

Saya pun cukup merekomendasikannya bagi para Kompasianer yang ingin menonton film horor, terutama karya negeri sendiri.

Di IMDb sendiri nilai untuk film Kisah Tanah Jawa adalah sebesar 7.2/10 sampai tulisan ini dibuat. Sementara itu dengan mempertimbangkan ulasan di atas, saya memberinya cukup sebesar 7.0/10.

Nah bagi Kompasianer yang penasaran seperti apa ulasan kisah ini, bisa tonton trailer filmnya dulu di sini ya:


Baiklah, sekian ulasan film yang bisa saya tulis di sini. Semoga bermanfaat bagi para pembaca dan terima kasih sudah menyempatkan untuk membaca.

Akhir kata, sampai jumpa di tulisan selanjutnya!

-M. Gilang Riyadi, 2023-

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun